GNOMEO & JULIET (2011)

Tidak ada komentar

Kisah tragedi ciptaan William Shakespeare, "Romeo & Juliet" memang tidak pernah habis dan sudah berulang kali diadaptasi dalam berbagai media termasuk film layar lebar. Tapi baru kali ini kisah tersebut diadaptasi dalam bentuk animasi bertokoh utama Gnome alias patung-patung kecil/kurcaci yang biasa ditempatkan di halaman belakang rumah. Dalam pandangan saya film ini mencoba menarik penonton dengan menggabungkan kisah cinta "Romeo+Juliet" dengan ramuan petualangan mainan hidup ala "Toy Story". Tahun lalu saya berhasil dibuat terhanyut dengan kisah romansa animasi dalam "Rapunzel". Apakah film ini mampu memberikan kesan yang sama?

Mr. Capulet (Richard Wilson) dan Mrs. Montague (Julie Walters) adalah tetangga yang tinggal berdampingan. Tetapi keduanya saling bermusuhan. Tiap ebrtemu mereka selalu mencela satu sama lain. Dan ternyata permusuhan itu ikut menjalar pada patung Gnome yang mereka miliki. Gnome merah milik Mr. Capulet dan Gnome biru milik Mrs. Montague saling bermusuhan sejak lama. Setiap Gnome membenci lawan mereka tanpa terkecuali. Termasuk Gnomeo (James McAvoy) yang merupakan puera dari Lady Blueberry (Maggie Smith) pimpinan dari Gnome biru. Sedangkan di pihak Gnome bertopi merah, Juliet Capulet (Emily Blunt) berusaha membuktikan pada sang ayah yang merupakan pimpinan bahwa dirinya bukanlah wanita yang rapuh. Melalui sebuah pertemuan tidak disengaja, Gnomeo dan Juliet bertemu dan jatuh cinta. Tapi mereka sadar kisah cinta mereka tidak akan berhasil karena keluarga mereka saling bermusuhan seperti nasib Romeo dan Juliet.


Film ini sangat berpotensi menghadirkan adegan romantis yang mengikat penontonnya. Tapi eksekusi yang naggung membuat hal tersebut tidak terjadi. Ketidaksanggupan sutradara Kelly Asbury dalam memisahkan mana adegan yang harus dibuat seru dan menegangkan dan mana yang harus dibuat damai dan romantis adalah salah satu faktor kegagalan tersebut. Adegan pertemuan Gnomeo dan Juliet sebenarnya berpotensi romantis layaknya adegan Rapunzel dan Flynn bernyanyi bersama diatas perahu memandang lampion bercahaya dalam "Rapunzel". Tapi usaha untuk membuat adegan tersebut menyenangkan dan seru ditonton anak-anak (laki-laki khususnya) justru membuatnya jadi hambar. Adegan kencan antara mereka malah lebih tidak menggigit lagi. Padahal lagu-lagu yang ditampilkan dalam film ini (Mayoritas garapan Elton John) sudah sangat menarik dan pas penggunaannya. Bahkan kisah cinta Featherstone sang flamengo pink yang ditampilkan sebagai selingan malah lebih menarik dan menyentuh bagi saya.

Untungnya diluar adegan romansa yang kurang berhasil, film ini masih menyimpan beberapa adegan aksi yang cukup seru dan komedi yang masih bisa memancing tawa walaupun kadang juga gagal mengenai sasaran. Salah satu adegan yang gagal dan buat saya tidak penting adalah ending. Oke, menggunakan adegan musikal untuk ekspresi kebnhagiaan sah-sah saja, tapi buat saya di film ini adegan itu dihadirkan agak berlebihan. Apalagi dengan menghadirkan kembali karakter yang diceritakan sudah mati secara sangat maksa. Kelebihan lain yang dimiliki film ini ada pada grafisnya yang menarik dan full colour. Warna-warna cerah yang digunakan memang menarik dipandang. Apalagi penggambaran patung Gnome yang ada sangatlah detil. Jadi kita tidak melihat hanya sekedar tokoh kartun kurcaci tapi kedetailan yang ada membuat mereka benar-benar terlihat dan terasa sebagai patung kecil yang hidup. Grafis itu juga dibalut dengan efek 3D yang menambah cantik grafis.

OVERALL: Diluar segala kekurangan khususnya pada kegagalan penceritaan romansa, setidaknya "Gnomeo & Juliet" masih memenuhi standar film animasi untuk masuk kategori menarik dan layak tonton.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: