MIDNIGHT IN PARIS (2011)
Kita semua tahu bahwa Woody Allen adalah sutradara yang sangat produktif menghasilkan film. Tercatat sejak tahun 1992 Woody selalu membuat film tiap tahunnya. Totalnya dalam 20 tahun terakhir dia telah membuat 22 film yang cukup sukses secara kualitas dan komersial. Tapi 2 filmnya yang terakhir, "You Will Meet a Tall Dark Stranger" dan "Whatever Works" dinilai sebagai penurunan kualitas dari seorang Woody Allen. Saya sendiri tidak bisa menyatakan setuju atau tidak karena dari deretan panjang filmography sutradara berambut putih tersebut saya baru menyaksikan 1 filmnya yakni "Vicky Cristina Barcelona".
"Midnight in Paris" yang dianggap sebagai usaha Woody Allen mengembalikan kebesarannya berkisah mengenai sepasang kekasih yang lebih tepatnya sudah bertunangan yaitu Gil (Owen Wilson) dan Inez (Rachel McAdams) yang beberapa saat tinggal di Paris karena orang tua Inez sedang ada urusan bisnis disana. Gil yang merupakan penulis novel sebenarnya mempunyai kepribadian yang sangat bertolak belakang dengan tunangannya tersebut. Gil jatuh cinta dengan nuansa Paris yang memiliki romantisme tersendiri dan ingin pindah kesana sedangkan Inez tidak sama sekali.
Perasaan jatuh cinta akan Paris itulah yang membawa Gil kedalam pengalaman aneh disaat Paris memasuki tengah malam dimana dia akan dibawa masuk kedalam sebuah mobil yang akan membawanya kembali ke tahun 20an dan bertemu dengan para seniman macam Hemingway (Corey Stoll), Scott Fitzgerald (Tom Hiddlestone) Salvador Dali (Adrien Brody), hingga Pablo Picasso (Marcial Di Fonzo Bo). Bahkan Gil juga bertemu dengan seorang gadis bernama Adriana (Marion Cotillard). Kita tidak hanya diajak menonton pengalaman magis yang dialami Gil tapi juga diajak ikut merasakan perasaan tersebut. Perasaan kagum akan keindahan dan romantisme Paris serta pertemuan dengan seniman-seniman ternama. Yang jelas semuanya terangkum dalam satu kata apalagi kalau bukan "Cinta".
Saya tidak memikirkan penjelasan nalar bagaimana Gil bisa sampai masuk ke masa silam hanya dengan menaiki sebuah mobil kuno, karena yang jadi sorotan utama bukanlah perjalanan menembus ruang dan waktu, tapi bagaimana Gil bisa jatuh cinta pada berbagai hal entah itu Prancis, seni menulis, sampai wanita-wanita dalam hidupnya. Semua itu juga akan menular pada kita sebagai penonton yang akan jatuh cinta dengan Paris dengan alunan musiknya yang indah serta nuansanya yang begitu romantis. Gil jatuh cinta dengan Adriana kita pun demikian. Penampilan seorang Marion Cotilard yang cantik dan anggun membuat penonton tidak akan kesulitan jatuh cinta padanya. Sementara itu disisi lain karakter Rachel McAdams begitu menyebalkan sehingga kita akan benar-benar merasakan perasaan seorang Gil yang galau. Penambahan berbagai macam karakter seniman terkenal dari masa lalu juga menambah daya tarik film ini dengan catatan kita tahu siapa senima yang dimaksud.
Dengan durasi yang tidak terlalu lama, hanya 90 menit praktis "Midnight in Paris" tampil dengan cerita yang padat. Sebuah keputusan tepat karena penambahan durasi meskipun hanya 15 menit akan berpotensi membuat film ini membosankan di beberapa bagian. Tapi dengan pengemasan seperti ini, film ke-41 buatan Woody Allen ini benar-benar jadi komedi romantis yang paling tomantis tahun ini. Layaknya segelas anggur yang seringkali diteguk oleh tokoh-tokohnya, film ini juga adalah film yang memabukkan dalam artian postifi dan membuat penontonnya ketagihan mengikuti perjalanan Gil menembus masa lalu sambil tetap membawa cinta dan romantisme.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar