NEKROMANTIK 2 (1991)
Film pertama "Nekromantik" meninggalkan kesan yang unik buat saya. Film tersebut sangat menjijikkan, membuat miris tapi disisi lain saya cukup mengagumi bagaimana Jorg Buttgereit memvisualisasikan necrophillia tanpa harus terlihat murahan. 4 tahun berselang semenjak film pertamanya, Buttgereit kembali dengan sekuelnya. Jelas saja saya penasaran hal gila macam apalagi yang akan dia pertontonkan disini. Apalagi ending film pertamanya yang mengisyaratkan akan ada sekuel. Saya rupanya sudah tertipu dengan ending film pertamanya dimana saya mengira sosok wanita itu adalah Betty, kekasih Rob yang minggat. Tapi ternyata itu adalah orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan film pertama.
Film dibuka dengan klimaks memorable dari film pertama dimana Rob diperlihatkan (lagi) melakukan bunuh dari sambil orgasme. Kemudian adegan berlanjut ke daerah pemakaman. Disana ada Monika (Monika M.) seorang suster yang menderita necrophilia sama seperti Rob. Rupanya berita tentang Rob telah sampai kepada Monika dan hal itu membuat dia terbosesi kepada Rob....emmm, mayat Rob maksudnya. Monika lalu memutuskan membongkar makam Rob dan membawa mayatnya yang sudah membusuk ke apartemennya. Disanalah dia mulai "bermain" dengan mayat Rob.
Disisi lain diperlihatkan, Mark (Mark Reeder) adalah seorang dubber film porno. Diceritakan Mark membuat janji untuk nonton bareng teman wanitanya. Tapi karena temannya itu tidak kunjung datang Rob memilih memberikan tiket tersebut kepada wanita lain yang tidak sengaja ia temui disana. Wanita itu tidak lain adalah Monika. Pertemuan tersebut ternyata berlanjut menjadi hubungan spesial. Mark jatuh cinta pada Monika. Monika sendiri merasakan dilema apakah ia lebih Mark ataukah mengikuti nafsunya sebagai necrophilia dengan memilih mayat Rob?
Jorg Buttgereit nampaknya tahu benar bahwa dia tidak boleh melakukan pengulangan dengan menampilkan terlalu banyak hal atau tema yang sudah dia tampilkan di film pertama untuk sekuelnya ini. Karena itulah Buttgereit kali ini lebih mengetengahkan sisi kejiwaan penderita necrophilia disamping menampilkan bagaimana ia mencoba memenuhi nafsunya akan mayat dan hal berbau kematian lain. Hal itulah yang membuat film ini tidak memiliki gore dan adegan menjijikkan sebanyak film pertama. Malahan film ini lebih kearah drama. Memang masih ada beberapa adegan berbau gore tapi bagi yang sudah mampu "bertahan" menyaksikan film pertamanya pasti akan merasa film ini lebih "sopan" apalagi ditambah durasi yang lebih panjang setengah jam dari film pertamanya.
Saya sendiri agak merasa bosan di pertengahan film apalagi saat film ini lebih menyorot hubungan percintaan normal Mark dan Monika. Kebosanan saya juga disebabkan juga karena beberapa adegan gore seperti bercinta dengan mayat dan menguliti hewan yang kembali ditampilkan walaupun dengan cara lain (kali ini menguliti anjing laut) sudah kurang mempan karena saya sudah pernah melihat yang kurang lebih serupa di film pertama. Tapi masih tetap ada adegan yang membuat saya miris yaitu memutilasi mayat. Tapi tetap saja yang hadir hanya miris dan ngilu. Sedangkan perasaan shock sudah tidak saya rasakan lagi. Tapi sebenarnya cukup menarik mengikuti perkembangan jiwa Monika yang sempat merasa bersalah mencuri mayat Rob, dan dilema yang dia alami saat memilih cinta sejatinya. Dan tentunya Buttgereit tetap menyimpan klimaks dan ending yang maksimal. Kalau saja film ini berdiri sendiri dan bukan sekuel mungkin hasilnya akan lain. Saya rasa "Nekromantik" memang tidak membutuhkan sekuel.
OVERALL: Jelas tidak sebagus dan sesinting film pertamanya tapi masih tetap sebuah karya yang unik.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar