SATU JAM SAJA (2010)
Rano Karno dengan perusahaan "Karnos Film" miliknya kembali lagi untuk membuat sebuah film melodrama romantis berjudul "Satu Jam Saja" yang disutradarai Ario Rubbik. Selain menampilkan Vino Bastian, Revalina S. Temat dan Andhika Pratama sebagai trio bintang utama, film ini juga menampilkan Rano Karno dalam porsi yang minimalis. Rano Karno jugalah yang menulis naskah film ini. Tapi saya sudah memberikan ekspekatsi yang cukup rendah sebelum menonton karena sudah membaca beberapa review yang mengatakan ini film jelek.
Film ini berkisah diseputar kehidupan tiga sahabat, Andika (Vino Bastian), Hans (Andhika Pratama) dan Gadis (Revalina S. Temat). Persahabatan tersebut akhirnya pecah disaat Hans "khilaf" dan menghamili Gadis. Mengetahui hal itu Hans yang kebingungan memilih menjauhi kedua sahabatnya tersebut. Sedangkan Gadis kini menjadi pemurung dan meratapi kandungannya bahkan sempat berpikir untuk menggugurkan kandungannya. Andika yang tidak ingin kehidupan Gadis semakin rusak memilih bertanggung jawab atas perbuatan Hans dan bersedia menikahinya. Hans yang kemudian mengetahui pernikahan tersebut merasa harus bertanggung jawab dan kembali memasuki kehidupan Andika dan Gadis dan tentunya menciptakan konflik yang lebih dalam.
Apa yang coba ditampilkan Ario Rubbik adalah sebuah melodrama yang lambat tetapi menyentuh. Lambat bukan berarti film tersebut membosankan andaikan naskah yang ada menarik dan mendukung. Tapi sayangnya naskah yang ditulis Rano Karno pada dasarnya sudah kurang menarik karena plot yang ada sudah sering diangkat dan dialog yang ditulis begitu kaku, sehingga saat dipadukan dengan penyutradaraan Rubbik yang lambat membuat film ini terasa cukup membosankan. Padahal durasinya 90 menit tapi berasa nyaris 2 jam.
Dari ketiga pemain utamanya, Revalina adalah yang berakting paling bagus dengan terlihat begitu alami dan maksimal tiap adegannya. Dia juga cantik seperti biasa walaupun terasa terlalu cantik untuk ukuran gadis yang sedang dalam kondisi lemah. Vino Bastian juga cukup baik. Walaupun kembali menjadi karakter yang seolah hanya berteriak-teriak saat marah, tapi dalam teriakannya Vino masih bisa memperlihatkan ekspresi marah, jauh beda dengan Andhika Pratama yang terlihat hanya berteriak sekeras mungkin disaat marah dengan wajah begitu datar. Karakternya juga begitu menyebalkan dan malah membuat cerita menjadi tidak nyaman disaksikan. Bahkan disaat duo Vino-Reva bisa membuat nuansa film menjadi terlihat nyaman dinikmati dan ada beberapa adegan yang lucu dan menghibur, masuknya Andhika kembali membuat film membosankan dan menyebalkan. Secara keseluruhan ketiganya juga tidak terlihat sebagai sahabat dekat yang tiba-tiba pecah. Cuma seperti teman biasa.
"Satu Jam Saja" bukanlah film drama lokal yang buruk. Bahkan sebenarnya ada beberapa momen yang menampilkan Vino-Reva yang cukup bisa dinikmati. Tapi dialog yang kaku, dan tidak adanya greget yang cukup kuat untuk sebuah melodrama ditambah tokoh dari Andhika Pratama yang sebaiknya dibuang saja dari film ini membuat "Satu Jam Saja" menjadi film yang secara keseluruhan masih kurang kendati layak tonton. Nampaknya faktor ekspektasi yang rendah dari saya cukup berperan disini karena ternyata film ini tidak seburuk yang saya perkirakan walaupun masih sangat banyak kekurangan
RATING:
Film ini berkisah diseputar kehidupan tiga sahabat, Andika (Vino Bastian), Hans (Andhika Pratama) dan Gadis (Revalina S. Temat). Persahabatan tersebut akhirnya pecah disaat Hans "khilaf" dan menghamili Gadis. Mengetahui hal itu Hans yang kebingungan memilih menjauhi kedua sahabatnya tersebut. Sedangkan Gadis kini menjadi pemurung dan meratapi kandungannya bahkan sempat berpikir untuk menggugurkan kandungannya. Andika yang tidak ingin kehidupan Gadis semakin rusak memilih bertanggung jawab atas perbuatan Hans dan bersedia menikahinya. Hans yang kemudian mengetahui pernikahan tersebut merasa harus bertanggung jawab dan kembali memasuki kehidupan Andika dan Gadis dan tentunya menciptakan konflik yang lebih dalam.
Apa yang coba ditampilkan Ario Rubbik adalah sebuah melodrama yang lambat tetapi menyentuh. Lambat bukan berarti film tersebut membosankan andaikan naskah yang ada menarik dan mendukung. Tapi sayangnya naskah yang ditulis Rano Karno pada dasarnya sudah kurang menarik karena plot yang ada sudah sering diangkat dan dialog yang ditulis begitu kaku, sehingga saat dipadukan dengan penyutradaraan Rubbik yang lambat membuat film ini terasa cukup membosankan. Padahal durasinya 90 menit tapi berasa nyaris 2 jam.
Dari ketiga pemain utamanya, Revalina adalah yang berakting paling bagus dengan terlihat begitu alami dan maksimal tiap adegannya. Dia juga cantik seperti biasa walaupun terasa terlalu cantik untuk ukuran gadis yang sedang dalam kondisi lemah. Vino Bastian juga cukup baik. Walaupun kembali menjadi karakter yang seolah hanya berteriak-teriak saat marah, tapi dalam teriakannya Vino masih bisa memperlihatkan ekspresi marah, jauh beda dengan Andhika Pratama yang terlihat hanya berteriak sekeras mungkin disaat marah dengan wajah begitu datar. Karakternya juga begitu menyebalkan dan malah membuat cerita menjadi tidak nyaman disaksikan. Bahkan disaat duo Vino-Reva bisa membuat nuansa film menjadi terlihat nyaman dinikmati dan ada beberapa adegan yang lucu dan menghibur, masuknya Andhika kembali membuat film membosankan dan menyebalkan. Secara keseluruhan ketiganya juga tidak terlihat sebagai sahabat dekat yang tiba-tiba pecah. Cuma seperti teman biasa.
"Satu Jam Saja" bukanlah film drama lokal yang buruk. Bahkan sebenarnya ada beberapa momen yang menampilkan Vino-Reva yang cukup bisa dinikmati. Tapi dialog yang kaku, dan tidak adanya greget yang cukup kuat untuk sebuah melodrama ditambah tokoh dari Andhika Pratama yang sebaiknya dibuang saja dari film ini membuat "Satu Jam Saja" menjadi film yang secara keseluruhan masih kurang kendati layak tonton. Nampaknya faktor ekspektasi yang rendah dari saya cukup berperan disini karena ternyata film ini tidak seburuk yang saya perkirakan walaupun masih sangat banyak kekurangan
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
3 komentar :
Comment Page:Wah saya belum nonton film ini. Tapi soal aktingnya Vino G. Bastian itu, saya juga memang melihat kalo dia itu memang jago dalam meranin seorang karakter dengan emosi dan jiwa yg meledak2. Khas anak muda banget dia. :)
Saya suka Vino G. Bastian di film "Catatan Akhir Sekolah."
Salam kenal.
Izin Follow.
Tapi kayaknya emosi marah gak harus dengan teriak, untungnya Vino bisa nampilin ekspresi yg pas gak kayak Andhika yg teriak tapi mukanya datar
Thx follow & kunjungannya :D
wah,saya udah nonton. Aktingnya Vinoo Bastian emang top markotop. Vino selalu tampil all out disetiap peran nya. Masalah cerita memang awalnya meyaknkan, tapi akhirnya jadi sedikit mengecewakan. Aktingnya ANDHIKA PRATAMA ga banget, malahan dia annoying disini.
Posting Komentar