ANOTHER EARTH (2011)

7 komentar
Jangan tertipu dengan judul ataupun materi promosi yang diberikan film ini, karena debut penyuteradaraan Mike Cahill ini tidaklah berfokus pada eksplorasi dan penelusuran mengenai "Bumi yang lain" tapi lebih condong kearah drama daripada science fiction. Memang film ini menampilkan kembaran Bumi, tapi sama seperti Melancholia yang lebih terfokus pada psikologis karakternya dibandingkan mengenai akhir dunia, Another Earth juga lebih berfokus pada penebusan dosa dan penerimaan diri serta berbagai hal lain yang menyangkut dramanya dibandingkan fokus pada keberadaan kembaran Bumi yang apabil diterapkan untuk film Roland Emerich bisa menghasilkan sebuah plot mengenai kesalah pahaman antara 2 dunia (baca: 2 Amerika) yang akhirnya menimbulkan perang besar antara kedua planet.

Rhoda Williams (Brit Marling) adalah seorang siswi SMU yang cerdas. Hal itu dia buktikan saat berhasil diterima di MIT. Sepulang dari pesta untuk merayakan keberhasilannya tersebut, Rhoda yang menyetir sendirian dalam keadaan mabuk mendengarkan sebuah berita di radio tentang kemunculan sebuah planet berwarna biru yang katanya sangat mirip dengan Bumi. Rhoda yang penasaran terus meperhatikan planet tersebut tanpa sadar bahwa mobilnya sedang melaju kencang tepat kearah mobil yang dinaiki seorang komposer, John Burroughs (William Mapother) bersama istri dan anaknya. Akhirnya tabrakan tak bisa dihindari dan merenggut nyawa istir dan anak John. John sendiri mengalami koma untuk beberapa waktu, sedangkan Rhoda harus mendekam dalam penjara selama 4 tahun. Kejadian itu akhirnya menghancurkan hidup Rhoda dan John, sementara kembaran Bumi yang dijuluki "Earth Two" makin nampak jelas. Bagaimana keduanya bisa menghadapi kehidupan masing-masing pasca tragedi tersebut dan apa hubungannya dengan "Earth Two"?

Memang unsur sci-fi yang ditampilkan dalam film ini hanyalah sebagai kemasan saja sedangkan isinya adalah mengenai drama penebusan dosa, memperbaiki kehidupan, dan tentunya penerimaan diri atas hidup yang kita jalani. Meskipun begitu, balutan sci-fi dalam film ini tetap saja menarik bagi saya. Kalau dicermati sebenarnya banyak sekali lubang dalam teori-teori dan kejadian mengenai science-fiction dalam film ini, tapi buat saya itu tidak masalah. Layaknya Midnight in Paris yang tidak fokus kepada time travel melainkan kepada aspek romantis yang manis, Another Earth juga tidak memfokuskan pada eksplorasi terhadap "Earth Two" tapi lebih bagaimana kemunculan planet itu mempengaruhi hidup Rhoda dan John, lalu bagaimana planet itu juga cukup mempengaruhi bagaimana keduanya mencoba memperbaiki kehidupan masing-masing. Saya adalah termasuk penonton yang tidak keberatan juga akan porsi yang diberikan pada "Earth Two" dimana banyak yang mengkritisi peran kembaran Bumi tersebut yang terlau minim dalam membangun cerita film ini.

Tapi sebenarnya saya tidak setuju dengan pendapat bahwa "Eart Two" kurang berperan, karena jika dilihat lagi justru planet itulah penyebab awal semua konflik dalam film ini. Semuanya berasal dari first contact antara Rhoda dengan planet itu, dan diakhiri juga dengan sebuah keputusan yang diambil Rhoda berkaitan dengan perjalanan yang akan dia lakukan menuju "Earth Two". Sementara itu di pertengahan, drama yang disajikan memang terasa terlalu lambat dan itulah kekurangan film ini bagi saya. Tapi dramanya sendiri menarik dan cukup bisa menghasilkan beberapa perenungan bagi penontonnya. Penebusan dosa, perbaikan kehidupan, hingga pencarian akan kehidupan yang lebih baik adalah beberapa hal yang diangkat dalam film ini. Saya juga bisa meliaht bahwa terkadang hal-hal seperti kebahagiaan itu bisa datang dari hal yang paling tidak kita duga sekalipun.
Meski lebih fokus pada dramanya, Another Earth justru punya sebuah adegan sci-fi yang bisa membuat saya merinding ngeri, yaitu saat dilakukannya transmisi radio untuk pertama kalinya antara Bumi dan "kembarannya" dimana disitu makin terbukti bahwa kehidupan dalam kedua planet itu identik. Seolah saya baru secara langsung menyaksikan sebuah penemuan antariksa yang luar biasa. Selain itu dalam film ini juga banyak teori yang cerdik mengenai "Earth Two" dan sebagainya. Saya tidak bilang cerdas karena harus diakui banyak lubang dalam sci-fi film ini, tapi saya lebih suka kata "cerdas" karena bagaimana kaitan antara aspek teori yang satu dengan yang lain sangat menarik meski logikanya terasa kurang tepat.

Selain film yang bagus, Another Earth juga memunculkan sebuah benih baru dunia perfilman bernama Brit Marling. Tidak hanya berakting bagus dan berawajah cantik, dia juga menulis naskah untuk film ini bersama dengan sang sutradara, Mike Cahill. Semoga saja namanya cepat melambung baik itu sebagai aktris ataupun penulis naskah. Hollywood butuh naskah yang berani ambil resiko seperti yang dia tulis untuk film ini. Mike Cahill sendiri juga cukup berperan sangat besar karena selain menjadi sutradara dan penulis naskah bersama Brit Marling, dia jugalah yang menjadi sinematografer film ini dan sukses menghadirkan gambar-gambar indah yang menghadirkan "Earth Two" mengorbit diluar Bumi kita ini. Sebuah kerja bagus dari kedua pendatang baru ini.

7 komentar :

Comment Page:
Fariz Razi mengatakan...

sukaaa bgt sama akting brit marling disini, tapi kurang suka filmnya hehe idenya bagus (bgt) tapi eksekusinya agak mengecewakan, mungkin gara2 ekspektasi jg kali ya hahaha

Rasyidharry mengatakan...

Pasti ekspektasinya film sci-fi murni gitu ya?
Ckckck udah aktingnya bagus, cantik juga tuh si Marling :D

Fariz Razi mengatakan...

pengennya malah drama syid haha tapi kok pas nntn kayak kurang nampol... btw jg suka bgt sama endingnya!! *tiba2 pengen nntn ulang*

Unknown mengatakan...

mau nanya, itu diakhir pelm ada 2 rhoda maksudnya ginamana ya

Rasyidharry mengatakan...

Yang satu Rhoda dari Earth 2

Anonim mengatakan...

Film drama bikin kantuk

Nusakambangan Scooter Club mengatakan...

waow, ane pikir pertama kali nnton itu sci-fi hehehe