SNOWTOWN (2011)
Film ini diangkat dari sebuah kejadian nyata, yaitu sebuah kasus pembunuhan berantai yang terjadi di Australia. Kasus yang dikenal dengan sebutan The Snowtown Murders atau Bodies in Barrels Murders terjadi antara tahun 1992 sampai 1999 dimana John Bunting adalah pelaku utama dalam pembunuhan yang menewaskan 11 orang tersebut (awalnya tuduhan adalah 12 orang namun satu diantaranya tidak cukup bukti).Dalam kasus pembunuhan yang disebut sebagai kasus pembunuhan terburuk sepanjang sejarah Australia tersebut, tidak hanya John Bunting saja yang menjadi terdakwa, karena ada beberapa orang yang juga ikut membantu John baik itu ikut dalam pembunuhan maupun membantu menutupi pembunuhan tersebut. Sampai akhirnya sutradara Justin Kurzel mengangkat kasus tersebut dalam film ini dengan naskah yang ditulis oleh Shaun Grant. Yang unik dari filmnya adalah ceritanya tidak berdasarkan sudut pandang dari John Bunting melainkan James Vlassakis yang didakwa bersalah atas empat kasus pembunuhan. Sebuah pilihan yang unik karena biasanya sebuah film yang diangkat dari kasus pembunuhan berantai akan mengambil sudut pandang dari sang pembunuh dan menengok latar belakangnya.
Kisahnya berawal dari kasus pelecehan seksual yang menimpan ketiga putera dari Elizabeth Harvey (Louise Harris) dimana salah satunya adalah James Vlassakis (diperankan oleh Lucas Pittaway yang mengingatkan saya pada Heath Ledger dan Ray Toro). Pelecehan tersebut dilakukan oleh seorang pedofil yang tinggal di seberang rumah mereka yang ironisnya pria itu sedang menjadi kekasih ibu mereka. Merasa tidak mendapat bantuan yang memuaskan dari polisi, Elizabeth menceritakan hal ini pada Barry (Richard Green), seorang gay yang sedang berniat menjadi transsexual. Barry lalu memperkenalkan Elizabeth pada John Bunting (Daniel Henshall). John kemudian mulai melakukan teror kepada si pria pedofil itu mulai dari yang "ringan" seperti menggeber motornya tengah malam tepat didepan pintu rumah pria tersebut sampai membuang bangkai rusa yang telah dipotong dan dihancurkan didepan rumah pria tersebut. Kehadiran John ternyata membuat kehidupan keluarga tersebut kembali nyaman. James sendiri melihat sosok ayah yang selama ini ia rindukan ada pada John. Tapi lama kelamaan sosok John yang sebenarnya mulai muncul. John yang begitu membenci pedofil dan gay mulai menyeret James kedalam cara hidup John yang selalu mengandalkan kekerasan dan tidak segan membunuh orang yang tidak ia sukai. James sendiri tidak kuasa menolak karena John adalah sosok yang tidak hanya menyeramkan namun juga penuh wibawa.
Dengan mengangkat sudut pandang James, jelas film ini tidaklah akan menyoroti persoalan motif mengapa pembunuhan ini terjadi. Kita dibiarkan melihat John sebagai sosok yang absolut dan tanpa latar belakang.Sudut pandang James jelas membuat kita menyaksikan sisi lain dari kasus tersebut. Tidak bisa dipungkiri siapa saja yang mendengar adanya kasus ini pasti mengalihkan perhatiannya pada John dan mencoba mencari latar belakang kehidupannya yang sudah cukup banyak tersebar di internet. Tapi saya yakin lebih sedikit orang yang menengok tentang latar belakang James. Mungkin banyak tapi rasanya tidak akan terlalu mendalaminya. Nampaknya hal itulah yang membuat Shaun Grant lebih memilih menulis naskahnya lewat sudut pandang James. Bersama James kita akan melihat bagaimana sosok bocah yang polos dan menjadi korban beberapa pelecehan seksual pada akhirnya dipaksa untuk berubah menjadi mesin pembunuh oleh John. Ini adalah kisah transformasi good to evil juga victim to culprit. Hal itu ditampilkan dengan baik oleh film ini. Dari awal kita akan melihat sosok James sebagai remaja yang polos dan sangat pasrah terhadap keadaannya. Dia tidak pernah melawan saat dilecehkan. Lalu perlahan kedatangan John memaksa James ikut terlibat, hingga akhirnya sampai pada ending yang seolah menggambarkan James yang telah menutup pintu kebaikan hatinya.
Interaksi antara John dan James terlihat sebagai interaksi pemegang kekuatan dengan yang lemah. John sebagai pihak yang kuat pada awalnya mencengkeram James secara perlahan, membuat James yang rindu akan sosok ayah tidak bisa lepas dan tidak rela melepasnya. Kemudian perlahan John mulai memantapkan cengkeraman tersebut dan membawa James menjadi bagian dirinya. Membuat James harus selalu menuruti perintahnya James menjadi tidak sedikitpun berdaya dan ironisnya menjadi tidak ada bedanya dengan saat ia harus menerima pelecehan seksual diawal cerita. Hal itu terlihat saat John dan rekannya Robert sedang menyiksa Troy. Yang dilakukan James bukanlah menghentikan keduanya atau mencari bantuan melainkan memilih menghilangkan rasa sakit Troy dengan membunuhnya langsung. Film ini memang berhasil dalam hal menampilkan dilema yang dialami oleh James yang begitu nyata sebagai sosok ketidak berdayaan. Nuansa kelam juga terasa kental sepanjang film lewat gambar-gambar diam yang begitu dingin dan musiknya yang menghadirkan kesan misterius sekaligus menegangkan. Beberapa momen juga menghadirkan kesadisan yang mampu membuat meringis. Ada dua momen paling membuat miris yaitu momen pemotongan rusa dan penyiksaan Troy. Memang pada akhirnya adegan pembunuhan terhadap tiap korbannya nyaris tidak ditampilkan demi menghormati keluarga korban, namun semua itu diganti dengan diperdengarkannya rekaman suara saat korban dibunuh lengkap dengan adegan slow motion. Sebuah penyajian yang cukup unik.
Mempunyai dasar cerita yang kuat dan kisah dengan kedalaman cerita yang cukup ternyata tidak membuat Snowtown berakhir sebagai film yang bagus. Film ini sayangnya punya cara penyajian yang terasa membingungkan. Seringkali tiba-tiba kita akan disuguhkan karakter baru yang entah siapa dan berperan sebagai apa. Berbagai momen juga sering terasa tidak jelas apa motif yang melatar belakangi terjadinya hal tersebut. Satu kekurangan tersebut nyatanya berdampak sangat besar pada keseluruhan film. Ceritanya seringkali tidak jelas bergulir kearah mana dan terasa membingungkan. Saya sendiri sampai harus menonton ulang untuk tahu bagaimana rangkaian cerita yang lengkap dan siapa saja karakter yang muncul didalamnya. Bahkan rasanya membutuhkan bantuan dari wikipedia untuk bisa memahami banyak hal dalam film ini. Tentu saja hal tersebut amat sangat disayangkan, mengingat Snowtown nyaris punya segalanya untuk jadi sebuah film kriminal yang bagus. Cerita menarik yang diangkat dari kisah nyata, konflik karakter yang menarik dan mendalam, adegan-adegan sadis yang membuat ngilu, sampai akting para pemainnya yang baik adalah berbagai kelebihan yang dipunyai Snowtown. Bahkan selain seputar James, film ini juga tidak lupa menyoroti tentang masyarakat yang seolah peduli tentang sebuah kasus dimana mereka sering membicarakannya dan larut dalam obrolan tentang bagaimana cara menghentikan sebuah hal buruk yang terjadi, namun semua itu hanya terhenti pada obrolan tanpa ada tindakan nyata. Tapi sayang semua itu seolah tenggelam hanya karena penyajiannya yang membingungkan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar