GANGSTER SQUAD (2013)

Tidak ada komentar
Pada awalnya film yang disutradarai oleh Ruben Fleischer (Zombieland, 30 Minutes or Less) akan dirilis pada 7 September 2012, tapi akibat insiden Aurora Mass Shooting film ini harus menunda jadwal perilisannya. Hal itu diakibatkan adanya adegan baku tembak di dalam bioskop sehingga diputuskan dilakukan shooting ulang untuk adegan tersebut. Jadwal rilisnya pun mundur hingga 11 Januari 2013. Gangster Squad awalnya adalah salah satu dari beberapa film yang paling saya tunggu di tahun 2012 karena melihat jajaran pemainnya. Jumlah bintangnya tidak main-main, ada Josh Brolin, Ryan Gosling, Sean Penn, Emma Stone, Nick Nolte, Anthony Mackie, Giovanni Ribisi hingga Michael Pena. Namun melihat jadwal diundurnya saya jadi agak pesimis. Bulan Januari dikenal sebagai tempat perilisan dua jenis film. Yang satu adalah film-film yang bersaing di ajang Oscar dan di tahun sebelumnya mendapat rilisan terbatas. Sedangkan satu lagi adalah film-film berkualitas buruk. Gangster Squad jelas tidak masuk kategori pertama. Jadi apakah film yang berdasarkan kisah nyata tentang seorang gangster bernama Mickey Cohen ini adalah film yang memuaskan atau lagi-lagi satu dari sekian banyak "sampah" yang dirilis pada Januari?

Pada tahun 1949, Los Angeles benar-benar telah dikuasai oleh gangster bernama Mickey Cohen (Sean Penn). Dia menguasai hampir semua bisnis, dan kekayaannya benar-benar ia manfaatkan juga untuk menyogok para polisi hingga hakim. Tidak ada polisi yang berani mengganggu Cohen, bahkan para polisi yang tidak korup sekalipun merasa segan untuk mencampuri urusan Cohen. Tapi ada seorang sersan bernama John O'Mara (Josh Brolin) yang selalu berpegang teguh pada prinsipnya dan taat hukum. Tapi tentu saja dia sendiri tidak cukup untuk menghentikan aksi Cohen. Apalagi pihak kepolisian tidak bersedia memberikan surat penangkapan terhadap Cohen. Sampai akhirnya Chief Parker (Nick Nolte) yang merupakan satu dari beberapa polisi yang membenci tindak kriminal Cohen meminta O'Mara untuk menciptakan sebuah tim guna menghancurkan kerajaan Cohen secara diam-diam. Tim tersebut nantinya disebut Gangster Squad. Tim tersebut terdiri dari O'Mara, Detektif Coleman Harris (Anthony Mackie) yang jago memakai pisau, Conwell Keeler (Giovanni Ribisi) yang merupakan otak dari tim, Max Kennard (Robert Patrick) yang jago menggunakan pistol dan telah membunuh 100 gangster, Navidad Ramirez (Michael Pena) yang merupakan rekan Kennard, dan Jerry Wooters (Ryan Gosling) yang diam-diam menjalin hubungan dengan kekasih Cohen, Grace Faraday (Emma Stone).

Gangster Squad dibuka dengan meyakinkan lewat berbagai adegan yang mengandung kadar kekerasan cukup tinggi. Film yang berkisah tentang kehidupan gangster memang selalu penuh kekerasan, tapi bagian awal Gangster Squad punya tingkat kekerasan yang diatas rata-rata. Tubuh yang terbelah, kepala pecah, darah berceceran adalah beberapa pemandangan yang menghiasi film ini. Pada pertengahan hingga akhir saat kekerasan frontal tersebut mulai berkurang, film ini ganti memberi kita berbagai aksi baku tembak yang seru. Jika diawal banyak darah tumpah, di tengah hingga akhir giliran berondongan peluru yang dimuntahkan dari senapan para gangster dan polisi. Gangster Squad memang akan memberikan kepuasan bagi para penonton yang mencari sebuah film penuh kekerasan dan hingar bingar suara desingan peluru. Tapi sebenarnya Gangster Squad punya potensi untuk memberikan hiburan selain dari kedua aspek tersebut, hanya saja gagal dimaksimalkan.
Film ini punya begitu banyak karakter yang sangat menarik untuk digali dan punya banyak aktor hebat yang pasti bisa mengemban tugas menghidupkan tokoh-tokoh tersebut. Tapi sayangnya naskah film ini tidak memberi kesempatan bagi mereka untuk dikembangkan. Beberapa tokoh dengan karakterisasi berbeda dan punya skill berlainan satu sama lain tentunya menarik untuk dikembangkan. Bayangkan sebuah Ocean's Eleven berlatar gangster, pasti jadinya akan sangat menarik. Mungkin hanya O'Mara dan Cohen saja yang diberi pendalaman lebih, dan tentunya Josh Brolin maupun Sean Penn sanggup memberikan penampilan yang bagus. Sedangkan penampilan Ryan Gosling dan Emma Stone sebagai pasangan jelas sudah saya tunggu-tunggu mengingat chemistry kuat mereka dalam Crazy Stupid Love. Secara individu mereka memang bagus. Gosling dengan kharisma sebagai playboy yang flamboyan dan Emma Stone yang glamor dan menggoda semuanya bagus. Tapi naskahnya lagi-lagi tidak memberi kesempatan bagi mereka mengembangkan hubungan. Ini hanyalah film tentang Josh Brolin versus Sean Penn, sedangkan karakter lain hanya sebagai tempelan.

Jalinan ceritanya jelas tidak menampilkan hal baru. Kisah tentang pertarungan polisi jujur melawan para gangster yang menguasai kota sudah begitu familiar. Gangster Squad adalah sebuah kisah peperangan antara baik dan buruk, tidak lebih. Kisah-kisah lain tentang konflik batin polisi yang harus memilih antara tugas atau kehidupan pribadi dan konspirasi antara gangster dan polisi korup hanya tempelan belaka yang tidak terlalu kuat. Jalan ceritanya sendiri mudah ditebak. Saya tidak anti terhadap sebuah film yang punya alur cerita yang standar atau mudah ditebak, karena alur semacam itu masih tetap bisa menjadi film yang luar biasa. Tapi sayangnya Gangster Squad yang pada dasarnya sudah punya alur yang mudah ditebak masih dengan baik hatinya menebar berbagai macam hint untuk apa yang akan terjadi. Itulah yang membuat jalan ceritanya terasa tidak menarik. Beberapa momen yang terasa bodoh juga sempat beberapa kali terlihat dalam film ini, membuat jalan ceritanya yang sudah sangat predictable makin mengalami penurunan kualitas. Tapi saya masih bisa menikmati Gangster Squad dengan segala keseruan yang diumbar lewat baku tembak dan kekerasan di dalamnya, meskipun film ini tidak punya kedalaman cerita yang sebenarnya punya potensi besar untuk dikembangkan.


Tidak ada komentar :

Comment Page: