TRANCE (2013)
Danny Boyle adalah sutradara yang hebat, dan pernyataan tersebut memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Kemampuannya dalam menselaraskan style dengan substance memang luar biasa seperti yang kita jumpai dalam film-filmnya mulai dari Trainspotting, 28 Days Later, Slumdog Millionaire hingga 127 Hours. Maka disaat Boyle membuat sebuah film yang katanya meramu unsur realita dan fantasi menjadi satu saya sangat tertarik. "Pasti bakal jadi film yang gila!" begitu pikir saya. Membaca berbagai review yang ada, banyak orang menyebut Trance laksana gabungan Memento dan Inception. Ya, dua film Nolan dengan plot twist gila itu digabung menjadi satu? Apakah Trance memang sehebat itu? Meski penasaran, saya sendiri sedikit ragu bahwa Trance akan sehebat yang saya dengar mengingat secara pendapatan film ini merugi dan pendapat kritikus terbilang biasa saja. Angka 69% di Rotten Tomatoes jelas tidak jelek tapi juga bukan angka bagi film yang dikatakan sebagai gabungan Memento dengan Inception. Sebenarnya ide tentang film ini sudah muncul hampir 20 tahun lalu saat Boyle baru saja merampungkan debut filmnya, Shallow Grave. Tapi karena menurut Boyle naskah milik Joe Ahearne tersebut akan sulit digarap pada waktu itu, jadilah rencana tersebut batal meski akhirnya Trance sempat dibuat sebagai film televisi pada 2001. Tapi Boyle tidak pernah melupakan naskah milik Ahearne tersebut dan setelah hampir dua dekade berlalu ia pun membuatnya.
Simon Newton (James McAvoy) adalah seorang juru lelang yang suatu hari mendapati pelelangan yang tengah berlangsung diserbu oleh sekawanan perampok yang berniat mencuri lukisan seharga 25 juta. Sesuai prosedur, Simon akan membawa lukisan tersebut dan membuangnya di tempat pembuangan sampah untuk menyelamatkannya, tapi di tengah perjalanan ia dihadang oleh Franck (Vincenct Cassel) yang merupakan pimpinan dari para perampok tersebut. Mencoba melawan, Simon akhirnya harus mendapat sebuah pukulan yang membuatnya pingsan dan lukisan itupun berhasil dibawa pergi oleh para perampok. Namun mereka terkejut saat mengetahui yang mereka bawa ternyata hanya sebuah bingkai kosong tanpa berisi lukisan yang mereka incar. Hanya Simon lah yang tahu dimana keberadaan lukisan tersebut, dan sayangnya akibat pukulan yang diberikan oleh Franck di kepalanya, Simon mengalami amnesia. Dia sama sekali tidak mengingat dimana ia terakhir menyembunyikan lukisan tersebut. Untuk itulah Franck membawa Simon untuk mendatangi seorang ahli hipnosis guna mendapatkan ingatannya kembali. Simon pun memilih datang ke tempat Elizabeth Lamb (Rosario Dawson). Terapi hipnosis dilakukan pada Simon yang pada akhirnya secara perlahan justru mengungkap berbagai macam rahasia serta konspirasi yang terjadi dalam perampokan tersebut.
Trance memang bermain-main dalam ranah dimana kenyataan berbaur dengan khayalan dan imajinasi yang disebabkan oleh ingatan yang kabur atau menghilang. Hal tersebut memang berpotensi untuk menciptakan sebuah misteri yang menarik untuk diikuti dan berpotensi pula memberikan berbagai kejutan demi kejutan pada penonton. Sampai pada ranah konsep serta dasar ceritanya, memang Trance terasa sebagai gabungan dari Inception dan Memento. Tapi untuk menyamakan film ini dengan kedua film tersebut secara hasil akhir saya rasa tunggu dulu, masih banyak aspek yang perlu diperhatikan disini. Bicara soal gaya, pada dasarnya Boyle dan Nolan memang memiliki sebuah kemiripan, yakni sama-sama gemar memakai plot yang tidak linier pada film-film mereka. Boyle memang kerap memakai momen flashback yang tiba-tiba memotong ceritanya yang tengah berjalan maju guna menjelaskan lebih jauh mengapa atau apa yang membuat sang karakter tiba pada poin saat itu. Dalam Trance gaya tersebut masih dipertahankan namun fungsinya sedikit beralih yakni untuk menyajikan sebuah twist baik itu memberikan jawaban mengejutkan atau membuat plot-nya menjadi terasa lebih rumit. Disinilah saya mengerti alasan banyak orang menyamakan film ini dengan Memento.
Permasalahannya, usaha Boyle untuk menciptakan twist dengan membuat penontonnya kebingungan terasa hambar dan tidak bermakna disini. Dalam satu poin inilah terdapat jurang besar yang memisahkan dua masterpiece Nolan tersebut dengan Trance milik Danny Boyle. Disaat Nolan mampu mengajak penontonnya terikat pada poin "saat ini" dalam plot-nya sambil terus membuat mereka penasaran akan jawaban dari misterinya, Boyle tidak berhasil melakukan itu. Trance memang dibuka dengan sangat menarik dan punya berbagai misteri besar yang cukup menantang untuk dipecahkan. Tapi seiring dengan berjalannya film, ketertarikan saya untuk ukut "berpartisipasi" dalam memecahkan misteri yang ditebarkan Boyle makin berkurang. Karena apa? Karena pada dasarnya Trance adalah sebuah misteri sederhana yang coba sekuat tenaga untuk dibuat serumit mungkin. Tapi bukankah Memento juga sederhana namun coba dibuat rumit? Memang begitu, tapi seperti yang sudah saya tuliskan diatas, Boyle tidak mampu membuat cerita yang menjadi penghubung antara konflik dengan twist jawabannya menjadi menarik. Trance mungkin tidak sampai berantakan karena Boyle adalah seorang pencerita yang baik, namun untuk menyajikan sebuah kepuasan menonton berkat alur menarik serta twist yang kurang ajar, Trance jelas belum sampai kesana.
Trance mungkin bukan masterpiece layaknya Memento atau Inception, tapi juga jelas bukan sebuah film yang buruk. Misterinya mungkin tidak begitu mengcengkeram perhatian saya tapi masih menarik untuk diikuti walaupun sayangnya sempat keluar jalur terlalu jauh di bagian tengah yang makin menurunkan daya tariknya. Pada saat semua faktanya dibeberkan pun saya tidak sampai terperanjat dan hanya bergumam "oh, gitu toh ternyata". Tapi setidaknya jika bicara masalah twist, Trance akan punya banyak twist berlapis yang siap secara bergantian memberi kejutan demi kejutan meski tidak ada satupun kejutan yang terasa luar biasa. Untungnya, Boyle masih tetap setia mempertahankan gayanya dalam hal visual yang penuh warna dan memiliki sinematografi yang indah lewat berbagai pengambilan gambar yang unik. Pada akhirnya Trance memang sangat terbantu oleh hal-hal diluar ceritanya, seperti aspek visualnya, kemudian gaya Boyle yang merangkum filmnya dengan cut cepat yang tidak memusingkan kepala dan membuat filmnya terus berjalan dengan dinamis, sampai iringan musik elektronik yang berhasil membangun nyawa tiap adegannya. Trance mugkin bukan masterpiece, tapi jelas sebuah tontonan thriller-kriminal berbalut misteri menarik yang bergerak cepat dan sering menghantam dengan keras sekaligus tampil seksi dalam balutan warna-warni serta sosok Rosario Dawson.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
5 komentar :
Comment Page:Saya pribadi kurang suka dengan satu jam pertamanya yang agak bertele-tele. Jalan cerita mulai bagus masuk setengah jam terakhir ketika twistnya mulai dibongkar satu-satu.
sampe sekarang aku masih bingung, ciyus. siapa yg jahat. dan apakah itu hanya satu org. sepertinya harus nonton sekali lagi nih.
Coba ditonton lagi nggak terlalu rumit sebenernya :)
Saya udah nnton dua kali tapi masih bingung. Ada beberapa aja yg saya fahami. Kalau sblmnya Simon pernah ada hubungan dng Elizabeth yg menghipnotisnya untuk menghapus ingatannya dan mencuri lukisan untuknya. Tapi agak bingung dgn akhirnya tentang Franck juga Elizabeth. Apa mereka ada hubungan jg atau apa? Ataukah Franck jg d bawa kendali Elizabeth. Tolong jelaskan sedikit :)
Seinget saya sih di tengah proses itu Franck & Elizabeth emang sempet berhubungan dan nggak dijelasin apakah itu karena mereka sama2 saling suka atau buat manfaatin satu sama lain
Posting Komentar