HALF NELSON (2006)

1 komentar
Diadaptasi dari sebuah film pendek berjudul Gowanus, Brooklyn yang juga merupakan hasil kolaborasi antara Ryan Fleck dan Anna Boden, Half Nelson sendiri merupakan sebuah batu loncatan dalam karir seorang Ryan Gosling. Setelah banyak membintangi film-film indie berkualitas dan berhasil mencuri hati penonton wanita lewat The Notebook dua tahun sebelumnya, akhirnya kemampuan akting Gosling mendapat pengakuan lebih saat ia menerima nominasi Best Actor di ajang Oscar lewat perannya di film ini. Nominasi tersebut juga merupakan satu-satunya nominasi Oscar yang pernah diperoleh Gosling hingga saat ini. Dalam film ini Gosling berperan sebagai Dan Dunne, seorang guru sejarah yang mengajar di sebuah sekolah menengah di Brooklyn. Tidak hanya itu, ia juga menyempatkan diri sebagai pelatih tim basket puteri disana. Meski dikenal sebagai sosok guru yang cukup dekat dan disukai oleh para murid berkat gaya mengajarnya, namun pihak sekolah kurang menyukai cara mengajar Dunne yang dianggap melenceng dari standar kurikulum yang telah ditetapkan.

Tapi diluar sosoknya sebagai seorang guru yang bisa menjadi teladan, Dunne ternyata merupakan seorang pecandu narkoba dan selalu menghisap kokain secara sembunyi-sembunyi. Suatu hari seusai pertandingan, Dunne secara diam-diam menghisap kokain di tempat itu tanpa ia ketahui salah seorang pemain sekaligus muridnya di kelas, Drey (Shareeka Epps) masih berada di sana dan memergoki Dunne sedang teler. Yang terjadi setelah kejadian tersebut justru semakin kuatnya kedekatan diantara mereka berdua. Dunne yang merasa bersalah atas kejadian tersebut merasa perlu untuk berbuat hal yang baik dan menjaga Drey, sedangkan Drey sendiri membutuhkan sosok seperti Dunne setelah kakaknya di penjara dan ayahnya tidak lagi bersedia mengurus Drey dan sang ibu. Begitulah Half Nelson, sebuah kisah yang tidak hanya bercerita tentang bagaimana hubungan antara guru dan muridnya tapi lebih dari itu ini adalah kisah tentang orang-orang yang terjebak dalam kesepian. Dunne dan Drey masing-masing punya masalah mereka sendiri yang membuat mereka seolah menghadapi hidup sendiri dan akhirnya mereka saling menemukan dan mengisi hidup satu sama lain.

Hubungan guru dan murid yang satu ini memang terasa begitu menarik, karena meski kita jelas merasa keduanya saling mengisi, tapi keintiman yang terjalin antara keduanya memberikan konflik tersendiri karena sesungguhnya mereka adalah guru dan murid. Memang tidak ada tendensi lebih dalam hubungan keduanya semisal hasrat asmara cinta terlarang dan sebagainya, tapi Half Nelson memaparkan dengan baik bagaimana status antara guru dan murid seolah memiliki tembok pembatas yang begitu tebal diantara keduanya. Pandangan sosial yang aneh melihat guru dan murid khususnya yang berbeda gender begitu dekat memang membuat seorang murid sendiri merasa segan untuk lebih dekat dan berbagi tentang banyak hal dengan sang guru. Sebaliknya seorang guru untuk menghindari pandangan negatif tersebut secara sadar atau tidak sadar membatasi diri dalam berhubungan lebih dekat dengan murid-muridnya, padahal seharusnya guru bukan hanya bertugas mengajar pelajaran di dalam kelas namun juga sebagai sosok pembimbing dan orang tua kedua bagi para muridnya.
Selain hubungan Dunne dan Drey, plot utama dari Half Nelson juga berkisah tentang sebuah perubahan. Dalam berbagai kesempatan mengajar, Dunne sering membahas berbagai hal dalam sejarah yang pada intinya berkisah tentang keberanian untuk merubah sesuatu secara radikal kearah yang lebih baik. Sosok Dunne sendiri tengah berusaha untuk berubah. Dia menyadari kelakuan buruknya sebagai seorang guru dan dia berusaha berubah dengan mencoba melakukan sesuatu yang ia anggap baik dan benar. Kedekatannya dengan Drey sendiri didasari oleh keinginan tersebut. Dia ingin berbuat sebuah kebaikan kepada muridnya tersebut yang ia harapkan bakal menjadi suatu perubahan yang lebih baik dalam hidupnya. Disamping hal tersebut. Half Nelson juga memiliki sebuah sub cerita tentang bagaimana sosok guru di dalam kelas. Apa yang diajarkan Dunne dianggap melenceng dari kurikulum, apakah itu merupakan kesalahan? Bisa ya bisa juga tidak. Karena seitdaknya ia benar-benar tahu apa yang ia ajarkan dan murid-muridnya merasa nyaman dengan caranya mengajar.

Pujian patut diberikan pada duo Ryang Gosling dan Shareeka Epps atas akting serta chemistry kuat antara keduanya. Shareeka sanggup dengan begitu baik memerankan sosok Drey yang tengah mencari sosok yang menuntun dan menemani kehidupannya serta tengah berusaha mencari arah hidup yang menurutnya benar. Sedangkan Gosling sempurna sebagai sosok guru sekaligus pria yang juga berada dalam kesendirian dan tengah terjebak pada dilema dalam norma kehidupannya. Mungkin pada akhirnya Half Nelson masih belum terlalu maksimal bagi saya tapi film ini tetap terasa mengesankan berkat segala kesederhanaan yang ditampilkan dalam kisah yang dituturkan dengan rapih tersebut.

1 komentar :

Comment Page:
Fariz Razi mengatakan...

Sukaaa jg sama film ini. Akting paling bagus dari Ryan Gosling (IMO). Dan hubungan teacher-student nya gak klise haha