PRISONERS (2013)
Dibuat oleh sutradara asal Kanada, Denis Villeneuve yang telah membuat banyak karya berkualitas termasuk Incendies yang mendapat nominasi Best Foreign Language Film di ajang Oscar tahun 2011, Prisoners juga memiliki jajaran ensemble cast yang sangat menarik. Dalam film ini ada Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal, Viola Davis, Terrence Howard, Melissa Leo, Maria Bello, hingga Paul dano. Belum lagi ada nama Roger Deakins sebagai sinematografer yang memberikan kepastian bahwa Prisoners akan berisi rangkaian gambar-gambar indah meski konten ceritanya sendiri sangat jauh dari kesan indah. Prisoners sendiri adalah debut Hollywood bagi Denis Villeneuve dan dari judulnya mungkin mudah menebak bahwa filmnya akan berkisah mengenai kasus penculikan. Cerita yang sudah bukan abrang baru lagi di perfilman Hollywood. Saya sendiri sempat menduga bahwa Villeneuve akan menyerahkan idealismenya dan membungkus film ini supaya lebih menjual ala Hollywood dengan adegan aksi intens disana-sino. Tapi ternyata saya keliru.
Kisahnya dibuka dengan perkenalan terhadap dua keluarga yang tengah merayakan hari Thanksgiving bersama. Keller (Hugh Jackman) dan istrinya Grace (Maria Bello) membawa kedua anak mereka mengunjungi rumah Franklin (Terrence Howard) dan Nancy (Viola Davis) yang sama-sama memiliki dua anak. Hari tersebut berjalan penuh kegembiraan sampai puteri dari masing-masing keluarga tersebut, Anna dan Joy menghilang. Pencarian yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil sampai mereka menghubungi polisi. Detektif Loki (Jake Gyllenhaal) yang memimpin penyelidikan berhasil menemukan RV yang ditengarai milik seseorang yang menculik Anna dan Joy karena sebelum menghilang keduanya sempat bermain di dekat RV tersebut. Ternyata RV tersebut adalah milik Alex Jones (Paul Dano) yang belakangan diketahui memiliki IQ seorang bocah berusia 10 tahun yang mana membuat dia mustahil menculik Anna dan Joy. Detektif Loki yang mempunyai reputasi tidak pernah gagal menangani kasus terus terdorong untuk mengungkap penculikan tersebut. Disisi lain Keller yang mulai tidak mempercayai kinerja polisi memulai penyelidikannya sendiri.
Cara termudah untuk mengetahui sebuah film begitu mampu memikat anda adalah disaat anda tidak menyadari bahwa film tersebut ternyata berdurasi lama. Prisoners berdurasi sekitar dua setengah jam dan waktu selama itu tidak terasa berlalu cepat tanpa ada sedikitpun kebosanan. Yang menjadi suguhan utama film ini tentu saja kisah penyelidikan yang dilakukan oleh Keller dan Loki beserta misteri-misteri yang menyelimuti kasus penculikan tersebut. Alurnya memang mengalir dengan tidak terlalu cepat dan jarang ada adegan yang punya tempo cepat seperti yang sering muncul dalam thriller-kriminal khas Hollywood. Denis Villeneuve merangkum semuanya dengan rapih nan perlahan mulai dari penghantaran misteri beserta pengungkapan satu per satu fakta yang tidak jarang memberikan kejutan, hingga porsi drama kuat seputaran karakter-karakternya yang makin mengokohkan pondasi dari Prisoners. Akhirnya tanpa sadar saya terikat oleh film ini entah itu karena rasa penasaran terhadap misterinya atau keterikatan emosi dengan karakternya.
Misterinya berhasil memberikan kejutan tanpa harus menipu penontonnya. Caranya adalah dengan menebar petunjuk demi petunjuk secara bertahap tapi tetap menyisakan misteri lain yang belum terungkap dimana hal itu efektif dalam membangun rasa penasaran saya terhadap film ini. Tapi Prisoners tidak hanya menampilkan misteri sebagai daya tarik melainkan juga mengetengahkan studi karakter yang mendalam khsusnya kepada karakter Keller dan Loki. Keller sejak awal digambarkan sebagai sosok pria religius, tangguh dan amat menyayangi keluarganya. Tapi setelah sang puteri diculik ia makin terjebak dalam dilema mengenai apa yang harus ia perbuat. Sisi religiusnya diuji, ketangguhannya semakin lama terlihat semakin rapuh dan itu semua karena ia bersedia melakukan apapun demi sang putri. Penonton pun berhasil diajak turut bersimpati pada keluarga korban yang dirundung duka dan kekhawatiran tanpa henti tiap harinya. Sedangkan Loki sang detektif yang ditubuhnya penuh simbol agama mulai dari tato hingga cincinnya terdorong untuk memecahkan kasus ini. Apakah itu demi reputasinya sebagai detektif yang selalu berhasil? Apakah karena ia mulai bersimpati pada keluarga korban? Atau karena hal lain dari masa lalunya yang sekilas tidak diungkap tapi entah mengapa terus meninggalkan kesan msiterius bagi saya.
Misterinya berhasil memberikan kejutan tanpa harus menipu penontonnya. Caranya adalah dengan menebar petunjuk demi petunjuk secara bertahap tapi tetap menyisakan misteri lain yang belum terungkap dimana hal itu efektif dalam membangun rasa penasaran saya terhadap film ini. Tapi Prisoners tidak hanya menampilkan misteri sebagai daya tarik melainkan juga mengetengahkan studi karakter yang mendalam khsusnya kepada karakter Keller dan Loki. Keller sejak awal digambarkan sebagai sosok pria religius, tangguh dan amat menyayangi keluarganya. Tapi setelah sang puteri diculik ia makin terjebak dalam dilema mengenai apa yang harus ia perbuat. Sisi religiusnya diuji, ketangguhannya semakin lama terlihat semakin rapuh dan itu semua karena ia bersedia melakukan apapun demi sang putri. Penonton pun berhasil diajak turut bersimpati pada keluarga korban yang dirundung duka dan kekhawatiran tanpa henti tiap harinya. Sedangkan Loki sang detektif yang ditubuhnya penuh simbol agama mulai dari tato hingga cincinnya terdorong untuk memecahkan kasus ini. Apakah itu demi reputasinya sebagai detektif yang selalu berhasil? Apakah karena ia mulai bersimpati pada keluarga korban? Atau karena hal lain dari masa lalunya yang sekilas tidak diungkap tapi entah mengapa terus meninggalkan kesan msiterius bagi saya.
Tentu saja akting bagus dari Jackman dan Gyllenhaal berperan besar dalam keberhasilan film ini membuat penonton terikat pada karakternya. Entah itu Jackman yang meledak-ledak nan rapuh atau Gyllenhaal yang misterius namun penuh dedikasi semuanya memuaskan. Sedangkan para aktor dan aktris pendukung juga tidak kalah bagus termasuk Paul Dano yang minim dialog, hingga nama-nama seperti Terrence Howard, Viola Davis atau Melissa Leo yang porsinya sedikit tapi bisa memberikan penampilan maksimal. Apakah saya mempermasalahkan fakta bahwa nama-nama besar itu tidak semuanya mendapat poris besar? Tentu saja tidak karena toh film ini berfokus pada sosom Keller dan Loki dan sesungguhnya karakter lain sudah sempurna sebagai pendukung kisah mereka berdua. Malah akan menjadi tidak fokus jika karakter-karakter lainnya lebih dieksplorasi lagi.
Prisoners sendiri terasa penuh dengan aspek religius dalam kisahnya. Setiap karakternya punya momen religius mereka masing-masing dan sesungguhnya film ini memang mengisahkan tentang bagaimana kepercayaan dari manusia mendorong mereka untuk berbuat sesuatu. Kepercayaan disini bisa rasa percaya pada Tuhan yang mengikuti moral hingga yang berlawanan sekalipun dan menentang moral yang ada. Prisoners penuh dengan pertentangan moral dan amoral hingga institusi dan orang biasa, dan semua itu lagi-lagi erat kaitannya dengan satu hal yakni kepercayaan seseorang. Prisoners adalah tontonan Hollywood yang langka karena mampu menggabungkan misteri yang menarik, thriller yang menegangkan serta drama studi karakter yang begitu kuat dan mendalam. Atmosfer kelamnya akan terus terasa menyesakkan dan menegangkan bahkan ending-nya sekalipun masih menyisakan misteri dan rasa sesak yang kelam.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:film sukses membuat saya peduli pada karakter nya dan terus penasaran tentang penjahat nya.
Dan satu nilai plus nya tebakan saya salah tentang siapa penculik nya hehehe
Request the most underrate movies gan
Posting Komentar