AMERICAN HORROR STORY - FREAK SHOW (EPISODE 4)
Apa kelebihan serial antologi macam American Horror Story? Salah satunya adalah cerita yang tidak terlalu diulur-ulur. Lalu apa kekurangannya? Kebalikan dari kelebihannya, dengan hanya satu musim dan 13 episode, cerita yang telah dibangun dengan baik seringkali mendapatkan konklusi yang buru-buru. Kekurangan itu sudah beberapa kali terjadi pada AHS, dan kembali terulang pada episode Edward Mordrake Part 2. Melanjutkan cerita bagian pertamanya, disini Edward Mordrake kembali melanjutkan pencariannya terhadap freak yang bisa ia bawa jiwanya. Episode ini akan lebih banyak berfokus pada latar belakang beberapa karakternya saat menuturkan masa lalu mereka pada Edward. Mulai dari Suzi, Paul hingga akhirnya Elsa mengungkapkan sisi gelap yang mereka pendam di masa lalu. Penuturan yang dilakukan mereka bertiga sebenarnya sudah berhasil membuka episode ini dengan amat baik. Tidak perlu berlama-lama, bagian kedua ini langsung tancap gas dengan kisah-kisah twisted dan gila dari tiap-tiap karakternya. Ketegangan semakin memuncak saat penonton dibuat bertanya-tanya siapa pada akhirnya yang akan dibunuh oleh Edward.
Pertanyaan "siapa?" adalah yang paling sering muncul dalam episode ini dan menjadi penjaga tensi yang baik. Tapi kemudian saat pertanyaan besar itu dijawab yang muncul justru kekecewaan. (MAJOR SPOILER) Membunuh Twisty dan memberikan tongkat estafet pada Dandy sebenarnya bukanlah twist yang buruk, bahkan sesungguhnya punya potensi efek kejut yang luar biasa. Siapa menduga Twisty yang sejak awal diposisikan sebagai villain utama akan tewas saat musim baru berjalan sepertiga. Tapi semua itu baru bisa berhasil setelah Twisty punya peran yang besar dan penonton telah mengetahui lebih dalam tentangnya. Tapi hingga episode ketiga dia baru memasuki fase pengenalan, dan semua pendalaman dilakukan hanya dalam beberapa menit pada episode ini. Momen kematian Twisty memang berhasil memberikan kejutan, tapi bukan dalam artian yang sepenuhnya positif. Twisty adalah karakter yang berpotensi menjadi favorit (belum menjadi favorit), dan kematiannya saat ia belum mencapai status favorit gagal memberikan dampak yang diinginkan.
Saya sendiri merasa pesimis dengan sosok Dandy yang menggantikan Twisty. Sosok Twisty lebih berpotensi andai dikembangkan lagi, setelah ia diperkenalkan sebagai pembunuh berdarah dingin dan akhirnya diungkap bahwa ia hanya pria malang yang salah dimengerti. Sedangkan Dandy sebaliknya, ia diperkenalkan sebagai pemuda manja yang menyebalkan baru bertransformasi menjadi pembunuh. Sebenarnya bukan tidak mungkin Dandy bakal menjadi sosok yang lebih kompleks dan menarik simpati, karena ciri khas sekaligus kelebihan dari karakter AHS adalah mereka ada diantara batasan sosok baik dan buruk. Kadang mereka bisa begitu mudah dibenci, tapi kemudian menarik simpati. Contoh terbaik bisa dilihat di musim kedua, Asylum yang sampai saat ini masih menjadi yang terbaik bagi saya. Meski sulit, dari track record tersebut saya masih menyimpan harapan bahwa Freak Show akan mampu merubah karakter Dandy menjadi lebih twisted sekaligus menarik simpati.
Tapi rasa terburu-buru yang hadir tidak serta merta menjadikan episode ini menjadi episode yang buruk. Penuturan latar belakang beberapa tokohnya menarik, khususnya Elsa. Kedalaman juga diberikan pada sosok Paul berkat momen tersebut. Ada juga momen yang cukup menyentuh di akhir meski harus diakui cukup corny, tapi tetap saja memberikan sedikit angin sejuk pada para freak yang selama ini selalu menjadi sosok yang dimarginalkan. Saya sendiri masih lebih menyukai episode keempat ini daripada yang pertama. Kehilangan sosok Twisty memang sedikit mengecewakan dan meninggalkan kekhawatiran, tapi tease terhadap setidaknya tiga konflik baru meninggalkan harapan akan masa depan Freak Show.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar