THE TWO FACES OF JANUARY (2014)
Pada poster film ini terpajang tiga judul film, yaitu Tinker Tailor Soldier Spy, The Talented Mr. Ripley dan Drive. Apa kesamaan dari ketiga judul fiilm tersebut? Ketiganya sama-sama thriller yang berfokus pada karakter dengan ketegangan yang dibangun secara perlahan. Dari situlah kita bisa mulai meraba target penonton dan akan seperti apa debut penyutradaraan Hossein Amini. Hossein Amini sendiri selama ini lebih dikenal sebagai penulis naskah dari film-film seperti Drive, Shanghai, Snow White and the Huntsman dan 47 Ronin. Film ini sendiri merupakan adaptasi novel berjudul sama karangan Patricia Highsmith (penulis novel The Talented Mr. Ripley dan Strangers on a Train). Selain nama-nama menjanjikan di balik layar tersebut, The Two Faces of January juga dimeriahkan oleh jajaran nama-nama besar seperti Viggo Mortensen, Kirsten Dunst serta Oscar Isaac yang namanya mulai menanjak setelah Inside Llewyn Davis dan mendapat peran di Star Wars: Episode VII.
Dengan setting Yunani tahun 1962, film ini bersentral pada tiga karakter utama. Yang pertama adalah Rydal (Oscar Isaac), pemuda yang bekerja sebagai guide dan secara diam-diam menipu kliennya meski dalam jumlah yang tidak besar seperti menambah harga barang yang akan dibeli sekitar puluhan sampai ratusan dollar. Dua karakter lainnya adalah sepasang suami istri asal Amerika, Chester (Viggo Mortensen) dan Colette (Kirsten Dunst) yang sedang berlibur. Rydal sendiri akhirnya menjadi guide tour mereka tanpa mengetahui bahwa Chester bukanlah orang kaya biasa melainkan seorang penipu yang sudah memakan banyak korban. Pada suatu malam Chester dikejutkan dengan kehadiran seorang detektif swasta yang disewa oleh salah satu korban penipuan Chester. Detektif tersebut datang "hanya" untuk menagih hutang dari Chester dan pada akhirnya berujung pada perkelahian yang menewaskan sang detektif. Chester yang kebingungan berusaha menyembunyikan mayat tersebut, dan secara tidak sengaja bertemu dengan Rydal yang hendak mengembalikan gelang Collette yang tertinggal. Pada akhirnya ketiga orang tersebut sama-sama terjebak dalam kasus pembunuhan tersebut dan harus secepat mungkin meninggalkan Yunani.
The Two Faces of January mengandalkan keambiguan khususnya yang hadir pada karakterisasi dan motivasi mereka. Karakternya menarik disaat kita mulai mempelajari bahwa mereka khususnya Chester dan Rydal sama-sama seorang penipu. Semakin menarik lagi saat ketiganya jelas menyembunyikan rahasia yang membuat motivasi dari segala tindakan mereka menjadi patut dipertanyakan. Disinilah daya tarik film ini semakin terasa dengan segala aspek "tebak-tebakan" tentang karakternya. Menjadi lebih menarik saat Hossein Amini memasukkan juga unsur romansa yang lagi-lagi harus membuat penonton menebak-nebak kebenarannya karena hingga pertengahan film semuanya masih ambigu dan hadir secara tersirat. Karakter memang menjadi kelebihan terbesar dari film ini, karena mereka mampu mengangkat tensi film secara keseluruhan. Hal itu terjdi karena banyak hal yang kita tidak tahu tentang mereka dan memancing pertanyaan yang terus berputar dalam pikiran. Kita tidak tahu apakah Chester menyimpan rencana lain. Kita tidak tahu bagaimana perasaan Collette sesungguhnya, dan kita tidak tahu apa motivasi Rydal sesungguhnya dan apakah latar belakang kehidupan yang ia ceritakan benar adanya.
Tapi sayangnya diluar karakter yang menarik, film ini tidak terasa spesial pada aspek lainnya. Jalan ceritanya terlalu standar untuk ukuran film yang mempertemukan para con man yang penuh tipu daya. Tidak banyak kejutan-kejutan tak terduga di dalamnya, bahkan ending-nya pun terasa biasa saja tanpa ada percikan-percikan memikat ataupun twist. Memang ada satu-dua kejutan yang cukup membuat intensitas film ini memikat, tapi kejutan yang saya harapkan adalah kejutan yang berasal dari tipu daya masing-masing karakternya. Pada banyak bagian, Hossein Amini seolah melupakan bahwa filmnya ini diisi oleh karakter-karakter penipu. Jika alasannya adalah karena tidak ingin merombak sumber ceritanya, Hossein Amini tetap kurang berhasil membangun intrik yang lebih dalam diantara ketiga tokohnya. Ironis memang, karena kelebihan utama dari film ini adalah hubungan diantara karakternya, tapi sesungguhnya secara keseluruhan hal itu masih kurang tergali jika ingin dijadikan fokus utama.
The Two Faces of January tentu saja jauh dari ukuran film buruk. Hossein Amini sanggup bertutur dengan rapih dan bisa dinikmati. Tingkat ketegangannya sebagai sebuah thriller pun tidaklah buruk meski masih kurang berhasil membuat saya terus terikat dan mengunci pandangan saya akan konflik yang terjadi. Akting para pemainnya yang bagus cukup berhasil membuat ketiga karakternya semakin menarik. The Two Faces of January adalah tipikel thriller klasik yang menggabungkan aspek romansa di dalamnya dengan cukup kental. Digarap dengan rapih plus sinematografi bagus serta kesan ambigu yang begitu kental membuat saya melupakan segala kekurangan film ini khususnya pada kedalaman cerita yang kurang dan ketegangan yang gagal terasa maksimal.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar