TEENAGE MUTANT NINJA TURTLES (2014)
Akhirnya reboot yang penuh dengan berita miring ini dirilis. Sepanjang masa produksinya, Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT) yang disutradarai oleh Jonathan Liebesman (Wrath of the Titans, Battle: Los Angeles) dan diproduseri Michael Bay ini memang terasa kontroversial. Melakukan reboot terhadap franchise yang memiliki banyak penggemar seperti TMNT memang tidaklah mudah. Sedikit saja perubahan atau hal yang dirasa fans tidak sesuai, protes akan banyak berdatangan. Konon kabarnya akan ada banyak perubahan ekstrim dalam film ini, seperti asal muasal para kura-kura ninja yang bukannya mutan tapi alien, dan lain-lain. Gosip yang dipicu oleh bocornya draft awal dari naskah film ini memang pada akhirnya dibantah oleh Michael Bay, tapi tetap saja hal itu tidak menghentikan kecemasan banyak orang bahwa Bay dan Platinum Dunes akan menghancurkan satu lagi franchise lewat reboot yang mereka lakukan (ada enam film reboot/remake berkualitas buruk yang sejauh ini sudah mereka produksi). Sudah bisa diprediksi, reboot ini hanya akan mengandalkan deretan CGI lewat bujet besarnya ($125 juta) dan kehadiran Megan Fox sebagai seorang reporter (???)
April O'Neil (Megan Fox) adalah reporter stasiun televisi Channel 6 yang terletak di New York. Meski selama ini hanya meliput berita-berita ringan bersama juru kamera Vern Fenwick (Will Arnett), April tetap berambisi menjadi seorang reporter yang "serius". Hal itulah yang mendorongnya untuk secara diam-diam mencari berita tentang aksi sebuah organisasi kejahatan yang menyebut diri mereka sebagai "Foot Clan" dan telah melakukan berbagai tindak kriminal di New York. "Foot Clan" sendiri dipimpin oleh seorang ahli ninjutsu bernama Shredder (Tohoru Masamune) dan berambisi menguasai New York. Pada suatu malam secara tidak sengaja April memergoki "Foot Clan" tengah beraksi di sebuah dermaga. Tapi ditengah-tengah aksi tersebut, muncul beberapa sosok misterius yang sanggup mengalahkan sepasukan kriminal itu. Tanpa April ketahui, sosok misterius itu adalah kura-kura yang telah bermutasi sebagai hasil eksperimen yang dulu pernah dilakukan ayahnya bersama seorang pengusaha bernama Eric Sacks (William Fitchner) yang sempat dikira telah mati dalam sebuah kebakaran.
Tahukah anda walaupun TMNT dikenal dengan tone yang ceria dan penuh sentuhan komedi disana-sini tapi pada kemunculan pertamanya kisah keempat kura-kura ninja ini punya atmosfer gelap dan penuh kekerasan dan gore? Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1984 oleh Mirage Comics, TMNT diisi banyak kekerasan dimana kura-kura ninja tidak ragu membunuh lawannya termasuk Shredder. Bahkan saat berpindah ke Image Comics pada 1996, gore-nya dibawa ke tingkatan lebih tinggi dengan kegilaan berlipat seperti saat wajah Raphael hancur terbakar atau ketika Donatello menjadi sosok Shredder. Tentu saja hal itu tidak akan dimasukkan dalam reboot ini untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan tidak mengagetkan penonton yang tidak tahu tentang asal muasal TMNT dahulu. Saya sudah menyebutkan diatas bahwa perubahan kecil hampir tidak mungkin dilakukan, dan mengadaptasi versi awalnya juga tidak mungkin, dan itu berdampak pada minimnya pilihan jalan adaptasi bagi film ini. Jadilah reboot ini sama sekali tidak menawarkan hal baru yang sebenarnya tidak masalah jika bisa memanfaatkan segala kelebihan yang ada. Sayangnya, hal itupun gagal dilakukan.
Interaksi yang terjadi antara kuartet Leonardo-Donatello-Michelangelo-Raphael harusnya begitu dinamis. Ada sosok pemimpin, nerd, komikal dan kasar disana, yang berarti ada empat tokoh dengan karakterisasi yang amat berbeda dan berpotensi menghasilkan pertukaran dialog yang mengasyikkan. Tapi naskah yang ditulis keroyokan oleh Josh Appelbaum, Andre Nemec dan Evan Daugherty ini sama sekali tidak bisa menghadirkan interaksi yang mengasyikkan. Ditambah lagi Jonathan Liebesman nampak tidak sanggup mengekskusi adegan interaksi dialog dengan tik-tok cepat. Semuanya terasa datar, komedinya pun gagal memancing tawa. Hal itu masih ditambah dengan kegagalan mengeksplorasi hubungan yang terjalin diantara mereka. Tidak ada rasa persaudaraan kuat yang harusnya muncul diantara mereka berempat. Begitu juga hubungan keempat kura-kura ninja dengan Splinter yang ada diantara guru-murid dan ayah-anak. Semuanya dangkal dan datar. Leonardo tidak terasa sebagai pemimpin, Donatello pun tidak menarik. Michelangelo punya beberapa momen komedi yang menarik tapi tidak maksimal. Sedangkan Raphael mungkin cukup menarik dengan sentuhan anti-hero, tapi sama seperti Mikey, masih kurang dimaksimalkan.
Saya seringkali mencela Michael Bay, tapi melihat film ini jelas terlihat bahwa Bay punya kemampuan yang amat sangat jauh diatas Jonathan Liebesman dalam hal menyajikan hiburan bodoh. Bay setidaknya bisa memaksimalkan bujet besar, CGI canggih dan ledakan bombastis dalam beberapa kesempatan (kecuali Transformers: Age of Extinction). Dia juga bisa memanfaatkan aktris-aktris cantiknya untuk menjadi hiburan bagi penonton seperti yang dilakukan Megan Fox dalam dua film Transformers. Tapi dalam film ini Liebesman gagal membuat adegan aksi spektakuler. Disaat segala alien, ledakan, atau monster raksasa dia pun kebingungan untuk mengemas adegan aksinya. Kura-kura ninja punya ciri khas adegan aksi yang penuh akrobatik bersamaan dengan pertukaran dialog diantara mereka, dan Liebesman tidak sanggup mengemasnya menjadi sajian menarik. Dia terlihat pusing, sama seperti saya yang pusing melihat kamera berputar tidak jelas mengikuti gerakan keempat kura-kura ninja. Sedangkan Megan Fox? Bahkan Liebesman tidak bisa memaksimalkan Megan Fox untuk menjadi hiburan bagi kaum pria dimana sang aktris hanya....tidak jelas melakukan apa. Sisi sensual Megan Fox pun menjadi mubazir, dan karena ini diproduseri Michael Bay, pastinya akan banyak iklan berseliweran sepanjang film. Saya pun jauh dari kata menyesal telah melewatkan film ini pada masa penayangannya di bioskop.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar