ME VS MAMI (2016)

11 komentar
Menonton "Me vs Mami" tidak sampai sebulan pasca "Athirah" memberi pemahaman betapa Cut Mini adalah seorang versatile actress. Jika sebagai ibunda Jusuf Kalla tersebut ia sedikit bertutur verbal, mengandalkan ekspresi serta gerak tubuh secukupnya, maka peran Mami Maudy dalam film terbaru sutradara Ody C. Harahap ("Skakmat", "Kapan Kawin?") ini menuntutnya berperilaku heboh ke sana kemari, berceloteh sepanjang durasi. Cut Mini tak ubahnya sumber energi, nyawa bagi "Me vs Mami", sehingga tatkala dia absen dari layar meski tak sampai 10 menit, intensitas film langsung menurun drastis.

Maudy dan puteri tunggalnya, Mira (Irish Bella) selalu bertengkar. Bagi Maudy  yang berprofesi sebagai chef sebuah acara masak televisi  Mira adalah anak bandel yang sulit diatur. Sebaliknya, Mira sering terganggu oleh "kegemaran" maminya memberi perintah. Hubungan keduanya memang mulai renggang sejak perceraian Maudy dengan sang suami yang kini telah meninggal, di mana Mira yakin perpisahan itu dipicu kesibukan berlebihan sang mami. Suatu hari mereka terpaksa melakukan perjalanan bersama ketika nenek buyut Mira yang tengah sekarat di Padang meminta bertemu dengannya.
"Me vs Mami" jadi road movie kedua dalam dua minggu terakhir yang menitikberatkan pada relasi ibu dan anak setelah "Wonderful Life". Bedanya, film satu ini lebih berfokus mengocok perut penonton ketimbang menjalin sisi dramatik emosional. Naskah garapan Vera Varidia (Surat Cinta untuk Kartini) banyak melontarkan konflik sepanjang perjalanan protagonisnya, yang mayoritas ditujukan demi menghadirkan tawa. Berkonsentrasi pada kekonyolan situasi (menabrak kerbau, melawan jambret, "menolong" orang bunuh diri), balutan humornya tidaklah pintar pula kreatif yang bila tidak ditangani dengan tepat dapat berujung kekonyolan bodoh.

Untungnya Ody C. Harahap tidak overkill mengemas komedi. Walau berisi situasi absurd, penonton tetap akan merasa menyaksikan kelucuan sehari-hari dunia nyata, tentunya dengan dramatisasi secukupnya. Sebagaimana "Kapan Kawin?", Ody mengandalkan talenta komedik cast-nya. Karakterisasi Mami Maudy adalah apa yang kita semua bayangkan dimiliki "mami-mami modern", yakni cerewet, rempong, banyak tingkah. Cut Mini memanfaatkan ciri-ciri tersebut, menyulap kalimat sederhana macam "tidak ada satupun manusia" jadi amunisi efektif pemancing tawa. Her comic timings are perfect too
Tatkala komedinya mendekati sempurna, tidak demikian dengan porsi drama. Berisi pesan tentang perjuangan seorang ibu, transisi komedi menuju momen emosional tidak berjalan mulus. Vera Varidia sebenarnya telah berusaha menyelipkan pesan dengan mengaitkan antara proses memasak atau memilih kerbau dengan kasih sayang ibu-anak, tapi hanya berakhir bak hiasan di permukaan semata yang dipaksakan masuk di tengah gelaran komedi. Perpindahan yang kasar menjadikan sulit untuk terikat oleh dramanya setelah sekian lama menghabiskan waktu diberondong lelucon demi lelucon, apalagi kala Cut Mini absen beberapa saat. Irish Bella natural mengekspresikan rasa haru, tapi belum cukup kuat mengemban beban seorang diri. Terbukti kala Cut Mini kembali hadir, emosi saya langsung teraduk-aduk, memuncak saat Mami menggendong Mira. Senyum simpulnya mengiringi kalimat "kamu nggak salah, Mami yang salah" seketika mengingatkan begitu besar rasa cinta seorang ibu pada anaknya.

Hampir saja saya memberi empat bintang bagi film ini kalau bukan karena ending-nya. Sebuah ending buruk ditinjau dari segala sisi. Andai diniati sebagai twist, sesungguhnya tidaklah sulit ditebak. Cara mengakhirinya pun kasar, sangat mendadak sampai terkesan bahwa film belum berakhir. Tapi poin paling fatal yaitu saat konklusinya meninggalkan begitu banyak lubang alur sekaligus pertanyaan-pertanyaan tak terjawab. Boleh saja akhir film memunculkan tanya, tapi jika menghadirkan pertanyaan yang seharusnya tidak lagi perlu dipertanyakan seperti motivasi karakter, artinya ending tersebut buruk. It ruined the drama, it ruined the journey, it ruined the whole movie. Ya, saya diam terpaku begitu "Me vs Mami" berakhir. Terpaku mendapati salah satu calon film paling memuaskan tahun ini mendadak berujung mengecewakan dalam sekejap. 

11 komentar :

Comment Page:
Erwww mengatakan...

Emang ending nya gmn kak?
Spoiler dikit dong.. hehe

Rasyidharry mengatakan...

Tonton aja, masih worth watching kok :)

Ulik mengatakan...

Setuju semua sama review-nya.... Endinya gantung banget aq gak ngerti apa maksudnya , ini namanya gara2 nila setitik rusak susu Sebelanga namanya ... Saya yakin 90 % yg nnton pemikirannya sama. Saya nnton buat hiburan bukan disuruh ngarang cerita. Tapi tetep okelah anggap aja nanti ada sekuelnya judulnya me vs Daddy ceritanya nnti daddy-nya sama anaknya nyari obat buat maminya yg gila gara2 terkejut lihat suaminya idup lagi..

Alvi mengatakan...

Cut Mini mamg merupakan salah satu artis yg sedikit underrated. senang rasanya kala doi mulai diakui semenjak Athirah kemaren.

Rasyidharry mengatakan...

Yap, tahun ini di "Juara" juga dia bagus

Alvi mengatakan...

dan saya bisa sedikit prediksi, kalo ending yg dimaksud adalah siapa sebenernya cowok tsb. dan mgkn ada konspirasi antara si mami dgn cowok itu

Amatir dalam Hidup mengatakan...

pas gendong mira dan keluar dari hutan, berasa banget ibu yang akan selalu berjuang buat anaknya ditengah liar nya dunia sekali pun.. sayang diakhiri dengan kacau. padahal sudah fun bangeeet. masih nyeseek x(

hilpans mengatakan...

Bang..film pinky promise yg ad chelsea islan blom dreview bang

stevehaeckal23 mengatakan...

Endingnya membuat semua yang menonton tertawa dan bilang 'Hah?' Secara bersamaan.

Unknown mengatakan...

Endingnya aneh, selain itu semuanya OK, komedinya mengalir dengan baik, tidak terkesan memaksa, cut mini dahsyat...

Unknown mengatakan...

ending nya mungkin memberitahu klo ppihnya itu masih hidup..... si OM itu papihnya....