JOGJA-NETPAC ASIAN FILM FESTIVAL - HARMONIUM (2016)
Bersama tapi tidak bersatu, begitulah bentuk keluarga yang coba Koji Fukada perlihatkan di "Harmonium" karya terbarunya yang berhasil memenangkan Jury Prize dalam seksi Un Certain Regard, Cannes Film Festival. Film dibuka dengan aktivitas makan malam Toshio (Kanji Furutachi) bersama sang istri, Akie (Mariko Tsutsui) dan putrinya, Hotaru (Momone Shinokawa). Makan bersama merupakan salah satu situasi di mana hubungan keluarga dapat diamati. Toshio sekeluarga memang berkumpul, namun Fukada menunjukkan ada "ketidakberesan". Ketika Aike dan Hotaru berdoa (penganut Protestan), sang ayah tak ikut serta, asyik menyantap makanan. Saat putrinya bercerita panjang lebar pun, nihil respon dari Toshio.
Suatu hari Toshio kedatangan Yasaka (Tadanobu Asano), kawan lamanya yang meminta diberi pekerjaan di machine shop miliknya dan tempat tinggal sementara. Toshio langsung menyanggupi tanpa berunding dahulu dengan Akie. Bahkan ia tidak memberi tahu sang istri jika Yasaka baru keluar dari penjara akibat kasus pembunuhan, juga rahasia kelam lain mengenai pertemanan keduanya dulu. Ketertutupan ini dipakai Fukada untuk menanam benih konflik, perlahan meruntuhkan keluarga tersebut. Yasaka cepat membangun impresi baik, bersedia membantu Hotaru berlatih memainkan harmonium sekaligus jadi lawan bicara menyenangkan bagi Akie, dua hal yang tidak pernah diperbuat Toshio.
Awalnya alur "Harmonium" terkesan predictable: kedatangan sosok asing yang merebut keluarga seorang pria. Namun Koji Fukada menolak mengikuti pola paparan klise perjuangan suami mendapatkan kembali keluarganya, sebab hingga akhir kita takkan melihat Toshio memperjuangkan itu. Justru sisi egois dan pengecutnya makin nampak, menggiring filmnya ke arah lebih kelam. Tapi "Harmonium" tak pernah menjadi depresif berkat pilihan Fukada sesekali menyelipkan humor efektif berbasis situasi awkward menggelitik. Keputusan itu meringankan suasan film, membuat drama "Harmonium" mudah dinikmati setiap penonton.
Kemunculan twist di pertengahan babak bukan saja mengejutkan, pula memberi arah baru, dinamika baru untuk diobservasi. Bicara soal kejutan, Fukada begitu mahir mempermainkan asumsi lewat kesuksesan beberapa "alarm palsu" untuk memancing dugaan demi dugaan, mencuatkan ketegangan (keheningan sejenak Toshio di belakang Takashi sampai selimut jatuh dari atap gedung). Koji Fukada memang cerdik, tak hanya di pengadeganan, pula perihal penulisan naskah. Berulang kali Yasaka berkata "kebiasaan lama" sebagai penjelasan terhadap berbagai perilaku uniknya, seperti kecepatan makan atau keluar dari kamar mandi tanpa pakaian. Siapa sangka perkataan tersebut bertindak selaku tease bagi kejutan kelam nantinya.
Poin di atas adalah bentuk kepiawaian Fukada membangun karakterisasi, yang juga ia tunjukkan dalam membangun kejelasan motivasi. Keputusan Toshio menyimpan rapat sejumlah fakta serta fobia Akie terhadap bakteri sama-sama didorong oleh ketakutan dan perasaan bersalah masing-masing. Keberadaan paparan tersebut meskipun subtil makin menguatkan "Harmonium" dalam perannya selaku observasi karakter. Serupa judulnya, Koji Fukada melibatkan alat musik harmonium pada observasi ini, sebagai (salah satu) faktor yang "menjembatani" runtuhnya hubungan sebuah keluarga.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar