MOANA (2016)

12 komentar
Saya tahu sedang menyaksikan suatu tontonan spesial saat durasi baru bergulir selama 10 menit dan air mata telah mengalir deras, bukan disebabkan kesedihan melainkan rasa haru mendapati keindahan yang mendiamkan semua kata-kata, meniadakan ekspresi verbal. Sederhananya: magis. "Moana", selaku animasi ke-56 Disney sanggup melakukan itu melalui adegan sederhana ketika sang titular character berjalan di bibir pantai, dipilih oleh laut untuk menjadi penyelamat kebajikan dunia. Diiringi lagu "An Innocent Warrior" milik Opetaia Foa'i, visual cantik, serta sensitivitas rasa penyutradaraan John Musker dan Ron Clements, momen tersebut menggambarkan perjalanan yang akan penonton arungi.

Ber-setting di pulau tempat sebuah suku Polinesia bermukim, "Moana" dibuka dengan dongeng mengenai demigod bernama Maui (Dwayne Johnson) yang mengambil jantung Te Fiti, dewi berwujud pulau yang menyebarkan kehidupan di seluruh dunia. Akibatnya tercipta kutukan yang menebarkan kejahatan. Moana (Auli'i Cravalho) terpikat oleh kisah tersebut, berambisi mengarungi samudera saat dewasa nanti. Tapi sang ayah sekaligus kepala suku (Temuera Morrison) melarangnya, menganggap laut lepas terlalu berbahaya dan Moana harus berfokus pada kesejahteraan rakyat mengingat kelak ia akan mewarisi gelar kepala suku. 
Disney di era modern telah bertransformasi, mengedepankan sosok puteri yang kuat, mandiri, tidak memerlukan kehadiran prince charming untuk melengkapi hidupnya. Maka tak heran sewaktu sumber daya alam pulaunya mulai menipis akibat kegelapan yang semakin menggelayuti, Moana nekat sendirian  berdua jika menghitung Heihei si ayam yang menjadi scene stealer berkat tingkah bodohnya  mengarungi laut guna mencari Maui supaya sang demigod bersedia membantu mengembalikan jantung Te Fiti. Bersanding dengan manusia setengah dewa, Moana tidak inferior, bahkan kerap lebih unggul. Salah satu dialog pun menyatakan keengganan Moana disebut "puteri", bak coba menjauh dari karakteristik Disney princess masa lalu yang dituding seksis. 

Tuturan cerita pada naskah karya Jared Bush tampak sederhana di permukaan, tipikal usaha pembuktian diri karakter utama. Namun kaya akan sentuhan budaya suku Polinesia yang mewarnai jalannya penceritaan, juga subteks berisi hubungan manusia dengan alam. Suku tempat asal Moana hidup bergantung dari sumber alam dan ketika mother nature murka akibat jantungnya dicuri, mereka pun kelabakan (serupa dunia nyata). Sementara dalam perjalanannya, Moana sering mendapat bantuan alam di berbagai wujud, sebutlah lautan atau salah seorang sosok tercinta yang hadir dalam bentuk lain, membantu Moana memecahkan dilema hatinya. Timbul kekurangan perihal nihilnya penjelasan sejauh apa laut bersedia membantu Moana. Pertanyaan ini mengganggu khususnya di klimaks, tapi tak seberapa melukai keseluruhan film.
Selain penuh makna, petualangan Moana dan Maui teramat menghibur berkat sumbangsih banyak aspek. Gelaran aksi memunculkan keseruan yang tak kalah dibanding live action blockbuster dengan pertempuran Moana dan Maui melawan Te Ka si monster lava sebagai puncak. Adegan yang melibatkan Kakamora, para bajak laut batok kelapa pun tak kalah menghentak dibanding sequence dari "Mad Max: Fury Road" (adegan ini merupakan homage bagi film tersebut). Humornya pintar, efektif memancing tawa lewat barter dialog dua tokoh utama maupun berbagai polah Heihei. Berbekal semua itu, tercipta keseimbangan antara kisah mendalam berperasaan dengan hiburan menyenangkan.

Visual luar biasa memikat, baik tatkala mengemas keindahan panorama alam atau masifnya dua adegan aksi di atas. Deretan musiknya sempurna mewakili guratan emosi, entah balada melankolis hingga nomor upbeat menggelora. John Musker dan Ron Clements memaksimalkan dua aspek tersebut, meramunya dengan kreatifitas tinggi, menghindarkan kesan klise melalui sinergi yang unik. Tengok musikal beriringkan "Where You Are" yang bertempo cepat, penuh canda tawa karakter, plus keceriaan visual namun menyimpan ironi mengingat konteksnya sebagai usaha menghalangi mimpi Moana menemukan luasnya dunia. Atau bagaimana "Shniny" selaku pop berlirik menggelitik disandingkan dengan momen intens sewaktu Maui kerepotan menghadapi Tamatoa (Jemaine Clement) si kepiting raksasa. John Musker dan Ron Clements merangkum musik, visual dan cerita penuh mitologi sebagai satu kesatuan utuh, dan berkat sensibilitas keduanya saya dibuat memahami seperti apa rasanya melihat keajaiban secara nyata. "Moana" adalah keajaiban yang memantapkan masa renaissance kedua Disney. 

12 komentar :

Comment Page:
Abdul Aziz Zaelani mengatakan...

best animated feature : moana vs finding dory
menang mna kira2 bang ??
atau mngkin kubo & two strings ??

Zulfikar Knight mengatakan...

Kubo > semua film animasi 2016

Rasyidharry mengatakan...

Belum nonton Kubo, tapi prediksi antara Kubo/Moana

Fandhi mengatakan...

Mantap ni khas disney bgt calon kuat oscar jadi animasi favorit ane tahun ini selain zootopia, kalo Kubo rada bosen nontonnya hehe.
Best animated tahun ini bakal ketat dari segi kualitas semua hampir setara, dibanding tahun lalu yang Inside Out seperti ga ada lawannya.
Prediksi Top 5 Moana, Zootopia, Kubo, Finding Dory, satu lagi ???
btw salam kenal bang, selama ini ane silent reader sih hehe

Rasyidharry mengatakan...

Slot satu lagi mungkin antara The Red Turtle & Miss Hokusai. Kalau Sing ternyata bagus juga berpeluang

Unknown mengatakan...

Sama kimi no na wa

SINESTESIA mengatakan...

Bener banget tuh pas adegan si bajak laut kakamora gua langsung meringis kapalnya mirip banget sama Mad Max : Fury Road.Kapalnya gede gila sama bajak lautnya gila juga.Film ini membuktikan disney bisa bikin spektakuler tanpa pixar.Oscar-Worthy kah?

Rasyidharry mengatakan...

Your Name buzz-nya masih kurang, tapi bukan mustahil

Rasyidharry mengatakan...

Of course, at least nominasi sudah di tangan

Mahfuzd Ahmady mengatakan...

Mas request review Your Name dong

Rasyidharry mengatakan...

Sudah tuh :))

abdullah mengatakan...

[SPOILER]
.
Gue netesin air mata di awal-awal film, tapi sayang seperti film animasi adventure pada umumnya masih banyak scene yg ketebak, seperti maui yg ngadat gara-gara tongkat kesayangannya hampir hancur, lalu dia ninggalin moana, ketebak pasti ketika keadaan darurat dan sangat dibutuhkan palingan si muai balik lagi dengan keliatan keren, dan bener balik lagi, dan bener kata rasyid ada pertanyaan yg mengganggu 'seberapa batasan kekuatan lautan dapat membantu moana' rasyid fine-fine aja sama ini,tapi bagiku ini sangat mengganggu diotak -_- . Terlepas dari curhatanku yg sangat subjektif, film moana bagus lah dibanding film animasi yg biasa :v , apalagi visualnya :* luar biasa.