TEN: THE SECRET MISSION (2017)
Rasyidharry
Juli 29, 2017
Action
,
Gibran Marten
,
Helfi Kardit
,
Indonesian Film
,
Jeremy Thomas
,
Karenina Anderson
,
Kurang
,
Nofi Kardit
,
REVIEW
,
Roy Marten
31 komentar
Ten: The Secret Mission merupakan usaha sutradara sekaligus penulis naskah Helfi Kardit (Guardian, BrokenHearts, Arwah Goyang Karawang) meracik film aksi kelas B dengan bumbu sexploitation di mana 10 model majalah Popular jadi tokoh sentral. Tipikal film yang semakin frontal (sensualitas dan kekerasan) semakin menghibur, dan semakin banyak timbunan kebodohan semakin seru. Walau akhirnya kondisi negeri ini tak memungkinkan unsur pertama tertuang sepenuhnya, menghasilkan "sexploitation malu-malu", menyisakan rentetan kebodohan disengaja guna memancing tawa. Sungguh saya berharap semua memang disengaja.
Dikisahkan, Satuan Intelijen Rahasia Negara kesulitan melancarkan operasi pembebasan puteri duta besar Amerika yang diculik sekelompok teroris di sebuah pulau. Bukan itu saja, karena warga setempat turut jadi sandera. Yakin Navy Seal hanya bersedia menyelamatkan puteri duta besar dan membiarkan warga terbunuh (I know it's stupid, let it go), Kolonel John (Jeremy Thomas) mencetuskan ide merekrut 10 model Popular yang secara kebetulan menguasai beragam cabang bela diri. Mengapa harus model? Bukan atlet atau petarung sungguhan? Sederhana. John merasa sepuluh gadis tersebut adalah model berbakat. Walau belakangan kita tahu John punya niat terselubung merayu salah satunya.
10 model terkumpul, John pun mulai memperkenalkan masing-masing dari mereka lewat eksposisi latar tokoh berupa keahlian bela diri serta rahasia kelam yang memaksa mereka tak kuasa menolak tawaran misi. Toh daripada tawaran lebih tepat disebut paksaan mengingat tiap ungkapan penolakan bakal memancing Mayor Cathy (Karenina Anderson) berteriak, memaki, menyebut para gadis tak punya jiwa kemanusiaan (I know it's stupid, let it go). Di sini penonton mulai diajak tertawa lewat deskripsi masa lalu menggelikan tokohnya. Contohnya kutipan kalimat berbunyi, "Kamu adalah atlet panah. Kamu memanah pacarmu sendiri". Dan apa pun gaya bela diri mereka berujung tak berguna ketika nantinya mayoritas aksi sekedar diisi asal pukul, tusuk, dan tembak.
Selanjutnya Ten: The Secret Mission selalu punya amunisi pemancing tawa khususnya melalui barisan kalimat ajaib bernuansa nasionalisme atau kontemplasi kehidupan. Cathy paling sering mendapat tugas menyampaikan. Dengan letupan membara seperti senior sok galak di tengah ospek, Karenina rutin menampilkan dua sisi kontradiktif Cathy. Dia bisa berucap "kita bagai titik di alam raya yang seolah tak punya arti" lalu sedetik kemudian menghardik "you fucking stupid ass bitches". Namun jangan khawatir, para model kita juga sesekali mendapat jatah berpetuah. Misalkan Model A (coba hafalkan nama mereka kalau bisa), yang seusai melempar bambu ke dada lawan sempat berkata, "negara ini merdeka bukan hanya karena bambu runcing, tapi ahli bela diri yang bersenjatakan bambu runcing" (I know it's stupid, let it go).
Ten: The Secret Mission membuktikan betapa kekakuan "objektif" memandang film bermodal ukuran-ukuran teknis tak selalu berlaku. Nyaris segala sisi entah tutur kata maupun peristiwa tersaji buruk pula bodoh, namun kebodohan yang sungguh menyenangkan. Pertanyaan apakah kebodohan itu disengaja atau tidak dijawab oleh Helfi Kardit ketika Model B memilih kulit duren selaku brass knuckle darurat. Bagaikan pernyataan lantang, "kalau Azrax bisa memakai lampu taman, mengapa model seksi tak boleh mempersenjatai diri dengan kulit duren?". Bukan bentuk kamuflase canggih macam James Bond dengan pistol pena. Kulit duren asli (at least di konteks filmnya) yang tidak sengaja jatuh di depan sang model. Bagaimana cara memasang kulit duren di tangan? Go figure. Terpenting adalah itu kulit duren.
Di samping kedahsyatan kulit duren, sejatinya Helfi cukup baik membawakan tempo. Hanya berdurasi 73 menit, filmnya enggan berbasa-basi, bergerak cepat membawa penonton pada latihan keras nan ajaib yang sanggup menyulap model jadi agen rahasia tangguh selama tiga hari. Sempat melambat kala Kolonel John dan Kapten Dalton (Gibran Marten) tergugah jiwa kelaki-lakiannya dan mulai merayu dua model di malam hari, tapi itu tak lama. Berikutnya alur telah melompat ke eksekusi misi yang mengandalkan pemandangan gadis-gadis mengenakan beragam baju seksi (tank top, sport bra, apa pun), berpeluh, berdarah-darah, menghajar kawanan teroris sampai sederet jawara unggulan.
Eksekusi aksinya tak buruk. Paling tidak gerak shaky kamera Nofi Kardit cukup menutupi kemampuan bela diri terbatas jajaran cast-nya. Pun soal melakoni baku hantam, kesepuluh model kita berjuang sekuat tenaga dalam gerak dan ekspresi. Sayang third act-nya berlangsung terlampau panjang, menjadikan berbagai momen highlight khususnya kebrutalan berhiaskan banjir darah menjelang akhir tergerus dampaknya. It could be more fun with shorter yet more impactful finale. Demikian pula keseluruhan film yang berpotensi jauh lebih menghibur andai Helfi Kardit bersedia lebih sering lagi merayakan kebodohan mengasyikkan b-movie. Masih cukup ruang bagi kemunculan ikonik kulit duren. All hail brass-knuckle-made-of-durian-skin!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
31 komentar :
Comment Page:2 1/2 bintang masih bisa dikatakan watchable kah mas?
tergantung ekspektasi. Bang Rasyid udah tau film ini seperti apa sblum nonton, makanya rating "lumayan" untuk ukuran film kek ini.
Kalau bisa menerima (or even better) terhibur sama semua deskripsi kengawuran di atas ya watchable. Ini stupidity at its best kok, sayang kurang total bodohnya haha
@Alvi : Ekspektasi saya sangat kurang.. haha
@Mas Rasyid : Diluar kebodohan ngeliat cast dengan 10 model itu saya menduga2 kalau akting n dialognya sepertinya dangkal, "negara ini merdeka bukan hanya karena bambu runcing, tapi ahli bela diri yang bersenjatakan bambu runcing" seperti itu contohnya.. haha
Nggak dangkal kok, cuma bodohnya setengah mati hahaha
Mas rasyid review Emoji Movie lah :v
Baru baca review-review yang ada aja udah bikin mules :D
duh pingin nonton
Jangan weekend tapi ya, minimalisir resiko kerugian finansial :)
Jadi pengen nonton biar bisa maki maki hehe.. sayang weekend mahal, dan minggu depan harus jadi kelalawar :D
Haha sayang duit kalau buat maki-maki doang mah
bang rasyid..g review film indo yg lg heboh itu? misteri jem*** kuntilanak..wkwkwk..cpd
bang rasyid..ditunggu review film indo yg lg heboh itu..misteri jem*** kuntilanak..wkwkwk..capeee dweeehhh
gambare... bikin sagne...
Saya kira sarung tinju kulit duren itu terinspirasi dari mahakarya sang legenda, yang mulia baginda Nayato. Sudah lihat "Pukulan Maut" kan?
Oh damn, suicide mission itu :D
Itu masih "mending" dan "masuk akal" cara pakenya. Both are stupid though haha
Haha ya sudahlah dialihkan buat Mars Venus part cowo aja..
Ya padahal awalnya Emoji Movie masuk watchlist saya. Terpaksa karena komen sang Movie Freak, saya blacklist aja.
Awalnya ceritanya keren gitu menurut saya, tentang para emoji yang menjadi "hidup" kayak Inside Out gitu.
Beberapa review sih sepakat sebut Emoji versi bodoh & murahan Inside Out haha
Yes, minggu ini juga rilis Banda. Berangkat juga menjanjikan
Bang... udah nonton Naked Weapon belum? Kok mirip ya :))
Sayangnya Banda ngga ada layar di Karawang sepertinya. Dan juga film anti mainstream dan film festival yang masuk bioskop jarang dapet layar di sini..
Waduh, sampe segitu flop-nya ya, Bang ?
Ya sudah alokasinya buat Mars Met Venus (Part Cowo) aja deh, hehehe.
Nggak selalu percaya review, tapi kalau banyak yang nyebut itu one of the worst movie ever ya mending hemat duit hehe
Yap, atau Valerian
Naked Weapon mah asyik ada Maggie Q :D
Yah film macam gini penontonnya segmented banget sih jadi terbatas layarnya
Hmmp, saya jadi penasaran bang emang apa sih yang ngebuat Emoji jadi one of the worst movie ever ?
Nah yang itu cuma bisa dibuktikan sendiri kalau nonton hehe
Waduhhh... B Grade movie
Semoga aja gak menjamur ya...
Asal bisa jadi b-movie yang fun sebenernya nggak masalah kok. Kalau yang asal bikin itu yang bahaya :)
Posting Komentar