PETER RABBIT (2018)
Rasyidharry
Februari 25, 2018
Comedy
,
Domhnall Gleeson
,
James Corden
,
Lumayan
,
REVIEW
,
Rose Byrne
,
Sam Neill
,
Will Gluck
14 komentar
“Everyone is allergic
to something nowadays”, demikian ucap Peter (disuarakan James Corden). Kebetulan
kalimat ini mengundang paralel terkait tudingan bahwa film ini melakukan “allergic bullying”. Sebab di salah satu
adegan, Peter dan teman-temannya memanfaatkan alergi blackberry yang diderita Thomas
McGregor (Domhnall Gleeson) untuk melemparinya menggunakan buah tersebut.
Fenomena ini memperlihatkan mengapa tontonan macam Peter Rabbit dibutuhkan. Sebuah film dengan satu-satunya tujuan
adalah bersenang-senang, meski hiburan miliknya takkan awet di ingatan
penonton.
Ketika hampir segala hal di dunia dipandang sebagai
permasalahan, Peter Rabbit enggan
peduli, tanpa takut menggelar petualangan anarkis yang bagai adaptasi Tom & Jerry. Apabila Tom dan Jerry saling melempar meriam,
maka Peter beserta saudara-saudaranya memasang perangkap listrik yang dapat
membuat seseorang tersetrum hingga terlempar. Kedua tontonan itu pun sama-sama
menampilkan karakernya dihantam pegangan garpu taman yang mereka injak. Bedanya,
Peter Rabbit berani menunjukkan
kematian tokoh manusia secara on-screen.
Mr. McGregor (Sam Neill) yang amat membenci kelinci dan
pernah membunuh ayah Peter lalu memakannya, mendadak tewas karena serangan
jantung. Dia tewas kala memburu Peter yang kerap mencuri sayur serta buah di
ladangnya. Baru sebentar hewan-hewan berpesta pora, datanglah Thomas, keponakan
jauh Mr. McGregor yang mewarisi rumah tersebut. Thomas rupanya tidak kalah
kejam dibanding sang paman soal memburu kelinci. Malang bagi Peter,
keberuntungan bagi penonton, karena kemunculan Gleeson memperbaiki dinamika
film yang sempat kurang stabil di awal.
Domhnall Gleeson menyimpan talenta komedi luar biasa melalui
histeria komikal yang selalu berhasil menyentuh urat tertawa. Gleeson menjadikan
Thomas sosok antagonis yang menyenangkan ditonton pula mudah disukai. Bukan
hanya oleh penonton, juga Bea (Rose Byrne), pelukis yang selama ini melindungi
para kelinci dari kejaran Mr. McGregor. Ya, Bea dan Thomas saling jatuh cinta.
Peter yang selama ini merupakan kelinci favorit Bea pun cemburu, memfasilitasi
naskah buatan Will Gluck (juga selaku sutradara) dan Rob Lieber berpetuah soal
cinta. Bahwa cinta semestinya dibagi, disebarkan ke semua makhluk alih-alih
jadi bahan obsesi diri sendiri.
Walau mengandung pesan, pemaknaan terhadapnya urung diposisikan
selaku fokus terdepan. Peter Rabbit
tetap menyimpan secuil momen hangat seputar keluarga, tapi bersenang-senang masih
jadi tujuan utama. Film ini boleh berasal dari buku cerita anak yang
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1902, Will Gluck berusaha membuat
filmnya sebisa mungkin terasa kekinian. Tengok saja penggunaan deretan lagu “Top
40” macam Feel it Still yang sekilas
merupakan pilihan klise nan malas, namun efektif mendukung niatnya
bersenang-senang.
Semakin brutal pertarungan Peter dan saudara-saudaranya
melawan Thomas, semakin menyenangkan. Pula seiring bergulirnya kejenakaan aneh
nan kreatif berbungkus kesempurnaan timing
dari Gluck, turut bertambah daya pikat filmnya. Peter Rabbit bagai enggan menahan diri, menggila guna menghadirkan
hiburan. Lagipula, ini sajian petualangan kental komponen slapstick tentang kelinci-kelinci yang
bisa bicara dan mengenakan jaket (tanpa celana)? Jadi untuk apa menahan diri?
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
14 komentar :
Comment Page:Komedinya hit and miss sih..tapi lebih banyak hit nya sampek ngakak ngakak di bioskop ��
Jadi film ini worth it kah mas? Soalnya melihat trailernya, film ini kayak rip-offnya film Hop (yang sangat gue nggak suka itu).
Humornya beda sama Hop. Kalau demen Tom & Jerry pasti enjoy nonton Peter Rabbit
cocok untuk anak?
Cocok dong, kan emang film semua umur :)
Nonton "Peter Rabbit" emang karena suka film yang ngegabungin animasi sama dunia nyata kayak "Paddington" dan "Alvin And The Chipmunk". Btw apa komedi slapstick gak bahaya buat anak, Mas ?
Animation Sony dari sisi Penceritaan habis Emoji Movie semakin membaik ya. Semoga Spiderman into the verse juga bagus
Komedinya ada yang hit and miss tapi banyak yang hit nya,ga berhenti ngakak sampai akhir
@Muhammad Lah? Kan animasi Sony habis Emoji baru The Star sama Peter Rabbit
@Satria True, yang hit bisa nutup kekurangan yang miss
Udah nonton mas, dan buat hiburan ketawa sama anak2 sih, sangat oke
@Pramudya Nggak kok, tinggal gimana orang tua mendampingi dan monitor tontonan anak. Asal slapstick-nya "cartoonish" ya, macam Tom & Jerry atau Peter Rabbit. (Ini yang ngomong Rasyid Harry sebagai Sarjana Psikologi, bukan reviewer haha)
Ada aura Tom n Jerry nya.. kdg musuh kdng partner
Perangkapnya apalagi, jenis slapstick yang di kartun dipopulerkan sama Tom & Jerry
Red sparrow ditunggu mas :)
Posting Komentar