BEYOND THE CLOUDS (2018)
Rasyidharry
April 22, 2018
A. R. Rahman
,
Bagus
,
Drama
,
Gautam Ghose
,
Hindi Movie
,
Ishaan Khatter
,
Majid Majidi
,
Malavika Mohanan
,
REVIEW
8 komentar
Jika The Color of
Paradise (1999) diawali oleh kalimat “To
the glory of God”, maka “In the name
of God” membuka Beyond the Clouds.
Saya lupa apakah film-film Majid Majidi lain seperti Children of Heaven (1997) juga demikian. Pun melihat judul-judul filmnya,
ada kesan sang sutradara berkarya atas dasar ekspresi spiritual, atau bisa
disebut berdoa. Bukan doa berupa permohonan, melainkan puja-puji, mengagungkan
kebaikan yang selalu ada dalam hati manusia, sekecil apa pun itu, seburuk apa
pun si empunya hati. Protagonis film ini misal, yang menurut perspektif umum,
tentu kurang layak disebut orang baik.
Aamir (Ishaan Khatter) namanya, yang sehari-hari mencari
nafkah sebagai kurir narkoba. Ketika sikap bengalnya membuat kesal seorang
pentolan dunia hitam setempat, Aamir pun jadi buronan polisi. Tersudut, ia
meminta bantuan sang kakak, Taara (Malavika Mohanan) yang dulu sempat
ditelantarkannya. Masih besar sakit hati Taara, tapi sebagaimana ia menyediakan
ruang khusus untuk burung-burung bernaung, Aamir pun diberi tempat berlindung. Berbeda
dengan Taara, menolong secara cuma-cuma tampak begitu jauh dari jangkauan Amir
dengan segala ego miliknya. Sampai hadir ujian, ketika membantu sang adik
justru mendatangkan petaka bagi Taara.
Narkoba kepunyaan Aamir dia titipkan pada Akshi (Gautam Ghose),
salah seorang rekan kerjanya. Malang, Akshi justru berusaha memperkosa Taara, memaksanya
membela diri, memukul kepala Akshi dengan batu. Akshi sekarat. Apabila ia
tewas, Taara bakal dipidana atas kasus pembunuhan dan mesti mendekam di penjara
seumur hidup. Nasib yang tak jauh beda dibanding kematian melihat kondisi sel
yang kumuh. Tentu ini pukulan untuk Aamir. Ketimbang membunuh Akshi guna
membalas dendam, yang mana lebih mudah dia lakukan, Aamir mesti berharap pria
brengsek itu selamat. Dilema, ironi, pula gejolak-gejolak batin lain campur
aduk, menciptakan kompleksitas yang jarang Aamir alami mengingat selama ini dia
hanya hidup memikirkan diri sendiri.
Situasi semakin rumit tatkala ibu beserta dua puteri Akshi
datang menjenguk. Mereka miskin. Membayar biaya rumah sakit bakal menghabiskan
seluruh harta, sementara mendengar perbuatan Akshi bisa seketika menghancurkan
hidup mereka. Seperti kebaikan Taara terhadap burung-burung serta dirinya,
Aamir memutuskan menolong keluarga Akshi. Di sini prosesnya mengais sisa-sisa
kebaikan bermula, dan Majid Majidi, melalui kisah buatannya yang kemudian dituangkan
menjadi naskah oleh Mehran Kashani (sebelumnya berduet bersama Majidi lewat The Song of Sparrows), berpesan bahwa
sifat kemanusiaan selaras dengan kesedian berbuat baik pada sesama, yang
nantinya akan dibalas kebaikan pula.
Kedua belah pihak mulai menjalin kedekatan, bahkan
menghadirkan senyum tulus, yang sebelumnya bak sulit merekah di bibir
masing-masing. Ada satu momen indah, saat keempatnya bergantian menyanyi dengan
latar tembok rumah Taara yang penuh gambar pedesaan hasil coretan crayon warna-warni.
Indah, karena di situ mereka berbagi kebahagiaan bersama. Sedangkan di
kesempatan lain, sinematografi Anil Mehta kerap menampilkan karakternya berada
di tengah keramaian, entah di antara karyawan laundry, kain-kain putih yang
dijemur, hingga taman penuh merpati, yang menyulap setting Mumbai bak panggung
petualangan berskala besar. Keberadaan A. R. Rahman (Slumdog Millionaire, 127 Hours) di departemen musik menjadikan
petualangan itu kental nuansa kultural unik.
Walau mudah menebak akhirnya Aamir sadar, naskahnya enggan menyajikan
transformasi instan. Beyond the Clouds
tampil selaku gambaran proses, bukan perjalanan ajaib serba tiba-tiba. Bahkan melewati
pertengahan kisah, sewaktu mayoritas film bertema serupa telah membawa tokoh utama
ke penebusan dosa, Aamir masih menunjukkan sisi kelam mencengangkan. Karena
realitanya, sulit berbuat baik apalagi dalam di posisi Aamir. Tidak ada yang
mudah, termasuk bagi Tara. Biarpun menemukan secercah kebahagiaan, penjara
bukan hal enteng, bukan pula tempat di mana senyum rutin merekah dan bulan
bersinar terang. Beyond the Clouds
memang positif, namun menolak tampil naif. Konklusinya sederhana. Cukup satu shot bermakna tanpa emosi bergelora yang
tegas menyatakan pesannya. Lebih dari cukup, sebab pada titik itu, Aamir dan Taara
sudah meruntuhkan kegelapan, rela berbagi kebaikan, kemudian menemukan
kedamaian.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
8 komentar :
Comment Page:Enjoy banget dari awal film sampai ending, berasa dekat dengan kehidupan nyata filmnya. Ishan Khatter ( adik Shahid Kapoor) ternyata piawai juga dlm berlakon, bisa sejajar dengan Varun Dhawan atau Siddharth Malhotra yang kini jadi idola para remaja. Seandainya Deepika Padukone gak out, makin gahar nih peran Taara. Tapi Mohanan di debutnya juga tak kalah kerennya, scene di penjara itu bikin luluh.
Haha belum lah kalo Siddarth Malhotra, soalnya nggak seganteng itu.
Pas kok, kalau pake Deepika, jadinya distraksi, soalnya jadi ada nama top nongol. Dan mau nggak mau, karena udah bayar mahal, porsi Taara kudu dibanyakin, padahal bukan fokus utama.
Mungkin bisa kalo filmnya Dhadak bareng Janhvi (anak Alm. Sridevi) rilis, hehee. Soalnya tu film remake film tamil, Sairat. Yang populer karena ending yang begitu menguras air mata. Deepika out setelah proses shoot udah sebagian rampung, mungkin Deepu sadar ia bukan peran yang terlalu menonjol. Haha
Oh Deepika belum shoot. Itu screen test aja sehari, bagian proses casting. Majid sendiri yang bilang, someday pengen kerja bareng dia, tapi bukan di sini, yang buat dia nggak pas campurin aktor baru & berpengalaman.
Kirain udah shoot itu, ternyata screen test tho. Matur suwun mas infonya...
bollywood bakal bersaing dgn hollywood, memang bukan dari segi glamor tapi dari karya
Tapi ada yg buat penasaran itu pas ending tara bisa keluar atau gak dari penjara
iya sama gmna akhirnya tuh ya
Posting Komentar