KASINEM IS COMING (2018)
Rasyidharry
Agustus 10, 2018
Bagus Laksono
,
Cassandra Lee
,
Comedy
,
Hasto Broto
,
Indonesian Film
,
Letsman Tendy
,
Master Limbad
,
Nadya Pasha
,
Naysila Mirdad
,
Randy Martin
,
REVIEW
,
Sangat Jelek
,
Yanti Yaseer
9 komentar
Kasinem is Coming bukan produk berkualitas kancut, karena filmnya
sendiri tidak layak disejajarkan dengan kancut yang masih memiliki fungsi penting
dalam hidup manusia di seluruh semesta Indonesia. Bukan saya tidak menghargai
perjuangan tim produksi, khususnya kru yang bekerja banting tulang (skor
setengah yang saya berikan dipersembahkan bagi mereka), tapi filmnya sendiri
seolah tak menghargai waktu, tenaga, serta uang yang diluangkan penonton. Di
luar gedung bioskop biasanya berjejer beberapa warung makanan. Jika saat
membaca review ini anda sedang
berjalan memasuki bioskop untuk menonton Kasinem
is Coming, segera berbalik, masuk ke salah satu warung, pakai uang 35 ribu
rupiah itu demi menghapuskan lapar dan dahaga.
Kasinem yang konon segera datang
itu adalah gadis cantik kembang desa (Naysila Mirdad), yang tengah bimbang
ketika secara mendadak, sang ibu (Yanti Yaseer) meminta meneruskan pekerjaannya
sebagai pembantu di Jakarta. Kasinem bimbang karena di saat bersamaan, ia telah
diterima bekerja sebagai sekretaris di Singapura. Kabar itu baru Kasinem terima
setelah sang ibu meneleponnya dari kereta dalam perjalanan pulang. Mengapa
tidak sejak jauh-jauh hari? Sebaliknya, mengapa pula Kasinem tak menghubungi
ibunya perihal pekerjaan di Singapura? Semua masalah di film ini takkan terjadi
andai karakternya berkomunikasi sebagaimana manusia normal.
Kasinem nekat diam-diam berangkat
ke Singapura bersama Luna Asmara alias Lunas (Nadya Pasha), penyalurnya. Kasinem is Coming pun memulai proses
selaku road movie, yang sesuai aturan
tak tertulis, wajib menghadirkan sederet konflik pengacau perjalanan.
Kekacauan-kekacauan milik Kasinem is Coming
sungguh tidak terduga. Bukan disebabkan twist
cerdik, melainkan keputusan naskah hasil tulisan Bagus Laksono berdasarkan
ide cerita sang produser, Letsman Tendy, menantang akal sehat. Deretan
filmografi Letsman Tendy sendiri terdiri atas judul-judul macam Missing You (2016) sampai Lasjkar di Tapal
Batas (2016), sehingga saya tak
terkejut mendapati hasil karya terbarunya ini.
Kasinem bak wanita terkutuk pembawa
sial. Bus yang ditumpangi terhalang jembatan yang terendam banjir, terhenti
setelah menabrak seorang nenek, lalu mesinnya mati. Bus kedua mengalami kebocoran ban. Sebelumnya,
kereta yang dinaiki terpaksa menghentikan laju akibat rel tertutup air bah.
Kualitas CGI-nya bakal membawamu terbang ke langit ketujuh, di mana rel kereta asal
dipasang pada latar sungai tempat warga desa biasa buang air besar.
Satu-satunya pelajaran yang bisa dipetik dari road trip Kasinem dan Lunas hanya gambaran buruknya transportasi
negeri ini. Bahkan realitanya tak separah itu. Setidaknya, takkan terjadi dalam
satu rangkaian perjalanan seseorang. Jadi, satu-satunya penjelasan masuk akal
adalah: Kasinem terkutuk!
Jika anda rindu paras ayu Naysila
Mirdad yang menjalani debut layar lebarnya di sini, Kasinem is Coming akan cukup mengobati, walau aktingnya tak pernah
beranjak dari stereotip gadis kampung yang bicara selembut sutra, selambat
siput, selembek kotoran ayam. Namun itu lebih baik dibanding menyaksikan Limbad,
oh maaf, MASTER Limbad. Ingat aksi pertamanya di layar kaca yang misterius,
mengerikan, sewaktu berjalan di atas belati? Sosok tersebut sudah lama hilang, dan mencapai titik nadir di film ini,
ketika ia tampil bak memparodikan diri sendiri. Memerankan bodyguard yang senantiasa membisu, konyol, tidak mampu berbuat apa
pun kecuali menggerutu sambil menjaga pintu. Rupanya “Master of Fakir Magician” itu kini sebatas satpam yang tak lucu.
Bukan cuma Limbad yang gagal
melucu. Keseluruhan filmnya pun demikian. Sepanjang durasi hanya 2 kali saya
tertawa: Dalam sebuah momen slapstick
di pesawat dan saat Kasinem menyebut minuman keras sebagai wedang jahe.
Keduanya efektif berkat kesempurnaan timing.
Dinamis, langsung menerjang di titik yang tepat, tanpa diulur-ulur seolah
menggoda penonton, “Hayoo ternyata yang lucu apa hayooo???” sebagaimana humor
lainnya dikemas oleh Hasto Broto (Surga
Menanti, Jembatan Pensil) di kursi sutradara. Belum sempat punchline-nya muncul, saya terlanjur
dibuat kesal akibat metode itu.
Komedi Kasinem is Coming memang mengesalkan kala menghabiskan 100 menit mengolok-olok
ukuran tubuh Nadya Pasha. Ke mana pun destinasinya, apa pun masalah yang
dihadapi, leluconnya urung beranjak dari “sulitnya orang gemuk beraktivitas”.
Satu-dua kali “main fisik” wajar. Saya tak seekstrim itu soal bodyshaming. Namun melakukannya hampir
di setiap kesempatan menandakan kemalasan penulis. Sudah ofensif, repetitif
pula. Humor menurut Bagus Laksono hanya berkutat di 2 hal: ekspresi mesum
lelaki melihat kecantikan Naysila serta tubuh Nadya Pasha. Sekalinya mencoba
gaya berbeda, kita disuguhi tiga orang, termasuk cameo Cassandra Lee, mengenakan topi bertuliskan “Kasinem is Coming Film”. Was that supposed to be a meta jokes? Was that
supposed to be a joke at all???
Tanpa klimaks, konflik diakhiri
semudah menggaruk ketiak. Kasinem sampai di Singapura, menyadari ia adalah
korban penipuan dan dijual hanya untuk memuaskan hasrat sang bos, berhasil
kabur dengan alasan kembali sejenak ke kamar, bertemu gadis asal Indonesia yang
ternyata merupakan sepupu Radit (Randy Martin), anak majikan tempat sang ibu
bekerja dulu, lalu bertemu lagi dengan ibunya. Mereka berbahagia, penonton
bermuram durja. Saya baru saja membocorkan ending
filmnya supaya anda tidak perlu buang-buang uang, tenaga, dan waktu menonton
kekacauan memalukan nan mengesalkan ini. Thank
me later.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
9 komentar :
Comment Page:Yaelah mas saya pikir ni film bakal di skip..sempet2nya.. Ngeliat posternya aja udah bikin dahi berkerut, nama2 diposternya itu cameo semua?
Wahahaha parah nih komennya to the point banget. Mungkin niatnya mau bikin ala cek toko sebelah, tapi gatot. Dapet promosi jabatan yg berkantor di singapura alih alih malah disuruh jaga toko sama sang bokap.
Hey...tpi gw emang emess Ama naysilla..gmn siy debutny d layarlebar...gak apa deh gak jauh beda.am dsintrion....liat wajahdoi di layar gudeee gtu udeh seneng kok y kudu ditonton ini mahh
@Panca Maunya skip, cuma gimana lagi, ditugasin wajib. Nah entah tuh, selain Cassandra Lee nggak ada yang kenal.
@jefry Ya udah bukan waktunya bermanis-manis :)
@hilpans Silahkan kalo masih nekat :D
Di kota saya malah gak tayang ni film min 😊
mas, pengen review serendipity gak?
Ngakak baca paragraf trakhirnya.. kekesalan memuncak wkwk
Wkekwk..kasinem terkutuk
Suka banget sama review film jelek... bahasanya itu loh... 😂😂😂
Posting Komentar