ARWAH TUMBAL NYAI THE TRILOGY: PART ARWAH (2018)

23 komentar
Mari sambut Arwah Tumbal Nyai The Trilogy: Part Arwah selaku film Indonesia dengan judul paling membingungkan sejak Laskar Pelangi Sekuel 2: Edensor (2013). Arwah sendiri merupakan pembuka sebelum Tumbal dan Nyai yang masing-masing dibintangi Dewi Perssik dan Ayu Ting Ting ikut menyusul rilis tahun ini. Saya merasa patut berterimakasih, karena tanpa film ini, saya takkan tahu kalau Zaskia Gotik telah menjadi brand ambassador Go-Jek lalu mengubah namanya menjadi Zaskia Gotix. Jangan kaget jika di film kedua ia berganti nama lagi jadi Zaskia Go-Ride.

Digarap oleh sutradara spesialis film ajaib, yaitu Arie Azis (Oops!! Ada Vampir, Tali Pocong Perawan, The Secret: Suster Ngesot Urban Legend), Arwah mengisahkan seorang gadis bernama Syurkiani (Zaskia Go-Car), yang untungnya tidak gemar beradegan syur, melainkan bermimpi ingin menari jaipong seperti mendiang ibunya. Tapi rentetan kasus hilangnya para penari jaipong secara misterius ditambah larangan sang nenek, Lela (Minati Atmanegara), membuat impian Mbak Syur sukar terwujud.

Tapi Mbak Syur nekat, kemudian memilih meminta diajari oleh Nyi Imas (Dewi Gita), yang tinggal di sebuah rumah tua. Di rumah Nyi Imas pula terdapat kendang terkutuk yang apabila dipukul tiga kali, bakal membangkitkan para hantu. Di sinilah naskah karya Aviv Elham (Tali Pocong Perawan, Alas Pati) mulai menunjukkan kejeniusannya berlogika. Nyi Imas bersedia melatih Mbak Syur menari jaipong asal Mbak Syur mau memukul kendang itu 3 kali. Pertanyaan bagi anda: Mbak Syur ingin belajar jaipong, tapitak mau memanggil hantu. Jalan apa yang mesti dia ambil agar 2 hal tersebut terpenuhi?

Apabila anda menjawab “pergi dari sana, cari guru jaipong di kota lain”, maka SELAMAT, anda cukup pintar juga waras. Sayang, Mbak Syur (dan penulis naskahnya) tidak sepintar itu. Karena pantangannya adalah “JANGAN PUKUL KENDANG 3 KALI”, dia pun MEMUKUL KENDANG 4 KALI! Begini Mbak Syur, sebagai orang yang peduli pada sesama, beri saya kesempatan untuk menjelaskan. Jika anda memukul kendang itu 4 kali, bukankah artinya anda sempat memukulnya sebanyak 3 kali yang artinya hantu-hantu sudah keluar?

Selanjutnya, kebodohan demi kebodohan elemen cerita menyusul bergantian. Tapi jangan khawatir. Bukan cuma itu kehebatan film ini. Sebagaimana Dewi Perssik sebut di sebuah wawancara, ia ingin trilogi ini menjadi bak trilogi “GOD FATHER”. Peduli setan bahwa penulisan judul yang benar adalah “The Godfather”. Mungkin maksud Dewi, keduanya sama-sama total. Apabila trilogi garapan Francis Ford Coppola itu memukau di seluruh elemen, maka Arwah Tumbal Nyai remuk di segala sisi.

Tata suaranya lebih berantakan daripada arus lalu lintas Ibukota di jam pulang kantor. Karakternya bagai bicara dari balik bantal sehingga sulit mencerna apa yang dikatakan. Apalagi kalau kalimat itu diucapkan oleh Shakti Arora yang memerankan Shakti, kekasih Mbak Syur. Orang bicara sambil kumur-kumur masih lebih jernih di telinga ketimbang obrolan film ini. Sedangkan musik gubahan Tya Subiakto termasuk salah satu scoring paling menyayat telinga yang pernah saya dengar. Baru kali ini saya benar-benar menutup telinga karena tidak kuat.

Tentu saja “musik” tersebut rutin menemani deretan jump scare “asal masuk” yang disusun Arie Azis. Jujur, Arwah sejatinya diawali dengan cukup meyakinkan. Hantu tidak buru-buru dimunculkan, dan waktu coba dimanfaatkan guna menuturkan kisahnya, walau apa sebenarnya yang ingin dikisahkan tak pernah jelas. Sekitar 15-20 menit pertama plus beberapa titik-titik berikutnya, Arie Azis nampak ingin membuat slow burning horror.

Ya, bukan saja The Godfather, Arie pun berusaha menciptakan Hereditary versinya, yang mengalun pelan, luar biasa pelan sampai satu sekuen jump scare saja sempat makan waktu 5 menit. Dari Mbak Syur terbangun akibat barang di kamarnya jatuh, duduk di kasur, pelan-pelan berjalan ke arah barang itu, pelan-pelan mengeceknya, pelan-pelan membuka pintu, pelan-pelan menutup pintu, pelan-pelan menengok ke bawah kasur, dan berbagai “pelan-pelan” lain yang ditutup menggunakan payoff antiklimaks kala musik penyayat telinganya terdengar beberapa detik lebih cepat sebelum si setan menampakkan wajah.

Melakoni debut akting layar lebarnya,  Zaskia Go-Pay masih luar biasa canggung. Sewaktu dituntut berakting kaget akibat gangguan setan, Zaskia Go-Massage malah bagai orang yang dikejutkan bunyi alarm. Satu-satunya hal yang terlihat natural hanya ketika Zaskia Go-Food mencoba beberapa gerakan tari jaipong. Akting sang aktris kaku sekaligus monoton, sama monotonnya dengan gelaran alur yang berjalan memakai formula: Datang ke rumah Nyi Imas - Diusir - Menemukan misteri - Datang ke rumah Nyi Imas - Ulangi dari awal.

Semakin mencapai akhir, kekonyolan alurnya makin dahsyat, sayangnya, begitu pula histeria penonton kebanyakan, yang rupanya sangat terhibur menyaksikan Zaskia Go-Send terjebak dalam satu lagi “horor berisik”. Fakta mengenaskan: Jumlah penonton Arwah pada hari pertama penayangan mengalahkan Aruna & Lidahnya juga Something in Between, walau di antara ketiganya, film yang dibintangi Zaskia Go-Box ini diberi jatah layar paling sedikit. Bukan salah bioskop, bukan salah Rapi Amat, bukan salah Zaskia Go-Pulsa. Kita sebagai penonton yang perlu introspeksi.

23 komentar :

Comment Page:
Zha93 mengatakan...

Review terngakak selama jadi pembaca setia blog ini. Ga tau kenapa tidak pernah ada keinginan untuk menonton film garapan rapi amat, walaupun jangan pernah menilai dari judulnya tapi tetap saja judul nih film udah bisa langsung ketebak bakal gimana isi ceritanya. Apalagi jajaran castnya.. tidak meyakinkan hehe

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

sungguh kegoblokan yg haqiqi
gue ngakak
pada akhirnya lu yg promoin product product gojek

KieHaeri mengatakan...

Pertama nonton Aruna, senyum sumringah gak mau beranjak dari kursi bioskop. Dilanjutkan dengan nonton gilm ini pengen cepet-cepet pesan Go-Car biar bisa Go-Back ke rumah... Adegan kala Zaskia Gotix ngomong ke Nyi Imas "misteri hilangnya penari jaipong" luar biasa bak membacakan puisi yang saking puitis saking bikin meringis lihatnya.. Baru pertama kali nonton film di bioskop gak enak duduk, suntuk dan bikin pusing...

QueenRie.... mengatakan...

Hahaha lucu reviewnya
Ga minat sih nonton film nya tp senang liat reviewnya

Icha Hairunnisa mengatakan...

Nggak kuat nahan ledakan tawa dari diri sendiri pas baca bagian Zaskia Go-Pay dll. Aku perlu berterimakasih karena udah dibikin ngakak sama review ini tanpa perlu nonton filmnya. 😂

Beritman mengatakan...

Zazkia Go-Blog nya belum kesebut tu :D

talass19 mengatakan...

Warbasyiah 🤣🤣🤣

Rasyidharry mengatakan...

@Zha Cast tidak meyakinkan? Anda meragukan akting Zaskia Go-Clean???? 😂

@Teguh Sesungguhnya riviu ini endorsement terselubung.

@Ungki Makanya next time marathon yang bagus belakangan lah 😁

@Icha Ya karena kalo nonton boro-boro ngakak, nggak stress juga alhamdulillah.

@Beritman Yang Go-Blog saya, masih mau disuruh nonton haha

Unknown mengatakan...

Rekor nih , review cuma di kasih setengah bintang

hilpans mengatakan...

Kenapa gak ngasih 1/4 bintang aja bung kan sayang kalo kasih 1/2 bintang doang

Unknown mengatakan...

Review terngikik yg pernah gw baca, hahaha..

Anonim mengatakan...

Jujur saya nggak hype banget sama film.Bahkan 2 hari yang lalu saya baru nonton "Bad Genius(Thailand)" dan sampe 2 hari ini saya masih kebayang film itu. Menurut saya film Thailand selangkah lebih bagus daripada film Indonesia, gimana tanggapan ts?

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

gak sepadan atuh dibandingkan ama bad genius mah
film indonesia juga banyak yg bagus
ini mah kacrut aja weh si rapiamat ama zaskia go mart

Masban mengatakan...

Waduh saya senyum sendiri baca Reviewnya. sebenarnya Rapi ahmada ngincer target audiencnya memang orang orang indonesia. waktu dibioskop banyakan orang mana dulu ?
Remaja ?
dewasa ?
atau anak anak ?. atau lebih lagi mereka yang dibioskop sebenarnya mau lihata apa ?
Cerita ?
Visual ?
Mau dikagetin atau memang mau lihat artis ?
atau jangan jangan mereka penonton bayaran ?

bang ada info juga. film night come for us udah diumumin cuma di netflix.

Rasyidharry mengatakan...

@Pajri Oh sering kok kasih setengah. Belakangan aja lagi baik.

@hilpans Simply karena blog ini cuma kasih rating kelipatan 0.5 tapi kalau 0 masih bisa.

@anonim Overall industri Thailand lebih dulu solid dari Indonesia, tapi sekarang, bicara ragam & kualitas ya setara, malah kita sedikit lebih unggul. Cuma kan film Thailand yang masuk bioskop Indonesia atau ditonton orang sini nggak mungkin yang busuk, jadi sekilas kayak bagus semua.

@Masban Yah gimana ya, sayangnya kebanyakan penonton yang bukan moviegoers memang suka film ginian. Buktinya laku dan pada teriak-teriak.

Yes, karena sensornya susah kalau masu bioskop. Tapi kabarnya masih diusahakan biar bisa di bioskop Indonesia walau cuma pemutaran khusus beberapa kali.

suryowidiyanto mengatakan...

liat di medsos yg nonton film ini dapet gratis minyak goreng sama beras

Ron mengatakan...

Rapi Amat jelas punya salah dong eh maksudnya kontribusi atas film ini. Review film ini jelas lebih menghibur dibanding filmnya. Semuanya serba ajaib, dari segi cerita, pemilihan pemain, musik, directing, dll.

Saat Santoso mengatakan...

Jujur ya, review2 film kualitas sampah kyk gini jauh lebih menghibur ketimbang nonton filmnya..
Setelah kemarin CineCrib yg ngeluarin semua "kata mutiara" utk film ini, sekarang baca review lu kyk gini, cocok^^

Raid Mahdi mengatakan...

Saran: Baca ulasannya sambil dengar soundtrack The Dark Knight

wins mengatakan...

Mas, sobekan tiket nya jangan dibuang ya, bisa dituker jadi beras loh...😂😂

abrori mengatakan...

hanya bisa ngakak baca review nya.. wkwkwk ��

Surya AS mengatakan...

Bodohnya natural tidak dibuat - buat

sicalonorangkaya.blogspot.co.id mengatakan...

Minus zaskia go-clean biar otak penulisnya di bersihin skalian