REVIEW - GREENLAND

1 komentar

Menginjak usia 51 tahun, kentara bahwa fisik Gerard Butler tak lagi seprima dulu sebagai jagoan aksi. Biarpun berkarisma, dia bukan Liam Neeson, yang berkat wibawa tingkat dewa, mampu menutupi kelemahan fisik, sekalipun sudah uzur. Butler mengambil keputusan cerdik saat memutuskan terlibat di Greenland. Keputusan yang mungkin bisa memperpanjang karirnya, supaya tak semata bergantung pada seri Has Fallen, yang direncanakan bakal merilis judul keempatnya tahun depan. 

Meski sama-sama mengetengahkan bencana, berbeda dengan Geostorm (2017), film arahan sutradara Ric Roman Waugh (Angel Has Fallen) ini tak menuntut sang aktor berlarian menerjang badai dan tsunami. Butler cuma pria paruh baya biasa yang terjebak dalam kehancuran dunia. Bukan agen rahasia, bukan mantan militer. Bahkan setelah membunuh satu orang secara tidak sengaja pun, jiwanya terguncang. Greenland menempatkan Butler di tengah spektakel khas Hollywood, tanpa perlu menjadikannya one-man army.

Butler memerankan John, seorang structural engineer, yang hubungannya dengan sang istri, Allison (Morena Baccarin), mengalami keretakan setelah ia berselingkuh. Puteranya, Nathan (Roger Dale Floyd), menderita diabetes dan harus rutin menerima asupan insulin. Jelang perayaan ulang tahun Nathan, dunia dihebohkan oleh kemunculan tiba-tiba sebuah komet bernama Clarke, yang meski berukuran cukup besar, diyakini takkan menabrak bumi. Tentu jika perkiraan NASA itu tepat, tidak akan ada film ini.

Serpihan-serpihan Clarke menghantam bumi, menghancurkan satu demi satu kota di seluruh dunia. Bukan itu saja, dalam waktu 48 jam, serpihan terbesar segera menyusul, yang disinyalir bakal memusnahkan sebagian besar populasi makhluk hidup. Seperti halnya film bencana kebanyakan, Greenland tidak langsung tancap gas. Tapi ketimbang prolog hambar berisi pembangunan latar belakang karakter seadanya dan eksposisi membosankan (salah satu penyakit film bencana), Waugh piawai membangun intensitas, memunculkan ketegangan lewat "sinyal-sinyal" bahaya.

Kita dibuat merasakan kecemasan karakternya, yang pelan-pelan menyadari bahwa Clarke bukan fenomena alam bersahabat, salah satunya melalui berita di televisi yang seiring waktu juga mulai bergeser, dari ajakan menikmati indahnya pemandangan hujan komet di langit, menjadi laporan-laporan mengerikan. Waugh menghidupkan penantian harap-harap cemas, sebelum akhirnya berkembang jadi histeria massal. Sementara gambar-gambar berisi pesawat tempur dan komet yang malang melintang di langit luas, menunjukkan betapa kecilnya para protagonis kita. Menekankan bahwa ini adalah cerita tentang orang-orang biasa yang menghadapi hari kiamat.

Tanpa harus bergantung pada CGI (kecuali momen serangan gelombang kejut yang pemakaiannya efektif), first act-nya begitu menegangkan, sehingga kegagalan sisa filmnya mencapai tingkat intensitas serupa, layak dimaafkan. Tidak buruk, namun tanpa perbedaan kualitas signifikan, bila dibanding sesama mid-budget disaster movie lain. Ada adegan kebut-kebutan di atas mobil sembari menghindari hujan meteor, pesawat yang terpaksa mendarat darurat, dan deretan pemandangan familiar lain.

Kerap menulis naskah thriller berlokasi tunggal seperti Buried (2010) hingga ATM (2012), Chris Sparling tampak sedikit kerepotan menangani kisah berskala raksasa. Berbagai plot hole yang disengaja muncul demi menambah permasalahan, jamak ditemui. Bagaimana mungkin penyakit diabetes Nathan tidak diketahui? Kenapa orang-orang tanpa undangan akhirnya diperbolehkan memasuki bungker? 

Tapi naskah Sparling mampu menyediakan kendaraan yang sempurna bagi Butler guna menjaga eksistensi. Greenland bukan soal ketangguhan sesosok jagoan menembus kiamat, melainkan perjuangan bertahan hidup sebuah keluarga. Bahkan second act-nya sempat memisahkan John dan Allison, memberi kesempatan pada Butler dan Baccarin menghantarkan performa dramatik memadai. Bagi Butler, ini berarti ia tidak perlu mengangkat senjata, berlarian menghindari bencana, atau pamer otot ala Leonidas, agar bisa membintangi suguhan blockbuster, tanpa harus banyak mengubah citra. 

1 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

yang mau link full movienya

ada di chanel telegram kita

https://t.me/centralfilm21

Gratis Request Film