REVIEW - ENCANTO

6 komentar

Sebelum menu utama Far From the Tree terlebih dahulu diputar. Berkisah tentang rakun yang kerepotan menjaga anaknya, kala ia sedang mencari makan, animasi pendek ini bicara soal proses belajar generasi muda, agar kelak bisa lebih baik dari generasi sebelumnya. Encanto pun serupa, walau kali ini, alih-alih menggantikan peran, si generasi muda turut mengajak generasi tua untuk berbenah, kemudian bersama-sama menyongsong era baru yang lebih baik.

Keluarga Madrigal dikenal atas keajaiban mereka. Berkat lilin ajaib yang didapat sang matriarch, Abuela (María Cecilia Botero), begitu mencapai usia tertentu, seluruh anggota keluarga mendapatkan kekuatan berbeda-beda. Tapi, tidak seperti Isabela (Diane Guerrero), kakak sulungnya yang dikagumi lewat kemampuan membuat bunga mekar di mana saja, maupun Luisa (Jessica Darrow) si kakak kedua yang jadi andalan berkat fisiknya, Mirabel (Stephanie Beatriz) dianggap tidak spesial. Dialah satu-satunya Keluarga Madrigal yang tidak dianugerahi kekuatan.

Bagaimana bisa? Lupakan sejenak soal tetek bengek keajaibannya, sebab kondisi serupa kerap kita temui di realita. Bayangkan sebuah keluarga. Mungkin kedua orang tua punya jabatan tinggi, harta melimpah, pula amat disegani. Sedangkan anak-anaknya, entah sudah mendapatkan pekerjaan bergaji besar, atau sangat berprestasi di sekolah. Lalu ada salah satu anak yang tidak menonjol di bidang apa pun. Orang-orang, termasuk orang tua dan saudaranya, semua berujar, "Kok dia bisa beda banget ya?". 

Perbedaan tadi membuatnya dipandang sebelah mata, atau bahkan tidak dipercaya. Sehingga, sekeras apa pun si anak mencoba membuktikan diri, selama ia masih berbeda, eksistensinya bakal terus dikesampingkan. Kira-kira demikian kondisi Mirabel.

Naskah buatan Charise Castro Smith dan Jared Bush menyusun deretan konflik relatable, yang biarpun diisi hal-hal magis, tetap membumi, dan tentu saja emosional. Tidak ada antagonis di sini. Tidak ada monster mengerikan, tidak ada manusia jahat, tidak ada pula kutukan yang mesti dihapus. Musuh karakternya adalah "ekspektasi". Keluarga berekspektasi semua anggotanya sempurna. Ekspektasi yang memberikan tekanan luar biasa jika gagal dipenuhi. Pun bagi yang berhasil, bukan berarti kedamaian selalu mengiringi, karena bisa jadi kesempurnaan itu berupa kepalsuan yang terpaksa ditempuh. 

Selain menulis naskah, Jared Bush juga duduk di kursi sutradara bersama Byron Howard (Bolt, Tangled, Zootopia), dan keduanya piawai merangkai gambar-gambar indah kaya warna, terutama di sekuen musikal, yang seperti ceritanya, bernuansa magis. Lagu-lagu hasil komposisi Lin-Manuel Miranda masih catchy, meski secara keseluruhan masih berada di bawah karya-karya terbaiknya. Dos Oruguitas (Two Oruguitas), sebuah nomor akustik yang mengiringi salah satu momen paling menyentuh sepanjang filmnya, jadi favorit saya.

Cukup disayangkan, babak ketiganya tampil agak buru-buru. Para penulis naskah bak kebingungan mengakali ketiadaan antagonis konvensional kala menyusun klimaksnya. Setidaknya, third act tersebut mampu menautkan segala permasalahan, lalu membawanya mengerucut ke satu arah, yakni perihal memperjuangkan keluarga (dan komunitas). Bahwa salah satu lawan dari perjuangan adalah, tatkala seiring waktu, individu lupa akan alasannya memperjuangkan hal itu. 

6 komentar :

Comment Page:
Chan hadinata mengatakan...

Agak bingung nih mas.. jadi disney megang distributor/PH utk 2 studio, walt disney anomation studio & pixar?

Rasyidharry mengatakan...

Induknya Walt Disney Company. Kalo Walt Disney Studios Motion Pictures itu distributor filmnya

Walt Disney Pictures itu PH, yang di dalamnya termasuk Walt Disney Animation & Pixar.

Marvel Studios, Lucasfilm, & 20th Century Studios juga distribusinya dipegang Walt Disney Studios Motion Pictures

putri mengatakan...

bang menurutmu diantara raya and the last dragon sama Encanto Peluang Masuk/atau menang di oscar mana yang lebih besar.karena raya itu dirilisnya udah lama jadi kayaknya buzznya gak terlalu besar tapi film itu nyeritain banyak negara (satu asean).Sedangkan Encanto itu dirilisnya masih baru jadi kayaknya buzznya bakal lebih besar tapi filmnya cuman nyeritain 1 negara aja(gue gak tahu kenapa tentang negara ini ngaruh banget secara Asean gak pernah dijadiin setting film Hollywood)atau keduanya bisa masuk yah.

putri mengatakan...

maksudnya film animasi bukan film manusia yah.kayaknya encanto itu setting di kolombia kan

Rasyidharry mengatakan...

Kalo antara 2 itu, jelas Encanto. Selain rilisnya udah agak lama, Raya juga kebentur soal representasi. Beberapa nganggep representasinya kurang oke

Encanto bukan cuma masuk, malah salah satu unggulan utama buat menang. Saingan sama Luca & The Mitchells vs The Machines. Sama Flee mungkin, yang juga jadi wakil Denmark di kategori Best International Film. Sisa 1 slot ya direbutin sama Raya, Vivo, Belle

Azka mengatakan...

Udah nahan mewek dari adegan Waiting On A Miracle. Lalu akhirnya ambyar di adegan tepi sungai, flashback, dan Dos Oruguitas mengalun merdu. Duh dek 😭