10 FILM INDONESIA TERBAIK 2021
Masih tahun yang berat bagi industri perfilman Indonesia, namun paling tidak 2021 memancarkan cahaya harapan. Beberapa judul unggulan mulai tayang dan mengumpulkan perolehan penonton yang cukup memuaskan di tengah pembatasan kursi, sedangkan di skala internasional, prestasi membanggakan turut diraih.
Daftar ini dibuat sebagai wujud apresiasi atas beragam pencapaian itu, sembari berharap 2022 jadi tahun yang jauh lebih baik! Berikut adalah 10 film Indonesia terbaik yang saya tonton di bioskop, layanan streaming, serta festival sepanjang tahun 2021.
Honorable Mentions:
Persahabatan Bagai Kepompong adalah meta sequel yang di luar dugaan punya penceritaan solid; Sobat Ambyar bukan sebatas aji mumpung, melainkan tribute hangat nan manis; Backstage menunjukkan bahwa soundtrack kuat bisa berperan penting dalam menyampaikan rasa; Tersanjung The Movie merupakan modernisasi mengesankan didukung performa memikat Clara Bernadeth; Cinta Pertama, Kedua, & Ketiga jadi bukti bahwa Gina S. Noer masih jago mengubah tema tabu menjadi tuturan hangat meski ini bukan karya terbaiknya.
10) JUST MOM
Tearjerker formulaik yang diangkat kelasnya oleh sensitivitas pengarahan Jeihan Angga (membuktikan dirinya serbabisa), serta penampilan kuat jajaran cast yang dipimpin Christine Hakim.
9) LOSMEN BU BROTO
Satu dari sedikit film kita yang benar-benar berhasil memaparkan tentang peleburan tradisi dan modernisasi secara jeli. Putri Marino kembali pasca absen dua tahun, untuk mengingatkan bahwa ia merupakan salah satu bakat terbaik Indonesia.
8) AUM!
Sebuah kritik yang bukan cuma tajam, pula dibawakan dengan kreativitas berasaskan keberanian eksplorasi. Tidak kalah penting, film ini juga tampil menghibur.
7) ALI & RATU RATU QUEENS
Saya menyebut ini "healing movie". Ringan, hangat, sarat atmosfer positif. Sebagian penonton mungkin bakal menyebutnya naif, tapi di masa yang berat, tidak ada salahnya kita melupakan rumit dan kelamnya realita kan?
6) ONE NIGHT STAND
Kisah sederhana dengan emosi yang sama sekali tidak sederhana, tentang persinggahan dalam kehidupan. Satu lagi ajang unjuk gigi seorang Putri Marino.
5) NUSSA
Film animasi panjang terbaik yang pernah dimiliki negeri ini. Pencapaian visual tertinggi, performa voice acting mumpuni, ditambah kisah penuh pesan berharga yang kaya akan hati.
4) PREMAN
Kejutan terbesar tahun ini. Siapa sangka Preman bukan drama kelam nan berat, melainkan upaya mengeksplorasi b-movie yang luar biasa kreatif dan sangat menyenangkan. Khiva Iskak luar biasa di sini.
3) SEPERTI DENDAM, RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS
Judul yang mengawali obrolan tentang pencapaian film kita di kancah internasional tahun ini. Menyentil toxic masculinity, lalu menjadikannya kritik terhadap rezim otoriter, dengan cara yang usil.
2) PENYALIN CAHAYA
Debut penyutradaraan Wregas Bhanuteja ini mengangkat isu luar biasa penting soal pelecehan seksual dalam bungkus misteri memikat. Tunggu saja, begitu filmnya rilis pada 13 Januari nanti, ending-nya bakal ramai dibicarakan dan membuat tubuh banyak penonton bergetar. Tidak heran, dua kali diputar di JAFF, dua kali pula penonton memberi standing ovation.
1) YUNI
Awalnya saya ingin membuat Yuni dan Penyalin Cahaya berbagi posisi puncak. Keduanya sama-sama kuat, sekaligus mengusung tema yang amat relevan. Keputusan memilih Yuni sebagai yang terbaik adalah karena Kamila Andini, melalui dua versinya, memperlihatkan fleksibilitas bercerita, yang mampu menyesuaikan kultur serta selera penonton yang berlainan, tanpa mengurangi kekuatannya. Oh, and a star is born here. The name's Arawinda Kirana.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
6 komentar :
Comment Page:jadi yuni ya bang.gue sempet khawatir lo bakal kasih yang pertama buat penyalin cahaya karena gue suka banget yuni tapi untungnya enggak.
miris sih,perfilman indonesia justru lebih menarik dari genrenya ketika ada pandemi.walau banyak yang gagal kaya a world without,teka teki tika,affliction,paranoia,dll tapi masih mending pada berani bikin yang beda daripada bikin nya film romantis,drama komedi atau biografi mulu.indonesia butuh banget keberagaman genre.
cuma sekarang kekurangan yang paling kerasa buat perfilman (sama serial web) indonesia tuh pemain nya yang itu-itu mulu.moga aja tahun depan lebih banyak debutan yang luar biasa kayak arawinda kirana sama putri marino.
Bang nonton Makmum 2, kata temen ane lebih bagus daripada yang pertama.
putri marino debut udah dari 2017 dan langsung dapat piala citra juga
Yap, Putri debut 2017, Arawinda masih bisa disebut rookie, tapi sebenernya debut di 2020
Putri dari awal debut bener2 rising star banget sih, terkagum2 sama performa di Posesif.
Menyenangkan akhirnya bisa lihat Shenina jadi karakter utama setelah dibeberapa film jadi pendukung terus.
Comeback mengejutkan juga datang dari Ladya Cheryl bang setelah beberapa tahun vakum. Berharap kedepannya Indonesia makin beragam untuk main cast di layar lebar dan web series.
Penyalin cahaya ternyata biopic co writer-nya
Posting Komentar