REVIEW - THE POLICEMAN'S LINEAGE

4 komentar

Mengadaptasi novel Jepang berjudul Blood of the Policeman karya Joh Sasaki, The Policeman's Lineage mengusung pola serupa film-film yang mengetengahkan kisah mata-mata yang ditanam dalam dan/atau oleh pihak kepolisian (kiblat judul-judul modern takkan jauh-jauh dari Infernal Affairs). Sesuai formula, penonton dibawa mempertanyakan moralitas, seiring dilema yang dialami sang protagonis selaku mata-mata. 

Choi Min-jae (Choi Woo-shik, fresh from the first strong contender of the best Kdrama of 2022, 'Our Beloved Summer') adalah polisi berprinsip. Kejujuran serta ketaatan pada aturan ia utamakan, yang membuatnya terasing dan dibenci rekan-rekannya. 

Di tengah pemikiran bahwa "tiada tempat bagi polisis jujur sepertinya", Min-jae diberi misi rahasia oleh Hwang In-ho (Park Hee-soon), kepala divisi internal affairs (semacam provos di sini). Misinya adalah menyelidiki Park Gang-yoon (Cho Jin-woong), yang meski berprestasi dalam urusan menangkap kriminal, dikenal tak segan memakai metode ilegal. Min-jae diutus menyusup ke tim Gang-yoon, guna mencari tahu apakah benar ia menerima dana kotor. Sebagai imbalan, In-ho menjanjikan sebuah berkas rahasia mengenai ayah Min-jae, yang juga seorang polisi dan tewas kala bertugas. 

Butuh waktu membiasakan diri dengan gaya bertutur naskah karya Bae Young-ik, yang di menit-menit awal membeberkan setumpuk fakta, nama, serta peristiwa dengan cepat. Tapi memang begitulah kekhasan genre ini. Cukup berikan atensi ekstra, dan anda bakal terjerat dalam proses Min-jae menguraikan dua macam benang: misteri (Apakah Gang-yoon korupsi?) dan moralitas (Apakah metode Gang-yoon bisa dibenarkan?). 

Min-jae yang terbiasa dialienasi, perlahan merasa diapresiasi. Rekan-rekan barunya memuji hasil kerjanya, sementara Gang-yoon rupanya lebih bersahabat dari dugaan. Dia bak mentor yang mengayomi. Min-jae mulai goyah, apalagi bukti nyata soal korupsi Gang-yoon tak kunjung didapat. 

Akting para aktor memegang peranan penting dalam perkembangan hubungan kedua karakter. Cho Jin-woong tampil karismatik, dengan kapasitas yang membuat penonton (dan Min-jae) percaya, bahwa di luar metode problematiknya, ia sungguh berniat memberantas kriminalitas. Sedangkan Choi Woo-shik punya aura yang tepat untuk menangani sosok pemuda "hijau" yang tengah berproses menanggalkan kenaifan. Muncul dinamika menarik antara individu yang patut dipertanyakan, dengan yang aktif mempertanyakan. 

Sekilas, The Policeman's Lineage menyampaikan cerita kesatria pembasmi iblis, namun akibat terlampau sering bermandikan darah buruannya, ia pun akhirnya menjadi iblis. Tapi ada lapisan-lapisan lain dalam kisahnya. Apakah si kesatria berada di pihak yang benar? Apakah iblis yang dia buru adalah penebar ancaman sesungguhnya? Terpenting, apakah darah iblis membuat si kesatria lebih buruk? Kompleksitas tersebut memperkuat narasi The Policeman's Lineage, sebagai wujud hilangnya kepercayaan atas aparat beserta sistem. 

Di antara penuturan solid itu, terselip satu kelemahan: penyutradaraan. Lee Kyoo-man belum piawai menangani aksi. Alih-alih menambah daya hibur, deretan aksi The Policeman's Lineage justru memusingkan, akibat ketidaktepatan pilihan shot, pula pergerakan-pergerakan kamera, yang bertujuan menciptakan kesan dinamis namun malah terkesan kacau. Paling kentara adalah aksi di babak akhir. Babak yang kebetulan juga menandai penurunan kualitas penceritaan filmnya. Terburu-buru. Seolah si penulis terkejut, mendadak sadar sudah kehabisan durasi, di saat masih banyak hal belum menemukan konklusi.

4 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

plis review makmum 2

Anonim mengatakan...

Plis review makmum 2 ..
plis review makmum 2..
Plis revuew makmum 2..

AHMADD45 mengatakan...

where is makmum 2?

Anonim mengatakan...

Ayo makmum 2 bang. Jangan sampai ketinggalan hype nya wkwkwk.