REVIEW - THE PIRATES: THE LAST ROYAL TREASURE

Tidak ada komentar

Sebelas tahun lalu tercipta sejarah ketika Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides menjadi film termahal sepanjang masa. Biaya 379 juta USD digelontorkan, jauh di atas rata-rata blockbuster Hollywood. Sama-sama mengetengahkan petualangan bajak laut, The Pirates: The Last Royal Treasure "cuma" butuh bujet 19,5 juta USD. Sebuah angka standar bagi blockbuster Korea Selatan (Escape from Mogadishu, The Battleship Island, dan Space Sweepers ada di kisaran itu). 

Walau demikian, sekuel The Pirates (2014) ini tampil lebih menghibur dari petualangan keempat Jack Sparrow. Sebagaimana film pertama, Chun Sung-il yang kembali duduk di kursi penyutradaraan (penulisan naskah dipindahkan ke tangan Kim Jung-hoon), tidak butuh kutukan, monster, atau tetek bengek fantasi lain guna melahirkan hiburan. Cukup manusia-manusia dengan penokohan menarik.

Statusnya memang sekuel, namun The Pirates: The Last Royal Treasure cenderung tampil bak remake. Cerita kedua film tidak saling terkait, tapi beberapa elemennya hampir sama. Bandit gunung yang bergabung ke kapal bajak laut? Ada. Kapten bajak laut wanita? Ada. Romansa kapten bajak laut dengan ketua bandit? Ada. Pencarian harta karun kerahaan yang hilang di lautan? Ada. Intrik antara ketua bandit dengan si antagonis sebagai sesama mantan prajurit kerajaan? Ada. Dan masih banyak kesamaan lain.

Menandakan kemalasan? Bisa jadi, sebab standalone sequel dengan cast yang sepenuhnya diganti seharusnya malah membebaskan eksplorasi. Tapi The Pirates: The Last Royal Treasure memastikan adanya modifikasi, dan itulah keunggulan filmya. Seolah Sung-il ingin memperbaiki titik lemah, sembari meningkatkan apa yang sudah berjalan baik di film pertama.

Contohnya di protagonis. Son Ye-jin sebagai kapten tangguh merupakan salah satu nilai positif The Pirates. Kali ini, sosok kapten yang diperankan Han Hyo-joo diberi penokohan lebih berwarna. Hae-rang namanya. Masih tangguh, masih karismatik, hanya saja lebih komedik. Beberapa polah eksentrik, kebiasaan mengibas rambut yang menunjukkan kepercayaan diri tinggi, jadi medium Hyo-joo mengeluarkan segala kebolehannya. Semua kru menghormati Hae-rang, namun membenci resep masakan "mematikan" miliknya. Sosok yang menarik.

Hae-rang menyelamatkan Woo Moo-chi (Kang Ha-neul) beserta para bandit ketika mereka terapung di tengah laut. Biarpun awalnya terpecah, kedua pihak bersatu kala menemukan peta menuju lokasi harta karun yang hilang. Di sisi lain, Bu Heung-soo (Kwon Sang-woo), mantan prajurit kerajaan yang menyimpan dendam pada Moo-chi, turut mengincar harta tersebut. 

Menyusul berikutnya adalah aksi saling mendahului dalam menelusuri petunjuk demi petunjuk. Di beberapa titik pergerakan alurnya kacau. Misal sewaktu salah satu kru berkhianat dengan mencuri sebuah petunjuk. Selain lajunya terburu-buru (kesan yang diperkuat oleh kurang mulusnya kerja departemen penyuntingan), konflik ini pun tak memberi kontribusi bagi cerita, kecuali memberi ruang untuk cameo Sung Dong-il, serta memperkenalkan karakter Hae-geum (Chae Soo-bin). 

Signifikansi Hae-geum tidak seberapa. Romansanya dengan Han-goong (diperankan Sehun yang dengan mudah menambah daftar karakter jago panah cool dalam film dan serial) juga bukan elemen yang wajib ada, namun serupa Hyo-joo, Soo-bin piawai menangani komedi. Pun secara keseluruhan, penulisan Kim Jung-hoon mampu menandingi kejelian Chun Sung-il dalam merangkai humor di film pertama. 

Naskahnya efektif memancing tawa. Ketiadaan rasa takut akan presentasi over-the-top memang kelebihan komedi Korea Selatan, baik di film maupun drama. Prinsip tersebut membuat karakternya hidup. Manusia-manusia nyeleneh yang tiap tingkahnya tak menjemukan untuk penonton simak, dan lebih menarik ketimbang upaya mengeksploitasi teknologi sesering mungkin, yang acap kali malah berujung kehampaan.  

Lee Kwang-soo memerankan Mak-yi, seorang kru bajak laut dengan ambisi menjadi kapten, dan tentu saja ia bertugas melakoni komedi fisik. "Menyiksa" Kwang-soo sebanyak mungkin adalah winning formula, tidak terkecuali di sini (clue: penguin). 

Sebagai film bajak laut, The Pirates: The Last Royal Treasure wajib punya adegan swashbuckling action mumpuni, dan Chun Sung-il memenuhi kewajiban tersebut lewat pertarungan dalam gua bawah air dan klimaks berlatar hujan petir. Pun layaknya sekuel, film ini tampil lebih megah dan besar dibanding pendahulunya berkat set piece yang makin masif. Babak puncaknya, dengan sambaran petir tanpa henti, ledakan, semburan api bak amukan seekor naga, hingga gulungan ombak raksasa, menyajikan spektakel serupa film bencana. 

(Netflix)

Tidak ada komentar :

Comment Page: