REVIEW - SOULMATE

4 komentar

Soulmate, terutama beberapa twist-nya, mengingatkan saya pada horor dan thriller psikologis yang membicarakan soal identitas. Karena itulah filmnya unik. Membawa elemen yang bisa saja digiring ke arah kelam ke dalam drama persahabatan hangat, berujung menghadirkan perspektif yang lebih bermakna mengenai "belahan jiwa". 

Merupakan remake dari film Cina berjudul Soul Mate (2016), kita diajak melihat persahabatan dua wanita, Mi-so (Kim Da-mi) dan Ha-eun (Jeon So-nee), yang terjalin sejak mereka kecil. Ha-eun hidup di keluarga harmonis sekaligus lengkap, sedangkan Mi-so terus berpindah-pindah bersama sang ibu, tanpa sosok ayah. Bahkan di satu titik, ibu Mi-so pindah ke Seoul, meninggalkan puteri tunggalnya di Jeju seorang diri. 

First act filmnya, yang menjabarkan masa kecil dua protagonis, jadi fase favorit saya. Momen-momen intim, iringan musik lembut, sinematografi hangat, hingga tempo yang mengalun pelan tapi pasti, memunculkan kesan bak kenangan. Secara spesifik, kenangan indah akan suatu musim panas. 

Narasi dalam naskah buatan sang sutradara, Min Yong-geun, bersama Kang Hyun-joo, memang berbentuk kenangan. Sebuah flashback yang dihasilkan saat Mi-so dewasa membaca tulisan di blog Ha-eun. Di situ Ha-eun menuangkan memori-memori yang merangkum persahabatan mereka selama bertahun-tahun. 

Memasuki fase SMA, filmnya tampil lebih bertenaga, mewakili letupan-letupan dunia remaja dua karakternya. Di sini kontradiksi antara hidup Mi-so dan Ha-eun makin kentara. Ha-eun memang mesti mengubur mimpi masa kecilnya sebagai pelukis demi memenuhi harapan sang ayah yang ingin melihatnya menjadi guru, namun secara garis besar, hidupnya nyaman. Sebaliknya, Mi-so harus membanting tulang untuk sekadar bertahan. 

Di balik kepribadiannya yang berapi-api, Mi-so memendam kegelapan. Dia merepresentasikan kelas pekerja. Upah minim, tinggal di kamar sempit, mengoleksi CD (What's the Story) Morning Glory? (pilihan bagus!), serta mengidolakan Janis Joplin, dan berharap bakal mati saat berumur 27 tahun seperti sang musisi. 

Walau demikian keduanya tetap bersama. "Aku tidak pernah melihat punggung Mi-so karena kami selalu berjalan beriringan", pikir Ha-eun. Sampai datanglah Jin-woo (Byeon Woo-seok), pria pujaan Ha-eun yang menghadirkan ujian bagi persahabatannya dengan si belahan jiwa. Dari situlah kita menyaksikan Mi-so dan Ha-eun tumbuh, mengalami pasang-surut hubungan persahabatan, dan tentunya, dihantam realita seiring bertambahnya usia. 

Mi-so merasa terus diikuti oleh nasib sial. Walau tak pernah diutarakan secara gamblang, ia sering mendambakan kehidupan orang lain di sekitarnya, termasuk Ha-eun. Tapi apa benar Ha-eun lebih beruntung, atau dia pun diam-diam mendambakan kehidupan Mi-so yang penuh kebebasan? 

Nyatanya hidup tiap manusia punya plus-minus masing-masing. Kalau begitu, bukankah lebih indah apabila dua hidup yang berbeda dapat disatukan guna mendapatkan kesempurnaan? Pertanyaan tersebut jadi pondasi barisan twist yang mengisi babak akhir. Twist yang mampu mendefinisikan "belahan jiwa" secara lebih bermakna, dan membantu menghantarkan dampak emosional kuat pada ceritanya.

Penampilan dua aktris utamanya berperan besar memantik dampak emosi tersebut. Chemistry mereka memudahkan kita meyakini Mi-so dan Ha-eun memang sahabat sejati. Kebersamaan keduanya menghangatkan hati, dan sebaliknya, tangisan yang menandai keretakan persahabatan terasa sangat menusuk.

Sekali lagi, Soulmate adalah kisah soal kenangan, dan seringkali kebenaran suatu kenangan diragukan akibat pengaruh waktu yang mengikis validitas memori seseorang. Karenanya, kenangan ibarat sebuah karya (film, novel, atau curahan perasaan di blog) yang mengaburkan batasan fantasi dengan realita. Ambiguitas itu menjadi pondasi narasi Soulmate. Mungkin ada kalanya kebenaran pahit dibiarkan tersembunyi di belakang sampul fantasi yang jauh lebih indah. Atau justru menandai tragedi?

4 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

film lgbt+ selalu menarik untuk di tawarkan dengan berbagai cara & elemen pembungkusan yang menarik sehingga perlu berhati-hati jika menonton membawa keluarga di layar bioskop dengan catatan

Anonim mengatakan...

Dih, udah nonton lu?

Anonim mengatakan...

Tp film ini g ada unsur lgbt....

Ashbar mengatakan...

Film ini gak ada unsur LGBT nya, asli persahabatan dua cewek