REVIEW - KHANZAB

13 komentar

Di Makmum (2019) pembahasan mengenai khanzab sempat dimunculkan, sebelum akhirnya terlupakan di tengah kacaunya penceritaan. Saya kira Khanzab bakal memperdalam pembahasan tersebut, mengingat filmnya sengaja menjadikan nama jin yang bertugas mengganggu orang salat itu sebagai judul. Rupanya tidak. 

Ditulis naskahnya oleh Anggy Umbara (juga selaku sutradara) dan Dirmawan Hatta (Mangkujiwo, Mumun) berdasarkan cerita buatan Vidya Talisa Ariestya (penulis naskah Makmum) dan Riza Pahlevi (kreator film pendek Makmum), film ini mengambil langkah serupa, di mana eksistensi jin khanzab bukan sesuatu yang substansial.

Berlatar tahun 2000, alias selang dua tahun sejak hebohnya pembantaian dukun santet, Rahayu (Yasamin Jasem) tinggal bersama ibu tirinya, Nuning (Tika Bravani), di ruko peninggalan mendiang ayahnya, Semedi (Rizky Hanggono). Semedi merupakan salah satu terduga dukun santet yang pada 1998 dipenggal di Banyuwangi oleh pria misterius berpenampilan bak ninja. 

Status sebagai anak dukun membuat Rahayu kerap mendapat tatapan sinis dari masyarakat sekitar. Tapi bukan itu saja yang mengganggu pikiran Rahayu, karena belakangan ini ia selalu dihantui jin khanzab tiap salat di musala yang dahulu diwakafkan oleh sang ayah.

Sebagaimana Makmum, film ini menunjukkan ketidakmampuan para pembuatnya mengembangkan gagasan yang lebih pas dieksekusi sebagai film pendek menjadi film panjang. Karena khanzab merupakan jin pengganggu salat, maka teror yang dilempar pun sebatas berkutat di aktivitas tersebut. Alhasil tercipta pola repetitif: Rahayu salat, dihantui penampakan, ketakutan, kemudian mengulanginya di esok hari.

Selain repetitif juga bodoh. Kenapa Rahayu ngotot salat di musala itu? Rahayu tak digambarkan sebagai individu luar biasa religius yang mewajibkan diri salat di tempat ibadah. Naskahnya pun luput memberi motivasi lain untuk menjustifikasi tindakannya (misal membuktikan musala itu berhantu bukan akibat praktik perdukunan sang ayah). 

Deretan jump scare buatan Anggy Umbara pun tidak membantu mengurangi kebosanan menyaksikan repetisi tadi. Desain serta tata rias mengerikan untuk wajah pocong yang nampak seperti monster disia-siakan oleh deretan trik generik. Meski dibanding horor lokal berkualitas rendah yang tengah membanjiri bioskop, Khanzab setidaknya tampil lebih bertenaga.

Begitulah Anggy. Gayanya selalu berapi-api, walau ada kalanya penyaluran tenaga itu terasa kurang pas. Saya menikmati kebrutalan film ini yang senada dengan tone kelam penuh tragedi miliknya, namun terganggu oleh pemakaian musik bombastis, yang seolah didasari ambisi agar Khanzab tersaji sedramatis dan seepik mungkin. 

Sewaktu akhirnya muncul upaya menghilangkan repetisi, naskahnya justru tak lagi membahas tentang jin khanzab (bahkan terang-terangan menyebut bahwa gangguan utama bukan datang dari jin tersebut), lalu berubah bentuk jadi cerita supernatural ala Carrie, atau lebih tepatnya Mangkujiwo, mengingat keterlibatan penulis naskah dan aktris utama film tersebut. 

Jajaran pemainnya tampil solid. Kemampuan olah rasa Tika Bravani belum berkurang meski absen sekitar enam tahun, Yasamin Jasem semakin matang menangani peran di film horor, sedangkan Arswendy Bening Swara adalah jaminan kualitas seperti biasa. Khanzab sendiri bukan sebuah bencana. Hanya saja para pembuatnya memilih jalan "curang" daripada mengeksplorasi mitologi, sehingga menontonnya terasa seperti terjebak clickbait. 

13 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

bang rasyid saran mending coba nonton jesus revolution deh dripada nontonin jumpscare melulu, filmnya heartwarming dan gaterlalu preachy kaya film”religius, bahkan nawarin perspektif yg beda untuk bisa lebih nerima generasi muda, sama kaget kmaren nonton satu studio isinya full

Anonim mengatakan...

Beberapa adegan bikin boring dgn pengulangan yg sama, dan ad beberapa scoring yg tidak tepat, jdi inget film KKN sebelas dua belas lah

Anonim mengatakan...

lumayan ini film hiburan di tengah liburan

Skor film : 7/10

Anonim mengatakan...

dunia persantetan semakin asyik untuk di buka di ruang film setelah teluh darah, asyik punya ini film

pikukuh mengatakan...

klo ga salah tangkep,main villainnya malah dibiarkan hidup alias selamat di akhir film? ending yg benar2 aneh y..

Anonim mengatakan...

lumayan film bagus ini

Anonim mengatakan...

prestasi film indonesia mencetak jumlah penonton pecinta film yang datang ke bioskop indonesia, termasuk film ini 450 ribu penonton termasuk saya

Anonim mengatakan...

film komedi terbaik sepanjang masa

Anonim mengatakan...

intel intel Anggy Umbara jadi tukang bakso...film terbaik Khanzab : Pengabdi Setan Universe

Anonim mengatakan...

ilmu santet benar benar mengerikan dan sadis

Anonim mengatakan...

Banyak film² horror indo yang mempunyai premis bagus, tp penceritaan dari sang sutradara dan kadang acting para pemeran membuat filmnya menjadi kurang berkualitas

Anonim mengatakan...

tersantet santet...

Anonim mengatakan...

film santet tembus 1 juta penonton, akhirnya...