REVIEW - GANJIL GENAP

22 komentar

Cinta adalah fenomena yang indah di Ganjil Genap. Saking indahnya, ia mampu membentuk diri mereka yang memilikinya, sekaligus meruntuhkan mereka yang kehilangannya. 

Karya penyutradaraan Bene Dion Rajagukguk pasca kesuksesan Ngeri-Ngeri Sedap (2022) ini menyoroti golongan kedua. Golongan yang kehilangan. Tapi tak hanya meratapi, kita diajak menertawakan penderitaan yang dialami. Di mata Bene, yang turut menulis naskahnya berdasarkan novel buatan Almira Bastari, itu merupakan pertanda individu telah mentas dari kubangan kesedihannya.

Tentu proses mencapai titik tersebut tidaklah mudah. Apalagi bagi Gala (Clara Bernadeth), yang mendengar kata "putus" dari mulut pacarnya, Bara (Baskara Mahendra), tepat di hari jadi mereka yang kedelapan. Bene memastikan penontonnya terlebih dahulu memahami kebersamaan Gala-Bara melalui sekuen pembukanya. 

Kualitas teknis di menit-menit awal yang coba dikemas bak single take memang tak seberapa baik. Sama halnya dengan penyuntingan kurang mulus yang tersebar di sepanjang durasi (terutama di beberapa momen jelang punch line humornya). Tapi terpenting, ia mengomunikasikan rasa. Kita dibuat memahami bahwa Gala melalui banyak fase terindah hidupnya bersama Bara. 

Menyedihkan, tapi sekali lagi, Bene mengajak kita menertawakan kesedihan tersebut melalui lemparan humor-humor tepat sasaran. Clara Bernadeth muncul dengan penampilan komikal yang sesuai takaran. Dia enggan melebih-lebihkan, membiarkan keabsurdan situasi memainkan perannya, seperti saat Gala ditilang polisi akibat melanggar aturan ganjil genap. 

Gala meyakini bahwa cara terbaik melupakan Bara adalah dengan memacari laki-laki lain yang jauh lebih baik. Dibantu sahabatnya, Nandi (Joshua Suherman) dan Sydney (Nadine Alexandra), pencarian itu dimulai. Tapi bukannya terpikat pada calon-calon yang dikenalkan dua temannya itu, sebuah peristiwa ganjil malah mempertemukan Gala dengan Aiman (Oka Antara), yang bisa jadi bakal menggenapi hatinya. 

Berlawanan dengan Gala, sosok Aiman cenderung lebih tenang. Sejuk, namun tidak dingin, dan penokohan itu memberi kesempatan pada Oka memamerkan karismanya sebagai figur peneduh. Sementara naskahnya kembali memastikan penonton terhanyut dalam hubungan baru yang dijalani Gala. Tatkala banyak film romansa kita (juga orang-orang di dunia nyata) melupakan definisi "PDKT", Ganjil Genap hadir sebagai pengingat. 

Kebersamaan Gala dan Aiman benar-benar dihabiskan untuk proses saling mengenali. Saling mengenal jati diri, isi hati, serta luka-luka yang pernah (atau bahkan masih) menghampiri. Berkatnya, Ganjil Genap berhasil tampil manis. Sensitivitas pengadeganan Bene pun semakin matang, sehingga ia tahu, terkadang sebuah emosi memerlukan trik teknis agar dapat tersalurkan (montase singkat berisi flashback kisah Gala-Bara di paruh akhir misalnya), namun ada kalanya kamera cukup diposisikan sebagai medium penangkap akting para pemainnya. 

Melalui dinamika karakter utamanya pula film ini menawarkan cara cerdik untuk mengeksplorasi perspektif manusia, dengan cara menghadirkan komparasi antara dua romansa yang dilalui Gala. Apakah suatu hal memang indah/baik, ataukah itu sebatas bias akibat kita sedang dibutakan oleh cinta? 

Pada akhirnya, sebagaimana ditampilkan oleh konklusi filmnya, suatu hubungan memerlukan waktu untuk berkembang. Cinta memang indah untuk dirasakan, tapi bukan berarti kita boleh luput memberi ruang bagi pemikiran. Karena ganjil dan genap harus selalu beriringan. 

22 komentar :

Comment Page:
pikukuh22 mengatakan...

akhir kisah tak disangka saat Gala mengambil keputusan yg terbilang berani & tak jarang utk genre romcom, sebuah pendewasaan yg sesuai kebutuhan karakter.. Dilanjut dengan bonus adegan sebagai tambahan 'topping' yg membuat after taste sangat indaaah...😍🤩🥰

pikukuh22 mengatakan...

*jarang

Anonim mengatakan...

film bagus lucu konak abis, film yang termasuk cepat hilang di layar bioskop

Anonim mengatakan...

film bagus belum tentu di tonton, film horror di komentari jelek

Anonim mengatakan...

yaqin mau di tonton ini film

Anonim mengatakan...

Bang, review Disney Elemental ga ? Penasaran sm Carl's Date juga sih

Anonim mengatakan...

film jelek banget nggak serem

Anonim mengatakan...

skor film ganjil genap : 7/10

Anonim mengatakan...

makasih review nya, layak di tonton

Anonim mengatakan...

film yang wajib di tonton bagi penggemar film komedi

Anonim mengatakan...

terimakasih mas atas ulasan nya

Anonim mengatakan...

thanks review nya

Anonim mengatakan...

malas banget nonton film ini, rugi waktu

Anonim mengatakan...

Sdh tayang?

Anonim mengatakan...

No one ask

Anonim mengatakan...

Ngomong apasi anjing

Dewa mengatakan...

Gila nih film lebih bagus dari novelnya...sayang kalau cepat turun.... Novel ika natasha harusnya dipegang bene nih waktu dibuat film dulu

Dewa mengatakan...

Type orang nonton downlotan nih

agoesinema mengatakan...

Filmnya bagus. Bene mungkin satu2nya komika yg sdh naik kelas dlm bidang penyutradaraan. Walaupun filmografinya baru 3 film, tapi dia sudah explore berbagai genre.
Ghost Writer (Horor Komedi)
Ngeri Ngeri Sedap (Drama Komedi) Ganjil Genap (Romantic Komedi)
Dan semuanya berhasil secara kualitas

Anonim mengatakan...

skip, lewat dulu

Anonim mengatakan...

bye bye XXI

Anonim mengatakan...

Joshua Suherman membuktikan dirinya lebih bisa bermain apik sebagai SI EMON CATATAN SI BOY karakter klasik