REVIEW - SAW X
Silahkan cari daftar tentang "pembunuh terbaik dalam film slasher". Besar kemungkinan John Kramer / Jigsaw (Tobin Bell) akan disebut. Tapi ia berbeda dengan nama-nama seperti Jason Voorhees atau Michael Myers. Dia bukan pembunuh berdarah dingin. Modus operandinya sarat ambiguitas moral, dan Saw X menjadi film yang menegaskan penokohan unik tersebut.
Di rumah sakit, selepas divonis hanya punya sisa umur beberapa bulan akibat kanker otak, John mendapati seorang petugas berniat mencuri barang milik pasien. John membayangkan menaruh si pegawai di perangkap "penyedot mata" (alat marketing utama filmnya). Ketika si pegawai mengurungkan niat buruknya, John pun membatalkan rencana tersebut. John adalah pria berprinsip.
Sebaliknya, saat menyadari dirinya ditipu oleh pengobatan eksperimental yang dijalankan Cecilia Pederson (Synnøve Macody Lund), John langsung membawa si dokter gadungan beserta kaki tangannya untuk mengikuti permainan maut ciptaannya.
Di antara 10 judul dalam franchise-nya, Saw X merupakan installment yang paling getol bercerita. Naskah buatan Peter Goldfinger dan Josh Stolberg bersedia menghabiskan lebih dari 30 menit guna memasang pondasi, selaku cara menarik keberpihakan penonton pada John. Bahwa tindakan John layak dijustifikasi karena dua poin: 1) Para korban memang pantas dihukum; 2) Tujuan John bukanlah membunuh.
John memandang aksinya sebagai "metode memperbaiki'. Sebagaimana ia memperbaiki sepeda seorang bocah, John percaya bisa memperbaiki para pendosa. Penampilan Tobin Bell memuluskan langkah film ini menghadirkan dimensi berbeda bagi John Kramer. Bell memanusiakan karakternya, yang lebih rapuh secara psikis, namun di sisi lain turut menyimpan kebaikan. Sewaktu ada yang lolos dari permainannya, John segera memberi pertolongan, meyakinkan bahwa orang itu bakal baik-baik saja.
Sayangnya Bell tak mampu melawan kuasa waktu. Saw X mengambil latar pasca film pertama (pilihan narasi cerdik agar franchise ini dapat "kembali ke akarnya"), tapi John di sini nampak lebih tua dibanding kemunculannya di film kedua. Hal serupa dialami Amanda (Shawnee Smith). Mau bagaimana lagi? Tidak banyak yang bisa diperbuat oleh horor berbiaya 13 juta dollar untuk mengakali persoalan tersebut.
Lalu bagaimana dengan deretan perangkap yang jadi identitas Saw? Di luar dugaan jumlahnya memang dipangkas demi memfasilitasi intensi merombak pola khas torture porn yang tak memedulikan cerita, namun di bawah pengarahan Kevin Greutert (Saw VI, Saw 3D) selaku sutradara, pemandangan brutal seperti tubuh termutilasi atau usus yang terburai akan memuaskan para penggemar.
Saw X bukan mengubah winning formula, melainkan menyempurnakan. Pun ketika lagu ikonik Hello Zepp buatan Charlie Clouser mulai terdengar guna menandai hadirnya twist besar yang telah dinanti (meski daya kejutnya tak seberapa), kita bisa berkata dengan yakin, "Ini masih film Saw!".
30 komentar :
Comment Page:ketika bocil dan tim bermain angkaramurka
John Kramer / Jigsaw (Tobin Bell) sugar daddy hot macho
Naskah buatan Peter Goldfinger, Lele Laila dan Josh Stolberg mumpuni & absolut badass
Alhamdulilah, akhirnya bang rasyid lumayan puas dengan saw x ini, gua jadi gak ragu buat nonton auto gas
ini bukan tentang Jigsaw, it's all about moralitas pesakitan John Kramer (Tobin Bell) & para korban
ketika penyebutan nama julukan superhero darimana siapa asalnya, akhirnya kita mengetahui darimana asal muasal nama julukan JIGSAW berasal dari Cecilia Pederson (Synnøve Macody Lund) pakar manipulasi, valian pertama dari John Kramer, musuh bebuyutan/abadi, laksana clark kent & thomas wayne di juluki SUPERMAN & BATMAN dengan LEX LUTHOR & JOKER [nama varian]
teknik siksaan justru dirasakan gore dan membuat kita merasa sesak nafas menahan sakit full adalah ketika Cecilia Pederson (Synnøve Macody Lund) terhadap John Kramer / Jigsaw (Tobin Bell) dan Bocil
Jorge Briseño sebagai Carlos dengan cara Waterboarding interogasi dengan cara mengikat tangan dan kaki, kemudian kepalanya & mulutnya dituangkan air darah kental secara non stop membuat John Kramer / Jigsaw (Tobin Bell) dan Bocil
Jorge Briseño sebagai Carlos banjir darah
Pemicu / Trigger Bunuh Diri
skip terlalu gore
mamamia keren review nya
film bukan untuk manula, jagoan manula
superhero versus valiant
kegilaan pembenaran hakiki
film perhomoan memang selalu menarik untuk di tonton
ending yang tak akan pernah habis
skor ini film : 7/10 gore plus
perangsangan kejahatan
the best of saw series
Tobin Bell seksi banget, tua keladi makin tua menjadi kelapa
trigger homo
WTF, serem bah
parah nih bioskop, sama sekali tidak ada peringatan flash warning pemicu Photosensitive warning bisa kena trigger ketika nonton di bioskop
Saw X merupakan salah satu film yang berasal dari waralaba Amerika yang ternyata mengambil referensi dari komik superhero.
Dalam "Saw X" penonton masih akan merasakan sebuah film horor psikologis seperti pertama kali dirilis oleh James Wan hanya saja ada pengembangan.
Film yang mengikuti cerita seorang pembunuh yang dikenal sebagai Jigsaw, yang menguji korbannya melalui perangkap mematikan yang memaksa mereka untuk membuat pilihan sulit akhirnya terungkap.
Plot yang kompleks dan twist ending yang tak terduga, "Saw" memicu sebuah waralaba film horor yang sukses.
Film yang layak mendapatkan pujian atas penampilan karakternya yang mencekam dan cerita yang berintrik.
Namun, beberapa penonton mungkin merasa terganggu oleh adegan kekerasan ekstrim dalam film ini.
Tapi buat penggemar horor psikologis dengan unsur misteri dan ketegangan yang kuat, "Saw X" bisa menjadi pilihan yang menarik.
Belum ada film serupa Saw asal Indonesia, mengingat peminat genre horor di tanah air cukup banyak.
Menurutku, para sutradara tanah air bisa mengembangkan kreatifitas mereka untuk genre ini dan memberi langkah berani dalam ide.
film ketan yang keren
bagus ini film
review & kolom komentar yang bermanfaat
belum nonton wkwkwk
Streaming yuk
Hot Daddy
Skip Over Gore
Boringgggg ;!,^÷ Banget
Posting Komentar