REVIEW - PEMUKIMAN SETAN

25 komentar

Bagi saya, salah satu penyebab stagnasi kualitas horor lokal adalah perihal referensi. Entah disengaja demi memenuhi selera pasar, atau memang banyak sineas kita yang miskin tontonan, apa pun ceritanya, hasil akhirnya nampak seragam. Sampai Charles Gozali memutuskan ikut meramaikan medan perang melalui Qodrat yang merombak pakem horor religi lewat injeksi elemen martial arts.

Walau belum serevolusioner pendahulunya, Pemukiman Setan juga berangkat dengan semangat serupa, yakni memodifikasi formula usang horor Indonesia. Adegan awalnya, yang membawa kita mundur ke era kerajaan Jawa saat dukun bernama Mbah Sarap (Putri Ayudya) dihabisi di depan massa, bak penegas bagi semangat itu. Musik mencekam ditambah eksekusi gore mumpuni miliknya seketika merebut atensi. 

Di masa sekarang, kita berkenalan dengan Alin (Maudy Effrosina), yang selepas kematian orang tuanya, mesti membanting tulang seorang diri untuk menghidupi adiknya. Tuntutan finansial itulah yang membuat Alin memaksa Gani (Bhisma Mulia), Fitrah (Daffa Wardhana), dan Zia (Ashira Zamita), untuk mengikutkannya dalam rencana merampok sebuah rumah. 

Bagaikan kombinasi Don't Breathe dan Evil Dead, empat karakternya segera menyadari ketidakberesan di sana. Tatkala jalan keluar dari rumah mendadak lenyap, muncul pemandangan-pemandangan aneh, hingga terjadi pertemuan dengan seorang wanita misterius (Adinda Thomas), peran para pemangsa pun berubah jadi target buruan. 

Paruh pertama Pemukiman Setan cenderung tampil konvensional. Konsep "kutukan cacing" miliknya cukup unik, kombinasi efek praktikal dan CGI yang tersaji apik, serta kelihaian Charles mengolah latar sempitnya agar tak terkesan monoton, secara bentuk, filmnya masih berkutat di pemandangan familiar saat satu per satu karakternya berusaha kabur dari teror gaib. 

Walau tak sampai membuat filmnya melelahkan, beberapa momen yang bergulir terlalu lama berujung mengurangi intensitas yang seharusnya terus mencengkeram dan jadi senjata utama film berlokasi tunggal. Hingga datanglah Urip (Teuku Rifnu Wikana), paranormal yang berada di rumah itu guna menyelidiki kutukan Mbah Sarap yang konon belum sepenuhnya lenyap. 

Kehadiran Urip jadi titik balik yang membuat Pemukiman Setan semakin kaya. Urip bukanlah dukun yang kaku, yang efektif memancing tawa berkat mulut tanpa filternya. Jangan khawatir terjadi inkonsistensi tone, sebab naskah buatan Charles Gozali dan Gea Rexy tak serta merta membuat semua karakternya tiba-tiba melawak, namun menjadikan komedi sebagai hal yang eksklusif diperuntukkan bagi Urip. 

Urip yang tampil bak Donnie Yen dengan kearifan Jawa melalui jurus-jurus ala wing chun miliknya, turut membuka jalan bagi film ini untuk bertransformasi. Serupa Qodrat, paruh kedua Pemukiman Setan kental unsur martial arts. Hasilnya segar. Kapan lagi ada karakter di film horor lokal, yang merespon penampakan dengan memukul wajah si setan berulang kali? 

Tapi berbeda dengan Qodrat yang aksinya berorientasi tangan kosong, sejak Urip membeberkan eksistensi pusaka yang dibutuhkan untuk mengakhiri kutukan Mbah Sarap, giliran suguhan martial arts berbasis senjata yang ditawarkan oleh Pemukiman Setan. 

Maudy Effrosina tampil meyakinkan layaknya pendekar jago pedang di film kungfu, pula nampak tangguh berkat sorot matanya yang tajam. Jajaran pemain lain pun tidak kalah memikat. Adinda Thomas adalah setan cerewet yang memberi tenaga di tiap kemunculannya, Putri Ayudya begitu berkesan meski mendapat porsi singkat, bahkan Daffa Wardhana yang biasanya luar biasa kaku kali ini terlihat lebih nyaman di depan kamera. 

Film ini mungkin takkan dibanjiri puja-puji sebanyak Qodrat karena beberapa kekurangannya (apa saya sudah menyebut pemakaian lagu Setia milik Jikustik yang sama sekali tidak cocok?), namun itu bukan masalah. Judul-judul spesial seperti Qodrat dan Pengabdi Setan memang hanya lahir beberapa tahun sekali. Tapi dipandang sebagai karya yang berdiri sendiri, Pemukiman Setan kembali membuktikan kapasitas Charles Gozali mengembuskan angin segar di industri horor Indonesia. 

(JAFF 2023)

25 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

mixed cabin in the woods dan hellraiser plus evil dead rise

Anonim mengatakan...

charles gozali semesta cinematic universe

Anonim mengatakan...

wow terbaik

Anonim mengatakan...

Sebuah contoh fiksi film yang digarap dengan baik

Anonim mengatakan...

“This is a must watch"

Anonim mengatakan...

I can’t get enough of your movie action comedy and horror

Anonim mengatakan...

Orientasi action horror comedy berisi tentang gambaran umum dari film yang akan di eksekusi dengan bebas, KEREN

Anonim mengatakan...

FILM JATI DIRI YANG ABSURD TOTAL

Anonim mengatakan...

mudah di tafsir film ini, bagus

Anonim mengatakan...

epik dan hebat

Anonim mengatakan...

skip

Anonim mengatakan...

3 in 1 action komedi horror

Anonim mengatakan...

Diem lu, anjing.

BERISIK

Anonim mengatakan...

thanks mas rasyid atas review nya

Anonim mengatakan...

review yang keren mas rasyid dan juga kolom komentar yang positif jadi bikin nagih mau nonton ini film

Anonim mengatakan...

tidak sabar segera reguler tayang di bioskop, semoga

Anonim mengatakan...

keren mas rasyid, makasih info nya

Anonim mengatakan...

ada yang stress, tayang juga belum di bioskop, keren pasti ini film

Anonim mengatakan...

gue udah nonton, skor film terbaik : 7.5/10

Anonim mengatakan...

film fantasy ciamik

Anonim mengatakan...

pemukiman setan, ghozali universe, keren

Anonim mengatakan...

Setelah nonton di JAFF kemarin, sangat yakin sekali kalo PS berhubungan bgt dengan Qudrat Universe... C Gozali sempat bilang di QnA kalo sebenarnya ada Alternatif Credit lain selain yg ada di film ini. Yg pastinya nyambung dengan Qodrat. Selain itu, gue yakin bgt kalo Aliran yg dianut Rendy Pangalila di Qodrat sama dengan Mbah Sarap di PS. Gokil sih Gozali...

Anonim mengatakan...

Dan jangan lupakan juga Maudy Efrosina bakal jadi rising star di genre ini. Setelah kangen berat dengan julie estelle di Rumah Dara, akhirnya bisa melihat gasture tubuh yg sama, tatapan yg sama, badasssa yg sama...

Anonim mengatakan...

action horror kom3di tragedi : pahe komplet ini film

Anonim mengatakan...

terlalu keren untuk di lewat kan