REVIEW - NOT FRIENDS

35 komentar

Mendefinisikan "teman" memang gampang-gampang susah. Apakah "teman sekelas" bisa disebut "teman" meski jarang bertegur sapa? Ataukah perlu diciptakan tingkatan-tingkatan untuk mengategorikan ragam bentuk hubungan? Not Friends yang jadi perwakilan Thailand di Academy Awards 2024 coba memecahkan tanda tanya tersebut, dengan cara menyoroti proses terbentuknya sebuah pertemanan. 

Pae (Anthony Buisseret) adalah murid baru yang memilih mengasingkan diri sendiri. Bahkan keramahan rekan sebangkunya, Joe (Pisitpol Ekaphongpisit), ia tolak mentah-mentah. Sampai terjadilah tragedi. Joe meninggal akibat tertabrak mobil. Tapi ketika tersiar kabar soal peluang diterima di universitas melalui lomba film pendek (tanpa ujian tertulis), tragedi itu berubah jadi peluang bagi Pae. 

Pae memutuskan membuat film pendek tentang Joe, dengan kedok memberi penghormatan. Bokeh (Thitiya Jirapornsilp), teman sebangku Joe semasa SMP, awalnya menolak rencana itu. Baginya Pae bukan teman sungguhan bagi Joe. 

Siapa dari keduanya yang pantas disebut "teman Joe"? Pertanyaan itu kelak bakal menemukan jawabannya, tapi tidak sebelum Pae dan Bokeh mengesampingkan perseteruan mereka, kemudian bersama-sama memproduksi film pendek mengenai Joe. 

Dari situlah Not Friends turut melempar surat cinta bagi film, atau lebih tepatnya, proses pembuatan film. Beberapa judul populer diparodikan, yang niscaya jadi hiburan tersendiri untuk pecinta film. Bukan berarti alurnya keluar jalur, sebab proses itu jadi cara naskahnya menjelaskan lahirnya pertemanan. 

Produksi yang dijalani Pae dan kawan-kawan sangat sederhana. Tapi kesederhanaan itu, yang membawa semangat "do it yourself", justru memunculkan kebersamaan yang menyatukan. Tanpa sadar mulai terjalin ikatan emosi di hati mereka, walau tadinya tak saling kenal, atau malah saling benci layaknya Pae dan Bokeh. Pertemanan memang tercipta secara alami. Tidak bisa dipaksa, mustahil dipalsukan. 

Penonton bakal mudah merasakan koneksi antar karakter berkat permainan gemilang jajaran pelakon mudanya, yang di satu sisi piawai mengolah emosi secara natural, namun di sisi lain tidak kagok melakoni deretan momen komedik absurd. Berkat performa mereka, visi Atta Hemwadee selaku sutradara sekaligus penulis naskah pun terealisasi.

Naskah buatan Hemwadee begitu imajinatif. Bukan cuma di humor yang kerap hadir dalam bentuk tak terduga, momen dramatiknya pun demikian. Diiringi musik mendayu yang efektif menusuk hati garapan Vichaya Vatanasapt, Hemwadee mampu memunculkan dampak emosi lewat hal-hal yang mungkin takkan tercetus di benak banyak sineas. 

Puncaknya tentu di adegan "Power Point" yang menghadirkan surat cinta luar biasa indah, bukan hanya bagi hubungan pertemanan atau proses produksi film, namun sesuatu yang lebih luas: kehidupan. Meski setelah itu filmnya terkesan terlalu lama mengakhiri penceritaan akibat keharusan "menjawab" twist besar di pertengahan durasi yang sejatinya tidak diperlukan, momen itu tetap tak kehilangan dampaknya.

Jadi siapakah sebenarnya "teman" itu? Rasanya tidak keliru bila mengartikannya sebagai seseorang yang jadi tempat kita berbagi. Berbagi rasa, berbagi cerita, berbagi rahasia, dan tentunya berbagi kehidupan. 

35 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Naskah buatan Hemwadee kerjasama dengan lele laila top banget

Anonim mengatakan...

film yang mengharu biru

Anonim mengatakan...

saya sampai tutup mata nonton film ini

Anonim mengatakan...

romantika yang berkelas

Anonim mengatakan...

nggak sia sia buang cuan untuk nonton di bioskop

Anonim mengatakan...

dimensi karakter yang berkembang tumbuh

Anonim mengatakan...

lupakan logat dialek yang aneh, nikmati alur cerita

Anonim mengatakan...

sentimentil parody horror

Anonim mengatakan...

plastik mirip minyak

Anonim mengatakan...

fenomena homophobia

Anonim mengatakan...

skor film ini cukup 7.5/10

Anonim mengatakan...

Barusan nonton, film pertama di 2024 yang bikin nangis karena saking bagusnya

Anonim mengatakan...

TTM Teman Tapi Mesra

Anonim mengatakan...

cute boys

Anonim mengatakan...

film horror banget ini

Anonim mengatakan...

masih bertahan di bioskop

Anonim mengatakan...

film bocil ABG

Anonim mengatakan...

junkfood movie

Anonim mengatakan...

jelek banget film nya mirip popcorn nano nano

Anonim mengatakan...

tunggu di streaming aja

Anonim mengatakan...

film 21 tahun ke atas

Pemberantasan Anonim Caper mengatakan...

Anonim caper seperti kamu lebih baik mati aja

Anonim mengatakan...

thanks mas rasyid atas ulasannya

Anonim mengatakan...

kolom komentar positif, cool

Anonim mengatakan...

film boboan

Anonim mengatakan...

Bacot

Anonim mengatakan...

homo banget

Anonim mengatakan...

dunia pelangi negara tetangga, bebas cuy

Anonim mengatakan...

film gajebo blas

Anonim mengatakan...

gue suka neh ini film

vian mengatakan...

Belajar menormalisasi persahabatan cowok yuk tong. Emg klo cowo sama cowo temenannya harus selalu dg hal2 berbau kasar, brutalkah? Otak lu aja x yang busuk, jd nyimpulinnya ke situ mulu

Anonim mengatakan...

gilane ini film

Anonim mengatakan...

film tong sampah

Anonim mengatakan...

perotongan film

Anonim mengatakan...

otong anyut film