REVIEW - SHERIFF: NARKO INTEGRITI

21 komentar

Sheriff: Narko Integriti karya sutradara Syafiq Yusof (Misteri Dilaila, Polis Evo 3) tidak se-brainless yang saya duga. Pergulatan tokoh-tokohnya menampilkan aksi kucing-kucingan yang mengedepankan permainan pikiran. Keseimbangan antara otak dan otot sempat didapat, sebelum ia tergoda menjerumuskan diri ke dalam lubang yang kerap melemahkan sajian misteri macam ini, yakni menumpuk twist yang dipaksa hadir terlampau banyak di penghujung durasi. 

Kata "Sheriff" di judulnya bukan merujuk pada jabatan kepolisian, melainkan nama sang protagonis, Sherifuddin Hussein (Zul Ariffin), anggota ISCD (Integrity and Standards Compliance Department) yang bertugas menangkap sesama polisi yang melakukan tindak kriminal. Perawakannya tinggi besar, tidak kenal takut di hadapan penjahat, gemar pula melempar lelucon sarkas. Sosoknya mengingatkan pada karakter Ma Seok-do (Don Lee) di seri The Roundup. 

Sasaran Sherifuddin kali ini adalah pembunuh berantai yang dipanggil "Meth Killer" karena modus operandinya. Pertama, dia hanya mengincar anggota geng pengedar narkoba yang dipimpin Tony Ifrit (Aaron Aziz). Kedua, karena ia selalu menabur sabu-sabu di atas mayat korban. Identitas "Meth Killer" adalah Nazri "Naz" Mutalib (Syafiq Kyle), polisi dari departemen narkotika. 

Di situlah letak daya tarik naskah buatan Syafiq Yusof dan Nazifdin Nasrudin (berdasarkan cerita karya Yusof Haslam, ayah Syafiq). Identitas si pembunuh sudah diungkap sejak awal. Kita tahu ia polisi, yang juga memiliki kakak seorang polisi dari departemen yang sama, yaitu Syazlin (Azira Shafinaz). Alhasil Sheriff: Narko Integriti bisa sepenuhnya menaruh fokus pada gesekan antara Sherif dan Naz, daripada cuma memaksa penonton menantikan pengungkapan jati diri sang pelaku di akhir. 

Begitu ditugaskan mengusut kasus, Sherif langsung mencurigai bahwa pelakunya merupakan salah satu anggota departemen narkotika. Dia pun mengadakan interogasi, di mana hampir semua polisi tak memiliki alibi meyakinkan. Hanya Naz yang punya alibi sempurna. Terlalu sempurna, hingga Sherif menaruh kecurigaan terhadapnya. Permainan pikiran penuh adu taktik macam itulah yang menyusun film ini di paruh keduanya.

Bagaimana Naz berupaya mengecoh penyelidikan Sherif, dan sebaliknya, bagaimana Sherif kukuh mencari pengakuan Naz, menghasilkan suguhan cerita detektif yang seru. Apalagi Syafiq Yusof mampu bercerita dengan pacing cepat yang tak pernah terasa berantakan, sambil sesekali menyelipkan sekuen aksi untuk menambah daya hibur, termasuk sebuah kejar-kejaran mobil yang cukup intens. 

Sheriff: Narko Integriti punya bekal memadai, tapi tidak untuk bertahan selama 132 menit. Durasinya bergulir terlalu lama, hingga filmnya kehabisan bensin memasuki paruh akhir. Tidak ada lagi adu taktik menegangkan. Hanya ada klimaks berisi baku tembak konvensional, serta penantian menuju konklusi yang diisi begitu banyak kejutan, yang akhirnya tak lagi mengejutkan. Setiap filmnya seperti hendak usai, muncul twist baru yang memperpanjang kisahnya selama beberapa menit. Melelahkan.

21 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

ALAMAK

Anonim mengatakan...

Sherifuddin Hussein (Zul Ariffin) hot sugar botdaddy, ganteng

Anonim mengatakan...

film aksi menahan nafas panjang

Anonim mengatakan...

kualitas jauh di atas rata rata film indonesia

Anonim mengatakan...

film melayu cakep abis

Anonim mengatakan...

full aksi

Anonim mengatakan...

keren punya

Anonim mengatakan...

luarbiasa bagus

Anonim mengatakan...

ketika polis jadi cakap punya keren

Anonim mengatakan...

film dengan gue beri skor : 8/10

Anonim mengatakan...

film luar biasa ciamik

Anonim mengatakan...

please watch this movie

Anonim mengatakan...

bolak balik ke kamar toilet lihat ini film

Anonim mengatakan...

film yang mencengangkan totalitas absurd

Anonim mengatakan...

another the raid multiverse

Anonim mengatakan...

membagongkan plot twist

Anonim mengatakan...

jenggot jambang Sherifuddin Hussein bikin nggak tahan

Anonim mengatakan...

aksi mendebarkan full horror

Anonim mengatakan...

receh banget

Anonim mengatakan...

film di dunia semu semi biru khayalan aja

Anonim mengatakan...

negeri jiran apik teunan