REVIEW - YOUR LETTER
Mengadaptasi manhwa berjudul sama karya Hyeon A Cho, Your Letter adalah film yang memotret aktivitas sederhana seperti meminum teh bunga gemitir (marigold) dan mencari jejak di hutan sebagai fenomena spesial. Dunia, kendati diselimuti ragam keburukan, digambarkan bak semesta magis, dengan kehidupan manusia selaku keajaiban terbesarnya. Indah.
Tapi keindahan tidak sedang dialami protagonisnya, So-ri (Lee Su-hyun), yang terpaksa pindah sekolah dari Seoul ke desa tempat tinggal neneknya, akibat mengalami perundungan. Berawal dari keberanian So-ri menegur para pelaku yang selalu menyiksa teman sekelasnya, ia justru berbalik jadi korban baru.
Berharap membuka lembaran anyar, So-ri justru kesulitan beradaptasi gara-gara trauma yang enggan meninggalkannya. Sampai ia menemukan surat dari siswa misterius bernama Ho-yeon (Min Seung-woo) di laci mejanya, yang menyediakan setumpuk data untuk So-ri mengenai lingkungan sekolah barunya. Semangatnya pun perlahan kembali tersulut.
Surat Ho-yeon bukan cuma satu. Sebuah surat mencantumkan petunjuk soal keberadaan surat berikutnya. Terciptalah misteri menarik bak pencarian harta karun di tengah upaya So-ri menemukan surat-surat itu. Sempat pula So-ri berkenalan dengan Dong-soon (Kim Min-joo), yang diyakini menyimpan informasi mengenai jati diri Ho-yeon.
Di salah satu momen paling berkesan sepanjang filmnya, So-ri mendapati surat Ho-yeon terkubur di bawah batu yang telah terendam dalam kolam. Si gadis tak patah arang, lalu nekat menyelami kolam tersebut. Mungkin bukan surat dari Ho-yeon yang susah payah So-ri cari, melainkan kebahagiaan. Di kursi sutradara, Kim Yong-hwan memang tahu betul cara memupuk rasa secara elegan. Simak saja adegan penutupnya, yang membawa dampak emosi lantang biarpun dihiasi keheningan.
Presentasi Kim Yong-hwan turut diperkuat oleh kecantikan animasi 2D filmnya, yang mengingatkan pada karya-karya Makoto Shinkai. Tentu jangan mengharapkan level setara, tapi perspektif Kim Yong-hwan yang menaruh kekaguman terhadap bentangan alam cukup mengingatkan pada ciri khas sineas Jepang tersebut. Menarik pula menyaksikan kala sesekali animasinya berganti gaya secara ekspresif guna mewakili suasana hati si tokoh utama.
"Berbuatlah baik pada orang lain, maka orang tersebut bakal memberi kebaikan serupa untuk orang berikutnya, begitu seterusnya, hingga tercipta dunia yang lebih baik." Begitulah kurang lebih pesan yang Your Letter harapkan dapat dibaca oleh penontonnya, yang turut menciptakan koneksi dengan isu perundungan yang kondisinya sudah sedemikian gawat di Korea Selatan.
Di luar persoalan surat misteriusnya yang unik, Your Letter, (tanpa mengerdilkan urgensinya yang tetap tinggi), sejatinya belum membawa gebrakan untuk formula cerita bertema perundungan. Caranya membungkus dorongan supaya berani melawan para pelaku pun terkesan naif dan menyederhanakan permasalahan.
Sebagaimana disinggung di awal, alasan So-ri menjadi korban adalah karena perlawanan yang ia berikan. Kala itu, teman-teman sekelasnya enggan membela. Tapi nantinya, karakter lain di latar waktu dan tempat berbeda, melakukan perlawanan serupa namun mendapat dukungan dari teman-temannya. Apa penyebab perbedaan itu? Your Letter luput mengolahnya lebih jauh, seolah menyuruh para korban melawan sembari mengharapkan keberuntungan.
Seiring waktu, semakin banyak problematika yang filmnya kupas, hingga di titik alurnya terasa penuh sesak. Setidaknya kekurangan tersebut didasari oleh niat baik untuk memberi latar belakang yang layak kepada tiga karakter utama, yang untungnya tetap dibiarkan berdinamika dalam lingkup persahabatan tanpa pernah terjatuh dalam keklisean romansa.
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar