THE WAY WAY BACK (2013)
Nama Nat Faxon dan Jim Rash mungkin belum terlalu terkenal saat ini, namun tahukah anda bahwa dalam ajang Oscar tahun 2012 keduanya berhasil meraih kemenangan? Ya, mereka adalah co-screenwriter dari film The Descendants yang naskahnya ditulis oleh Alexander Payne dan berhasil memenangkan Best Adapted Screenplay saat itu. Setelah beberapa tahun keduanya sama-sama menjadi aktor dalam berbagai macam peran kecil, keberhasilan The Descendants akhirnya membawa mereka untuk menulis naskah bersama sekaligus berduet melakoni debut penyutradaraan mereka lewat The Way Way Back. Masih bernuansa indie yang kuat seperti The Descendants, film ini nyatanya meraih keberhasilan besar dengan meraup pendapatan diatas $23 juta, sebuah angka yang luar biasa mengingat bujetnya yang hanya $5 juta dan melihat fakta bahwa ini adalah drama indie yang mendapatkan distribusi penayangan yang tidak terlalu luas. Ceritanya sendiri tidaklah menampilkan hal baru, yakni tentang sebuah kisah coming-of-age yang ber-setting liburan musim panas lengkap dengan aspek keluarga disfungsional serta remaja antisosial yang introvert.
Duncan (Liam James) adalah remaja 14 tahun yang introvert dan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Pada sebuah liburan musim panas ia terpaksa pergi bersama ibunya (Toni Collette) dan sang kekasih, Trent (Steve Carell) yang tidak ia sukai karena selalu meremehkan dirinya. Mereka pergi berlibur ke rumah pantai milik Trent yang berada di Cape Cod. Disana semua anggota keluarga Duncan bersenang-senang khususnya karena kehadiran teman-teman Trent seperti Kip (Rob Corddry) dan Joan (Amanda Peet) yang selalu berkunjung untuk sekedar makan malam atau berpesta bersama. Kesendirian dan rasa jengah Duncan mulai berkurang saat ia bertemu dengan Owen (Sam Rockwell), seorang penjaga water park yang nyentrik dan mulai mengajak Duncan berenang-senang bersamanya. Pertemuannya dengan Owen mulai membuat liburan musim panas Duncan menyenangkan, apalagi setelah ia berkenalan dengan tetangganya, Susanna (AnnaSophia Robb). Tapi tetap saja masalah datang dari keluarganya sendiri khususnya Trent yang masih tidak ia sukai.
Seperti yang sudah saya bilang tadi, kisah yang ditawarkan oleh film ini bisa dibilang sangat klise. Seorang remaja cupu perlahan mulai menemukan perubahan dalam hidupnya berkat pertemuan dengan teman baru dan pada akhirnya mulai menjadi "keren" dan bisa bertemu dengan gadis yang ia sukai. Semuanya sudah pernah kita jumpai dalam film-film drama indie bertemakan coming-of-age lainnya dan The Way Way Back sendiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Namun lagi-lagi tidak semua hal yang berbau klise itu buruk. Kisah yang klise ini berhasil dihantarkan dengan begitu baik oleh Nat Faxon dan Jim Rash. Alurnya mengalir dengan begitu menyenangkan saat kita perlahan melihat perubahan Duncan dari remaja cupu yang canggung menjadi lebih percaya diri dalam bersosialisasi. Jika banyak film coming-of-age bermasalah dalam menghantarkan trasformasi tersebut, maka film ini tidak. Semuanya berjalan dengan baik tanpa terasa dipaksakan. Sehingga pada akhirnya saya sendiri yang awalnya cukup sebal dengan Duncan yang begitu anti-sosial perlahan mulai bisa menikmati karakternya saat perlahan ia berubah menjadi sosok yang lebih menyenangkan.
Berbagai momennya dihantarkan dengan begitu baik. Saya berhasil dibuat ikut bersenang-senang saat Duncan bergembira di water park bersama Owen dan teman-temannya. Selain itu beberapa konflik yang muncul juga berhasil dengan baik. Selain konflik Duncan dengan kepribadiannya, ada juga konflik mengenai keluarga disfungsional yang ia miliki. Kisah tentang bagaimana Duncan berusaha menghadapi Trent yang selalu meremehkannya maupun bagaimana sang ibu berusaha menyatukan keluarga tersebut bekerja dengan baik. Mungkin yang kurang maksimal adalah kisah cinta antara Duncan dengan Susanna yang terasa kurang greget meski sudah dibuka dengan apik dan dibantu oleh kecantikan AnnaSophia Robb. Tapi bintang utama dari film ini bagi saya tetaplah Sam Rockwell yang sanggup tampil sebagai karakter yang nyetrik, menyenangkan namun juga terasa simpatik dimana ia sendiri memiliki konflik romansa yang dihantarkan sekilas namun cukup kuat. Jika Liam James sebagai Duncan adalah sosok sempurna menggambarkan remaja antisosial yang perlahan berkembang, maka sosok Owen yang dimainkan Sam Rockwell adalah sosok teman yang nyaris sempurna dan begitu menyenangkan.
Secara keseluruhan saya berhasil menikmati segala konflik dan jalinan cerita coming-of-age yang ada. Walaupun semuanya sudah pernah kita temui dalam film lain dan terasa klise, namun eksekusi yang maksimal dan mendalam membuat segalanya terasa menyenangkan untuk ditonton. Kunci utama dari The Way Way Back adalah rasa simpati yang bisa didapatkan penonton terhadap karakter-karakter yang ada hingga segala momennya terasa berkesan saat ditonton. Konklusi yang ditawarkan pun terasa mengharukan sekaligus memunculkan rasa penuh harap pada yang begitu besar. Seperti judulnya ini adalah perjalanan panjang yang penuh dinamika pelajaran hidup sebelum akhirnya kembali pulang.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:Yep, kerasa kayak nonton The Descendants campur Little Miss Sunshine :)
yach mbetul banget, ada serasa campuran little miss sunshine...cuman saya lebih suka ama little miss sunshine
Posting Komentar