DANCER IN THE DARK (2000)
Ada beberapa alasan film ini jadi film yang ingin saya tonton. Yang pertama jelas karena nama sutradara Lars Von Trier. Emang film dia yang saya pernah tonton baru satu, yaitu Antichrist. Dan lewat film itu saya dipertontonkan sebuah film yang bisa membuat saya bener-bener gak kuat untuk menonton adegannya dan saat film berakhir merasa sangat miris. Alasan kedua adalah karena film ini panen penghargaan di Cannes Film Festival. Dan yang ketiga karena adanya Björk. Yak, sang diva ini menjadi tokoh utama sekaligus komposer musik utama film ini.
Filmnya bercerita tentang seorang single parent bernama Selma (Björk) yang harus mengasuh sang putra, Gene dalam segala keterbatasan biaya. Selma hanya bekerja sebagai pegawai buruh pabrik dengan penghasilan seadanya. Mereka berdua tinggal disebuah trailer yang dikontrakan oleh sepasang suami istri, Bill (Mourse) dan Linda (Seymour). Selma juga ebruntung karena dibalik keterbatasan dana dia masih punya sahabat baik bernama Kathy (Deneuve) dan seorang pria baik yang mencintai Selma, Jeff (Stormare). Ternyata halangan di hidup Selma tidak hanya kekurangan uang tapi juga datang dari penyakit keturunan keluarganya. Keluarga Selma mayoritas mengalami kebutaan dan Selma sendiri mulai menunjukkan gelagat itu.
Dia sudah pasrah, tapi tidak ingin sang anak juga mengalami kebutaan. Karena itu Selma bekerja keras untuk mengumpulkan uang demi operasi sang anak. Dibalik kesulitan hidupnya Selma punya ketertarikan yang besar akan musik dan tap dance. Hal yang mampu menjernihkan otaknya. Dan sampe suatu hari datanglah sebuah masalah besar yang tidak terduga yang juga datang dari orang yang tak terduga.
Menonton Dancer in the Dark adalah pengalaman unik. Kalo biasanya sebuah film musikal dihadirkan secara megah, disini segalanya ditampilkan sangat sederhana dengan teknik kamera handheld pula. Tapi kejeniusan Lars Von Trier dalam menyususn adegan serta keabsurdan Björk dalam mengomposisi musik membuat secene musical difilm ini terasa beda. Tapi saya akui buat orang yang kurang suka akan musik berat dan unik ala Björk akan kesulitan menikmati film ini. Tapi bagi yang suka, film ini bagaikan sebuah gudang kreatifitas dan lahan pelampiasan kejeniusan Björk dalam bermusik. Dan untuk aktingnya? Björk menampilkan salah satu sosok wanita yang paling membuat saya bersimpati. Entah kenapa dia gak dapet nominasi Oscar. Björk juga berhasil menampilkan sebuah scene ending yang sangat memorable dan cukup bikin miris. Yah, emang ginilah Lars Von Trier, kalo penonton belum meringis dia belum puas.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:Gak berani dah nonton buat kedua kalinya, depressing banget !!
Bjork menurut gua lebih layak menang Best Actress Oscar sih pada tahun itu dibandingkan Julia Roberts di Erin Brockovich.
Posting Komentar