THE LAST HOUSE ON THE LEFT (1972)

Tidak ada komentar
Wes Craven itu bisa dibilang adalah salah satu ikon film horor yang tidak ragu menerobos batas-batas dalam genre tersebut. Hal itu dalam artian Wes Craven sering menampilkan ide-ide yang unik dalam membuat film-filmnya. Lihat saja franchise macam A Nightmare on Elm Street atau Scream yang merupakan sebuah pengembangan dari genre slasher. Ditangan Wes Craven film tentang bunuh membunuh yang biasanya standar tersebut bisa menjadi menarik dengan berbagai konsep segar yang ia miliki. Dan perjalanan Wes Craven yang penuh keunikan tersebut juga diawali dengan sebuah kontroversi. Film ini adalah film pertamanya. Dibuat delapan tahun sebelum Freddy Krueger meneror penonton, The Last House on the Left sempat menuai kontroversi pada masa perilisannya karena berbagai konten kekerasan dan seksual yang ditampilkan cukup vulgar. Bahkan film ini sempat dilarang beredar di beberapa negara. Pertanyaan saya seberapa brutalkah film ini hingga mendapat tanggapan keras seperti itu dan menjadi sebuah cult?
Kisahnya adalah tentang Mari (Sandra Cassel) yang akan merayakan ulang tahunnya yang ketujuh belas dengan menonton konser rock bersama temannya Phylis (Lucy Grantham). Sedangkan dirumah kedua orang tuanya juga tengah menyiapkan sebuah surprise party. Sebelum konser dimulai Mari dan Phylis memilih menghabiskan malam dengan berjalan-jalan di pinggiran kota untuk mencari mariyuana. Malang mereka justru terperangkap di sebuah apartemen yang berisi empat orang buronan yang kabur dari penjara. Dari situlah peristiwa tragis dimulai. Keempat orang penjahat "sakit" itu mulai melakukan tindak kekerasan bahkan pelecehan seksual pada kedua gadis tersebut. Disisi lain kedua orang tua Mari mulai khawatir karena anaknya tidak kunjung pulang. Ternyata penyiksaan tersebut tidak berhenti di sebuah apartemen. Keempat penjahat itu membawa Mari dan Phylis kedalam mobil mereka dan saat ditengah jalan mobil tersebut mogok, mereka membawa kedua gadis itu ketengah hutan untuk penyiksaan yang lebih brutal lagi. Ironisnya hutan tersebut berada di seberang rumah milik Mari.
Saya sempat bingung mengenai "bagian mana yang vulgar?" Oke jika dilihat dari kontennya memang sadis dimana dua orang gadis dipaksa melakukan hal-hal tidak senonoh, diperkosa sampai dibunuh dengan sadis. Menurut saya hal itu jauh lebih sinting daripada yang muncul di I Spit On Your Grave. Tapi visualisasi yang muncul di The Last House on the Left tentang hal-hal gila itu jauh dari yang saya perkirakan. Memang sih pada jaman itu tingkat kesadisan yang ditolerir belum setinggi sekarang, namun saya merasa apa yang saya tonton masih terlalu "halus". Sampai akhirnya saya mengetahui fakta bahwa memang ada beberapa adegan yang hilang secara misterius dalam film ini dan sangat sulit untuk ditemukan semisal adegan lesbian sampai pemerkosaan terhadap Mari. Katanya adegan-adegan itu hanya bisa ditemukan di beberapa versi DVD-nya saja. Tapi setidaknya aroma kesintingan masih bisa terasa di beberapa adegannya. 
Film ini memang mengandung konten yang keras, sadis dan ada juga balas dendam seperti di I Spit on Your Grave, tapi sebenarnya debut Wes Craven ini punya kedalaman cerita yang jauh lebih baik, hanya saja aroma sadisme menutupi itu semua. Lihatlah bagaimana keempat penjahat tersebut khususnya tokoh Junior sebenarnya mengalami rasa bersalah setelah melakukan penyiksaan terhadap Mari dan Phylis. Tidak hanya sang korban yang merasakan ketakutan tapi juga sang pelaku, hanya saja momen ini memang kurang dieksplorasi lebih jauh oleh Wes Craven padahal jika lebih dikembangkan lagi saya yakin film ini akan jadi sebuah horror yang kualitas ceritanya lebih mendalam. Sebuah adegan setelah Mari diperkosa dan dia lalu berdoa dan para penjahatnya hanya memandang dengan wajah bersalah merupakan adegan favorit saya. Andaikan film ini bukan film low budget dan bukan film pertama tapi kesekian dari Wes Craven saya yakin adegan itu akan bisa tampil dengan lebih indah dan menyatat.

Sekali lagi film ini sebenarnya tidak hanya menawarkan adegan sadis tapi juga ironi dan rasa miris yang luar biasa. Fakta bahwa pemerkosaan terhadap Mari dilakukan tidak jauh dari rumahnya adalah salah satu faktornya. Kemudian momen dimana orang tua Mari mulai mengetahui apa yang sebenarnya terjadi juga adalah sebuah momen yang sangat berpotensi memberikan hati pada film ini. Tapi karena kurangnya penggarapan teknis film ini dan faktor Wes Craven yang saat itu baru membuat film panjang pertamanya membuat segala potensi tersebut tidak tergarap dengan maksimal. Saya belum melihat remake-nya tapi andaikan berbagai potensi yang saya sebut diatas tadi lebih digarap lagi saya yakin The Last House on the Left akan jadi sebuah film horor yang bagus dan keseraman dan kemirisannya akan selalu membekas dibenak penonton. Tapi diluar penggarapan yang kurang maksimal ada hal lain yang mengganggu seperti tingkah pola dua polisi konyol yang benar-benar mengganggu aura horor yang dibangun, sampai penggunaan musik yang seringkali kurang pas momennya. Pada akhirnya meski banyak potensi yang gagal dimaksimalkan, The Last House on the Left adalah sebuah debut yang tidak buruk bagi Wes Craven.


Tidak ada komentar :

Comment Page: