GOLDFINGER (1964)
Petualangan saya menelusuri film-film Bond dari awal kembali berlanjut. Goldfinger adalah film ketiga yang rilis setahun setelah From Russia with Love. Ya, pada era ini film-film James Bond rilis rutin tiap tahun, sebuah tradisi yang bertahan sampai You Only Live Twice yang rili dua tahun setelah Thunderball (setelah itu film Bond menjadi rilis tiap dua tahun sekali). Bujetnya kembali meningkat menjadi $3 juta yang merupakan jumlah dari total bujet dua film pertamanya. Goldfinger tentunya masih mempunyai sosok Sean Conery sebagai Bond yang disini nampak makin nyaman dalam karakternya dan makin menguatkan sosok Bond dengan dirinya. Bond adalah Conery, begitu juga sebaliknya. Tapi tidak ada lagi sutradara Terrence Young disini. Setelah kesuksesan dua film pertama, Young merasa keberhasilannya patut mendapat kenaikan gaji yang mana hal itu ditolak oleh tim produksi dan akhirnya mereka mengganti Young dengan Guy Hamilton. Kali ini Bond akan berhadapan dengan Auric Goldfinger (diperankan Gert Frobe setelah sebelumnya peran ini ditawarkan pada Orson Welles tapi dinilai terlalu mahal), seorang pria kaya yang terobsesi pada emas.
Goldfinger dicurigai menyelundupkan emas dalam jumlah besar ke luar negeri, dan adalah tugas Bond untuk mencari tahu bagaimana Goldfinger menyelundupkan emas tersebut. Awalnya misi ini terasa mudah, apalagi sosok Goldfinger terlihat tidak berbahaya dan mudah dikelabui. Tapi semua itu berubah setelah Bond mendapati kematian Jill Masterson (Shirley Eaton) yang ditemukan tewas di kamarnya dengan tubuh terbungkus cat emas. Usaha Bond mengejar Goldfinger tidak mudah. Selain karena kepintaran sang musuh, Goldfinger juga punya seorang anak buah menyeramkan bernama Oddjob (Harold Sakata) yang meski tidak pernah bicarra tapi kekuatannya luar biasa (dia bisa memotong kepala patung batu dengan lemparan topinya). Bahkan meski Bond sudah dibantu oleh seorang bond girl bernama Tilly Masterson (Tania Mallet) yang merupakan saudara Jill dan berusaha melakukan balas dendam, dia tetap tidak bisa mengalahkan Goldfinger dan malah berakhir menjadi tawanan. Disinilah Bond mulai mencari tahu rencana dan berbagai rahasia Goldfinger. Disini juga ia akan bertemu satu lagi bond girl yang punya nama cukup kontroversial, siapa lagi kalau bukan Pussy Galore (Honor Blackman) yang juga merupakan pilot pribadi Goldfinger.
Goldfinger melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh From Russia with Love, yakni menyempurnakan berbagai bond formula. Disini kita sudah mengenal sosok Q (Desmond Llewelyn) secara personal, bukan lagi sebagai bagian Q branch. Dari Q, Bond akan mendapatkan gadget yang makin canggih disini. Yang membuat spesial adalah gadget terbaru tersebut muncul dalam bentuk barang legendaris dunia Bond, yakni Bond cars Aston Martin DB5 yang melegenda tersebut dan diberi penghormatan di film Skyfall. Ada begitu banyak pernak-pernik di mobil itu mulai dari semprotan oli, gas, senjata mesin, sampai kursi pelontar. Momen dimana Bond memakai segala barang canggih tersebut terasa begitu keren disini, tapi masih dalam taraf bisa diterima dan belum kelewat canggih. Hubungannya dengan Miss Moneypenny makin menjadi sebuah hiburan singkat yang menyenangkan. Lalu ada musik tema Goldfinger yang dinyanyikan oleh Shirley Bassey. Lagu tersebut sampai saat ini masih dianggap sebagai salah satu musik tema terbaik film 007. Tapi tentu saja adegan paling ikonis adalah kematian Jill Masterson dalam balutan cat emas. Meski karakternya mati, tapi dia tetap abadi dalam memori penonton. Jangan lupakan juga kalimat shaken, not stirred yang pertama kali muncul di film ini.
Tentu saja masih ada begitu banyak plot hole dan hal-hal yang agak aneh dalam film ini, tapi dibanding dua pendahulunya, Goldfinger punya jalan cerita yang jauh lebih baik. Kisahnya memang tidak sekompleks dan sebesar konspirasi perang dingin dalam From Paris with Love, tapi rencana yang dilakukan oleh Goldfinger dirangkum dengan begitu cerdas. Untuk pertama kalinya saya merasa ada twist dalam film Bond di era awal ini. Beberapa kejutan yang tak terduga muncul dan tentu saja itu menjadi sebuah kesenangan lebih karena saya tidak mengharapkan adanya kejutan dalam jalan cerita sebuah film 007. Fakta bahwa penjahatnya adalah seorang kaya yang terobsesi dengan emas dan berusaha menjatuhkan perekonomian dunia memperlihatkan adanya selipan tentang cengkeraman kapitalisme dalam film ini.
Goldfinger terasa makin spesial dengan begitu banyaknya hal ikonis dalam film ini. Selain berbagai bond formula dan kematian Jill Masterson yang sudah saya bahas diatas, masih ada beberapa hal lain yang terasa ikonis. Penjahat dalam film ini cukup memorable dan memberikan teror yang lumayan. Auric Goldfinger diluar dugaan bukan hanya orang kaya yang punya obsesi tinggi, tapi juga seorang yang cerdas dan berdarah dingin. Adegan dimana Bond diancam sinar laser membuktikan kekejamannya. Dia tidak ingin menginterogasi Bond, dia hanya ingin Bond mati saat itu juga. Lalu ada Oddjob yang tidak pernah bicara tapi jelas menjadi sosok villain yang sangat berkesan. Lalu para Bond girl yang punya porsi masing-masing yang tidak sedikit. Jill dan Tilly Masterson memang hanya tampil sebentar sebelum kemudian tewas, tapi kematian keduanya berdampak cukup kuat pada ceritanya. Kematian Jill ikonis, kematian Tilly memberikan efek kejut. Sedangkan Pussy Galore jelas berpengaruh pada bagaimana Bond berhasil menyelesaikan misinya.
Sosok Bond disini juga terasa begitu sempurna. Dia masih menunjukkan kemampuannya dalam beradegan aksi, tapi Bond dalam film ini juga menunjukkan kemampuan lebih sebagai agen rahasia. Dia beberapa kali berusaha diam-diam memasuki sarang musuh, lalu mengumpulkan satu per satu informasi secara diam-diam. Bond juga punya gadget yang luar biasa keren disini. Selain itu diluar dugaan Bond bukanlah sosok jagoan tak terkalahkan, karena disini dia lebih banyak tak berdaya menghadapi Goldfinger dan anak buahnya. Tapi disinilah sisi Bond yang lain terlihat. Kepintaran, kemampuan mengumpulkan informasi, hingga bagaimana sosok daya pikatnya terhadap wanita menjadi faktor kunci ia menyelesaikan misi dengan berhasil. James Bond dalam Goldfinger adalah gambaran paling sempurna dari sang agen rahasia yang bisa diharapkan. Hal yang sama juga terasa dalam filmnya. Semua Bond Formula muncul dengan porsi yang maksimal, dipadu dengan plot yang lebih baik, penuh kejutan, dan sosok James Bond yang manusiawi tapi tetap keren. Goldfinger adalah salah satu film Bond terbaik yang pernah saya tonton hingga sekarang.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar