THE ARMSTRONG LIE (2013)
Siapa tidak kenal nama Lance Armstrong? Meskipun anda bukan penggemar olah raga balap sepeda pastinya pernah mendengar namanya. Memenangkan tujuh Tour de France secara berturut-turut mulai dari tahun 1999-2005 membuatnya menjadi pujaan di dalam lintasa balap. Tapi tidak hanya itu, diluar lintasan pun namanya banyak dipuja berkat kisahnya yang inspiratif sebagai mantan penderita kanker yang sukses menjadi salah satu atlit paling berhasil sepanjang masa. Segala kesuksesan Armstrong tersebut ternyata tidak membuatnya lupa diri, karena sepanjang karirnya ia terus memberikan dukungan moril dan material pada para penderita kanker khususnya melalui yayasan sosial Livestrong yang ia dirikan. Lance Armstrong memang sempat menjadi pahlawan bagi banyak orang baik sebagai seorang atlit maupun sebagai manusia. Selang empat tahun setelah penisun, Lance memutuskan untuk kembali bertanding lagi di Tour de France 2009. Kembalinya Lance Arsmtrong itulah yang menarik perhatian Alex Gibney yang juga merupakan penggemar Lance untuk membuat sebuah dokumenter tentang momen comeback tersebut. Gibney pun mempersiapkan sebuah dokumenter yang menggambarkan bagaimana kehebatan Lance dengan segala cerita keberhasilannya yang banyak dianggap orang too god to be true. Tapi semuanya berubah disaat tahun 2012 Lance Armstrong terseret dalam kasus doping.
Akibat kasus tersebut Lance dilarang tampil di balapan lagi, serta ketujuh gelar Tour De France serta peringkat ketiga yang ia dapat di tahun 2009 dicabut. Lance yang tadinya pahlawan perlahan mulai dibenci dan dianggap mengkhianati orang-orang yang memujanya karena kebohongan yang ia pertahankan selama lebih dari satu dekade tersebut. Kisah Lance Armstrong pun berubah dari from zero to hero menjadi from hero to zero, bahkan mungkin enemy. Hal itulah yang pada akhirnya membuat Alex Gibney merubah film dokumenter yang dibuatnya dari sebuah film yang mengisahkan kehebatan dan kisah hidup Lance yang isnpiratif menjadi sebuah film yang menelusuri berbagai kebohongan yang ia lakukan sepanjang karir khususnya yang berkaitan dengan penggunaan doping. Bagi Lance Armstrong sendiri, tuduhan doping bukanlah hal yang baru karena sejak awal karirnya ia sudah dituduh menggunakan obat terlarang meski selalu menyangkal dan lolos dari berbagai tes. Karena hal itulah para penggemar Lance begitu kecewa bahkan membencinya, karena selama ini Lance memposisikan dirinya sebagai orang yang begitu baik dan selalu menyangkal saat dituduh melakukan doping. Sampai sebuah kemunculannya di Oprah Show pada tahun 2012 mematahkan hati para pemujanya saat Lance Armstrong mengakui semua tuduhan doping yang ditujukan kepadanya.
Cerita The Armstrong Lie pun akan mundur hingga pertengahan 90-an saat Lance baru memulai karir balapnya dengan cemerlang. Awal karirnya yang benderang itu harus mendapat hadangan besar dari kanker yang dideritanya. Tapi keajaiban sepertinya berpihak pada Lance, dimana tidak butuh waktu lama baginya untuk sembuh dan membalap lagi. Anehnya, setelah sakit yang ia derita, performa Lance bukannya menurun tapi justru terus meningkat dimana dia selalu menjadi juara di Tour De France sampai pensiun di tahun 2005. Dari situlah awal tuduhan doping diterima oleh Lance Armstrong yang tentu saja selalu ia sangkal. Lewat film ini saya pun jadi tahu bahwa pada awalnya tidak ada larangan memakai obat terlarang termasuk EPO yang digunakan oleh Lance dan banyak pembalap lainnya. Bahkan pemakaian doping bisa dibilang merupakan hal yang wajar di Tour De France dengan mayoritas pembalapnya melakukan itu. The Armstrong Lie akan memperlihatkan pada penontonnya metode-metode doping yang dipakai oleh Lance Armstrong termasuk penggunaan tranfusi darah. Bagi saya yang bukan penggemar olah raga balap sepeda, fakta-fakta tersebut tentunya mengejutkan. Secara keseluruhan pun film ini akan terasa demikian. Bagi penonton yang merupakan penggemar balap sepeda atau mereka yang mengikuti secara mendetail kasus Lance Amrstrong, film ini akan terasa pointless karena semuanya bagaikan retelling dan rangkuman dari kasus tersebut. Tapi bagi saya yang hanya mendengar kasusnya, banyak fakta-fakta mengejutkan yang saya dapat disini.
Dari segi pengemasan pun The Armstrong Lie tidaklah luar biasa dan mengambil pendekatan dokumenter konvensional yang memperlihatkan campuran antara footage dan interview dari beberapa pihak mulai dari rekan-rekan Lance hingga beberapa jurnalis dan pengamat olah raga balap sepeda. Tapi meski terasa sederhana, film ini sanggup memaksimalkan esensi utama dokumenter yakni memberikan informasi dan penelusuran terhadap hal yang diangkat. Tapi sekali lagi film ini hanya akan memuaskan bagi orang-orang seperti saya yang tidak tahu secara mendetail kasus yang dialami oleh Lance Armstrong, dan bagi orang-orang seperti saya berbagai fakta yang meliputi kebohongannya terasa begitu mengejutkan. The Armstrong Lie sukses membuat saya terpaku pada kisah yang dituturkan. Semuanya dilengkapi oleh berbagai footage menarik khususnya yang memperlihatkan momen di dalam lintasan. Salah satu momen favorit saya adalah saat Alberto Contador meninggalkan Lance dan rekan-rekan setimnya untuk melaju sendiri mendaki pegunungan hingga memenangkan perlombaan. Diiringi oleh musik latino yang pas dengan Contador yang notabene adalah pembalap asal Spanyol, adegan itu benar-benar luar biasa sekaligus ironis karena saya langsung menyadari bahwa apa yang dilakuakn Contador tidak berbeda dengan apa yang selama ini dilakukan Lance: melakukan apapun untuk meraih kemenangan.
The Armstrong Lie sama seperti kasus yang menimpa Lance, dimana ini semua bukan hanya sekedar kisah tentang doping tapi lebih dari itu. Ini adalah kisah tentang penipuan besar nan panjang akibat kekuasaan yang begitu besar, dan yang jelas ini adalah kisah tentang sebuah ambisi. Semua perbuatan Lance didorong oleh ambisinya yang tidak menyukai kekalahan. Dalam hal apapun ia selalu ingin menjadi pemenang, dan film ini membahas semua itu. Tapi sebenarnya The Armstrong Lie juga punya kelemahan yang terkadang membuat film ini terasa sebagai proyek "peralihan" dari Alex Gibney yang pada dasarnya memang membuat film ini karena ia sudah terlanjur mempunyai bahan-bahan untuk membuat film tentang kehebatan Armstrong tapi kasus doping yang ada membuat proyek itu menjadi tidak mungkin lagi diwujudkan. Beberapa hal yang menjadi pertanyaan besar tidak terjawab dalam film ini. Salah satu yang paling besar adalah alasan kenapa Lance kembali dari masa pensiunnya. Apakah ini ajang pembuktian? Ataukah karena Lance yakin ia tidak akan ketahuan? Semuanya tetap menjadi misteri. Sosok Lance sebagai salah satu narasumber utama juga sebenarnya menjadi kelemahan. Kenapa? Karena Lance adalah sosok yang dengan begitu hebatnya membohongi semua orang selama bertahun-tahun. Jadi apakah semua penuturannya disini merupakan kebenaran bagi saya perlu dipertanyakan. Termasuk pertanyaan lain yaitu "apakah di tahun 2009 Lance memang balapan secara bersih?"
Saya sangat ingin mempercayai pernyataan yang dilontarkan olehnya, tapi setelah apa yang ia lakukan berat rasanya melakukan itu. Sama seperti para penggemarnya yang sudah sulit untuk mempercayai Lance lagi setelah segala kebohongan tersebut. Gibney memang sudah cukup objektif menampilkan dokumenter ini, tapi faktanya adalah banyak hal yang kebenarannya hanya diketahui oleh Armstrong dan tentunya hanya dia yang bertutur akan hal itu lewat kebenaran versinya, sedangkan pihak lain kebanyakan hanya memberikan opini dan asumsi mereka. Mungkin saja Lance berbicara sejujur-jujurnya di dokumenter ini siapa yang tahu. Mungkin, tapi apakah orang-orang dengan mudah percaya? Saya rasa tidak. Sangat disayangkan karena sesungguhnya The Armstrong Lie adalah dokumenter yang dikemas dengan begitu baik dan menarik yang patut disayangkan tidak pernah terasa benar-benar bagus karena narasumber terbesarnya tidak bisa dipercaya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar