AFFLICTED (2013)

Tidak ada komentar
Satu lagi horor dengan teknik found footage. Tidak bisa dipungkiri, teknik found footage atau mockumentary kini sudah menjadi tren, khususnya setelah kesuksesan Paranormal Activity. Film tersebut bagaikan bagi saya bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi berhasil menyajikan jenis kengerian yang fresh dan terasa nyata, tapi disisi lain memicu maraknya kemunculan horor found footage yang lama kelamaan semakin terasa membosankan. Masalahnya adalah banyak pembuat mockumentary horror yang muncul dengan ide serupa, teknik menakut-nakuti yang itu-itu lagi, sampai semakin dilupakannya esensi utama dari mockumentary itu sendiri, yakni aspek realisme. Yang membedakan mocku horor dengan yang konvensional adalah kesan bahwa semua yang terlihat adalah nyata, jadi disaat sebuah mocku horor terlalu berlebihan hal itu justru mengurangi esensi dan tingkat keseramannya. Tapi setidaknya teknik tersebut telah banyak memberikan kesempatan bagi para filmmaker baru untuk membuat tontonan menarik meski tidak mempunyai bujet yang besar. Begitu pula yang terjadi pada duo sutradara asal Kanada, Derek Lee dan Clif Prowse. Dengan hanya bermodal bujet yang berasa dari teman-teman serta keluarga mereka, keduanya "nekat" membuat sebuah film horor yang dibintangi oleh mereka berdua sendiri. Hasilnya? Afflicted berhasi mendapat respon positif termasuk memenangkan Best Canadian First Feature Film di Toronto International Film Festival 2013.


Derek Lee dan Clif Prowse memerankan diri mereka sendiri, dimana dalam film ini diceritakan keduanya yang merupakan teman sedari kecil akan memulai perjalanan keliling dunia berdua selama setahun. Perjalanan itu juga mereka rencanakan untuk dibuat menjadi sebuah web series yang berjudul Ends of the Earth dimana Clif akan terus merekam setiap momen dari perjalanan mereka. Meski keduanya amat bersemangat mempersiapkan perjalanan ini, sebenarnya bukannya tidak ada masalah yang menghadang. Sebenarnya Derek tidak diperbolehkan pergi baik oleh keluarga maupun dokternya karena gangguan arteri di otaknya bisa membunuh Derek kapan saja. Tapi Derek tetap bersikeras untuk pergi karena baginya traveling adalah hal kesukaan yang telah lama tidak ia lakukan lagi. Keduanya pun mulai melakukan perjalanan dengan Eropa sebagai tujuan pertama. Semuanya berjalan lancar dan menyenangkan dimana Derek dan Clif melakukan berbagai hal gila dan bersenang-senang bersama termasuk bertemu dengan beberapa teman di Paris. Tapi sebuah kejadian di suatu malam yang menimpa Derek perlahan mulai merubah perjalanan menyenangkan tersebut menjadi penuh misteri, tanda tanya dan pastinya mimpi buruk yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. 
Tentu saja cerita yang dipakai dalam Afflicted adalah cerita standar yang sudah dipakai berulang kali dalam film-film mockumentary horror. Sebuah perjalanan yang perlahan berubah menjadi mimpi buruk memang salah satu klise dalam dunia horor. Tapi yang membuat Afflicted terasa lebih baik adalah building yang dilakukan sebelum kita diajak masuk kedalam terornya. Narasi pembuka dalam mockumentary biasanya membosankan. Dibuat dengan niat memperkenalkan dan membuat penonton peduli pada karakternya tapi digarap dengan tidak maksimal sehingga jangankan bersimpati, penonton pun mungkin belum berhasil "berkenalan" dengan mereka. Sebagai contoh lihat franchise  Paranormal Activity. Sedangkan Afflicted punya intro yang menyenangkan untuk diikuti. Melihat bagaimana Derek dan Clif dengan penuh semangat bercerita tentang perjalanan yang akan mereka lakukan, bagaimana sebuah momen singkat tapi efektif memperkenalkan persahabatan mereka berdua, sampai saat kita disuguhi fakta bahwa Derek bisa mati kapan saja akibat penyakitnya, semua itu sudah cukup untuk membuat saya tidak mengantuk. Mungkin tidak sampai membuat saya terikat dengan keduanya, tapi jelas terasa bahwa Derek dan Clif merupakan "tokoh manusia" bukan "pajangan" yang hanya dipakai untuk menjadi perantara teror layaknya mockumentary horror kebanyakan.
Saya suka bagaimana film ini berubah tone dalam tiap sepertiga bagiannya. Sepertiga awal menampilkan tone yang ringan dan ceria. Ditampilkan dengan begit natural, paruh awalnya membuat saya sedikit lupa sedang menonton sebuah mocku horor. Hal itulah yang membuat ketegangannya lebih terasa setelah memasuki paruh kedua. Setelah digempur dengan kesenangan, tiba-tiba atmosfernya menjadi lebih kelam dan tegang. Seperti yang pernah disampaikan seorang Alfred Hitchcock, salah satu kunci untuk memberikan ketegangan yang maksimal adalah memberikan tone yang berbeda jauh antara sebelum dan sesudah teror yang sesungguhnya dimulai. Afflicted melakukan hal itu dan bagi saya cukup berhasil pada akhirnya. Tapi paruh kedua sebenarnya belumlah 100% suguhan horor, karena momen tersebut justru sedikit mengingatkan pada film Chronicle. Barulah pada paruh akhirnya, film ini menjadi horor sepenuhnya dengan berbagai jump scare hingga beberapa momen gore yang cukup memuaskan para pecinta muncratan darah. Jump Scare yang dipakai tidak terlalu banyak, tidak juga berlebihan karena tidak akan ada musik mengagetkan yang terdengar tapi cukup berhasil membuat saya kaget bahkan terasa cukup menyeramkan. Ya, tidak hanya mengagetkan tapi juga menyeramkan. Semua itu berkat pergerakan kamera yang bagus dan make-up mengesankan yang berhasil menciptakan suatu sosok menyeramkan tanpa terkesan berlebihan dan menggelikan. 

Tetap menjaga kesederhanaan dan mengedepankan aspek realistis adalah kunci kesuksesan Afflicted untuk tetap terasa menyeramkan. Ditambah sedikit selipan misteri yang terus menimbulkan pertanyaan, tensi film ini terjaga dengan cukup baik. Sayangnya klimaks yang dihadirkan agak mengecewakan tanpa adanya hook yang memikat. Bagian ending pun kurang menggigit tanpa adanya unsur emosional yang sebenarnya berpotensi dimiliki oleh film ini mengingat ceritanya yang bukan sekedar tempelan dibalik segala horornya. Akting yang diluar dugaan lumayan bagus khususnya dari Derek Lee juga makin membuat film ini terasa mengesankan. Memang penutupnya membuat film ini gagal menjadi sebuah tontonan yang masuk kategori luar biasa, tapi setidaknya Afflicted sudah tampil begitu menghibur, bahkan jauh lebih baik, lebih kreatif, lebih seram, dan pastinya lebih nyata dibanding banyak found footage horor yang muncul belakangan termasuk sekuel-sekuel Paranormal Activity yang dua film terakhirnya benar-benar buruk. Jangan lewatkan juga sebuah adegan di sela-sela credit scene yang cukup menghibur dan memberikan penjelasan akan nasib salah satu karakter utama film ini.


Tidak ada komentar :

Comment Page: