OBVIOUS CHILD (2014)
Diangkat dari sebuah film pendek berjudul sama yang juga ditulis dan disutradarai oleh Gillian Robespierre, Obvious Child akan mengagkat kisah tentang kehamilan diluar nikah dan aborsi. Tapi tentu saja dengan genre komedi-romantis yang diusung, film ini akan menyikapi tema sensitif tersebut dengan berbagai candaan, apalagi karakter utamanya adalah seorang stand-up komedian. Karena ini juga adalah mumblecore, maka bersiaplah dengan kehadiran dialog-dialog panjang yang meluncur cepat dari mulut karakter-karakternya dan seringkali dialog tersebut keluar seenak jidat tanpa peduli konteks pembicaraan. Karakter utama dalam film ini adalah Donna Stern (Jenny Slate), seorang wanita yang di siang hingga sore hari bekerja di sebuah toko buku dan malam harinya menjadi seorang comic di sebuah bar. Salah satu ciri khas materi yang ia bawakan dan juga yang membuatya dicintai penonton adalah kehidupan sehari-hari. Donna tidak segan mengutarakan berbagai masalah pribadinya. Dia tidak ragu mengungkap berbagai hal yang orang lain anggap sebagai suatu hal yang sifatnya rahasia pribadi untuk menjadi bahan komedi, termasuk permasalahan yang ia hadapi bersama pacarnya, Ryan (Paul Briganti).
Tapi betapa terkejutnya Donna saat Ryan memberitahu bahwa ia sudah berselingkuh dengan wanita yang tidak lain adalah teman Donna sendiri. Merasa terpukul dan belum bisa move-on, Donna pun menghabiskan setiap harinya dalam kesedihan dan kekacauan. Yang dia lakukan hanya meninggalkan pesan-pesan tidak jelas di voice mail Ryan, minum-minum, bahkan stalking di depan rumah mantan pacarnya itu. Kehidupannya kacau, bahkan saat tampil diatas panggung Donna hanya meracau tentang semua kegalauannya itu sambil mabuk. Sampai suatu malam usai sebuah pertunjukkan yang kacau ia bertemu dengan Max (Jake Lacy). Max adalah tipikal pria baik dan sopan, yang mana bukan merupakan tipe idaman Donna. Tapi demi melupakan semua kesedihannya, Donna pun bersedia menghabiskan malam dirumah Max dan berhubungan seks dengannya. Tapi hubungan yang awalnya hanya direncanakan sebagai one night stand itu menimbulkan masalah saat Donna justru mengandung anak dari Max.
Obvious Child ini adalah film yang amat segmented karena dikemas secara segmented dan berisi hal-hal yang segmented pula. Dikemas secara segmented karena memang film-film mumblecore bukan untuk konsumsi semua orang. Mendengar sebuah film mempunyai genre komedi-romantis yang ada di benak banyak orang pada umumnya tentulah film yang dikemas ringan, penuh kalimat-kalimat (sok) puitis, adegan-adegan pacaran yang romantis, dan masih banyak lagi momen penuh cinta yang selalu jadi impian banyak orang. Tapi sekali lagi film ini adalah mumblecore yang tentunya tidak memiliki dialog puitis dan gombal. Akan ada begitu banyak dialog disini tapi semuanya berpegang pada realita dan karakter, bukan kepada bagaimana menciptakan momen seromantis mungkin. Bahkan tercatat hanya sekali kalimat "I Love You" diucapkan disini, dan itupun konteksnya bukan sebuah pengungkapan perasaan. Tapi bagi orang yang menyukai mumblecore seperti saya, film ini akan punya banyak dialog "ajaib" yang akan memancing tawa khususnya berkat karakter Donna yang selalu bicara seenaknya sendiri. Kelucuannya tidak asal lucu tapi seringkali agak mengejutkan dan membuat saya berteriak "what the fuck..." karena "ketololan" mendadak yang sering hadir dalam dialognya.
Sedangkan hal-hal segmented yang saya maksud adalah stand-up komedi dan kehamilan pra-nikah/aborsi. Tidak semua orang menyukai stand-up komedi. Bahkan tidak semua penyuka stand-up komedi bisa tertawa pada semua jenis materi yang masuk kategori bagus. Kultur akan begitu berpengaruh pada tingkat kelucuan dalam stand-up komedi, dan hal itulah yang membuat saya sering gagal menangkap kelucuan yang hadir saat menonton comic dari luar negeri (khususnya Amerika dan Inggris) atau film Barat yang mengangkat jenis komedi yang satu ini. Dalam adegan stand-up komedinya pun film ini sering hit and miss bagi saya. Ada banyak lelucon yang justru membuat saya bingung tapi ada juga yang bisa membuat saya tertawa, dan mayoritas yang lucu bagi saya terjadi karena pembawaan karakter Donna dan kalimat-kalimat ngawur dan seenaknya yang ia lontarkan. Bicara soal kultur lagi, tema kehamilan diluar nikah dan aborsi pastinya bakal sulit diterima penonton Asia termasuk Indonesia, apalagi saat tema sensitif itu dikemas dalam komedi realis yang membuat karakternya terlihat biasa saja dalam keputusan melakukan aborsi. Bahkan di Amerika pun berbagai lembaga memprotes film ini.
Tapi disinilah kenapa saya suka film ini. Tidak ada usaha untuk membawa pesan yang muluk Gillian Robespierre begitu apa adanya dalam membungkus tema itu. Bahkan hal itu justru menambah kadar kelucuan sekaligus keromantisan dalam film ini. Hubungan yang masih seringkali awkwawrd antara Donna dan Max tersaji dengan baik. Mungkin kekakuan yang terjalin antara keduanya lagi-lagi membuat film ini terasa kurang romantis bagi para penonton pada umumnya, tapi bukankah pemandangan seperti itu yang sering kita lihat atau bahkan terjadi pada kita dalam kehidupan sehari-hari? Kita tidak tahu apa yang harus dikatakan, hanya senyum penuh kecanggungan yang muncul, semuanya ditangkap dengan sempurna oleh Robespierre tanpa harus terasa dibuat-buat. Selain itu, penampilan bagus dari Jenny Slate sebagai Donna turut membuat filmnya makin menyenangkan untuk dinikmati. Saya dibuat jatuh cinta dengan segala tingkah polahnya yang aneh itu. Kapan lagi anda menemukan seorang wanita yang malah tertawa terbahak-bahak saat pria yang sedang mendekati dia kentut tepat di depan mukanya? Selain karakternya yang lovable, Jenny Slate juga dengan sempurna membawakan momen komedi dengan ekspresi serta timing yang sempurna. I love that stalking scene!
Obvious Child bagi saya adalah film tentang ironi, karena memang banyak hal ironi yang terhampar dalam filmnya. Lihat saat Donna putus dengan Ryan dan ia merasa itu sebagai kehancuran hidupnya yang ternyata justru awal dari sesuatu yang baru, bagaimana jadwa aborsi justru jatuh di hari Valentine, bagaimana kehamilan yang tampak seperti akhir dunia justru menjadi babak baru yang (tampaknya) akan lebih membahagiakan bagi Donna, dan masih banyak lagi. Bahkan fakta bahwa film ini mengangkat tema yang sensitif bahkan cenderung dianggap kelam sebagai sebuah komedi pun terasa penuh ironi. Manis, lucu, gila, begitulah kenapa Obvious Child berhasil membuat saya menyukainya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar