JOGJA ASIAN FILM FESTIVAL - LIGHT OF ASIA
Rasyidharry
Desember 04, 2014
Cukup
,
Indonesian Film
,
Kurang
,
Lumayan
,
REVIEW
,
Short Film
,
Thai Movie
Tidak ada komentar
Light of Asia merupakan sebuah program di JAFF 2014 yang menampilkan berbagai film pendek terpilih buatan sineas-sineas Asia. Saya menonton Light of Asia #2 yang menampilkan lima film, dengan tiga diantaranya berasal dari Indonesia. Salah satu dari tiga film pendek Indonesia yang diputar adalah Maryam buatan Sidi Saleh yang sukses memenangkan Best Short Film pada ajang Venice Film Festival tahun ini. Berikut ini ulasan pendek tentang kelima film yang berpotensi memunculkan cahaya baru dalam dunia perfilman Asia.
SOMEWHERE ONLY WE KNOW (Thailand)
Film buatan Wichanon Somumjarn ini berkisah tentang seorang wanita muda yang bekerja sebagai akuntan bernama Bee dan satu hari dalam kesehariannya. Pada malam hari saat sedang beristirahat di rumah, datanglah Art, mantan pacar Bee yang hendak mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal disana. Somewhere Only We Know tidak jauh beda dengan film-film drama arthouse dari Thailan yang lain. Amat realistis, berjalan dengan tempo sangat pelan, diisi banyak dialog yang dihantarkan dengan "dingin" dan lambat oleh tiap karakternya. Agak melelahkan, tapi merupakan sebuah observasi bagus tentang kehidupan karakternya. Satu kejutan di akhir seolah memperlihatkan bahwa setiap orang pasti punya rahasia dalam hidupnya yang tidak diketahui orang-orang terdekatnya. (3/5)
CLEANING THE FISH (Indonesia)
Film pendek ini memberikan gambaran tentang bagaimana membosankan dan beratnya kehidupan seorang ibu rumah tangga, suatu pekerjaan yang sering dianggap remeh bahkan kurang dihargai. Oleh Myrna Paramita Pohan kita diajak untuk melihat bagaimana sang karakter utama tidak ubahnya pembantu rumah tangga yang selalu bekerja keras, bahkan sering kali kurang mendapat "penghargaan" dari sang suami. Sebuah observasi apa adanya, tapi bukanah untuk menampilkan rutinitas yang membosankan sebuah film tidak perlu menjadi membosankan juga? Cleaning the Fish pun gagal membuat saya bersimpati karena yang kental justru aura feminis berlebih, sesuatu yang diakui oleh sang sutradara bukan tujuan film ini. Pada akhirnya Cleaning the Fish lebih cocok dikemas sebagai dokumenter saja. (2.5/5)
FAR OR NEAR (Iran)
Karya Mohammad Hamzehie ini menceritakan seorang istri dengan obsesif kompulsif yang mendapati sang suami memanggil nama wanita lain dalam tidurnya. Hal itu mendorong sang istri untuk melakukan sebuah keputusan besar. Sebuah drama suami-istri yang sedikit mengingatkan pada A Separation khususnya karena setting yang digunakan. Karakter sang istri menarik berkat aspek obsesif kompulsif pada angka tiga, dan banyak keunikan yang muncul berkaitan dengan pengambilan keputusan. Konklusinya pun memuaskan, dan menunjukkan tentang takdir yang selalu hadir lewat cara yang aneh dan tak terduga. (3.5/5)
MARYAM (Indonesia)
Maryam adalah wanita beragama Islam yang bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Kristen. Pada sebuah malam Natal ia harus sendirian menjaga adik majikannya yang mempunya gangguan mental. Dari situlah awal persinggungan Maryam dengan situasi yang teramat asing bagi dia dan kepercayaan yang ia anut. Film buatan Sidi Saleh ini memperlihatkan bagaimana jika mayoritas dan minoritas di negara ini dibalik. Bagaimana jika Islam yang selama ini mayoritas harus menjadi minoritas dalam sebuah kesempatan? Penuh dengan perenungan, karkter menarik, situasi aneh yang menggelitik, Maryam adalah tontonan yang begitu menyenangkan. Hanya lewat 18 menit Sidi Saleh menghadirkan banyak ironi dan momen berisikan berbagai macam emosi dan konflik batin. Film terbaik pada Light of Asia ini dan begitu berpotensi menjadi film panjang yang menarik. (4/5)
GADIS BERKERUDUNG HITAM DAN MANUSIA SERIGALA (Indonesia)
Judul uniknya ternyata juga berlanjut dalam cerita yang juga unik. Karya Orizon Astonia ini mengisahkan Norma, seorang remaja putri yang dididik dengan budaya Islam ketat oleh sang ibu yang bercadar. Dia sering dilarang keluar rumah, tapi itu tidak menghalanginya untuk melihat atau menikmati dunia luar. Sampai suatu hari terjadilah pertemuan antara Norma dengan seorang pria asing bernama Adam. Satu lagi film pendek dengan tema keluarga berpadu religiusitas. Saya suka bagaimana beberapa karakternya mendobrak kesan wanita berjilbab yang sangat suci. Saya suka interaksi Norma dan Adam, khususnya sebuah adegan long shot di ruang tamu yang amat menghibur dan memancing tawa. Tidak berakhir sebagai sajian yang dalam seperti apa yang terlihat diawal, tapi jelas amat menghibur. (3.5/5)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar