KISAH CARLO - EPISODE 2: MAYA DAN SURYA
Setelah Pilot hanya bertugas sebagai perkenalan singkat kepada tiap tokoh, episode kedua yang masih ditulis dan disutradarai Andri Cung akhirnya membawa kita mengulik sisi personal karakter secara lebih dalam. Seperti yang telah nampak pada judulnya, karakter Maya (Putri Ayudya) dan suaminya, Surya (Natalius Chendana) menjadi fokus utama. Setelah divonis menderita HIV, Maya tak bisa berhenti memikirkan bagaimana ia bisa tertular virus tersebut. Adegan pembuka langsung memberikan jawabannya. Maya yakin asal muasal penyakit tersebut adalah dari sang mantan suami yang telah meninggal, Imron (Junior Napitupulu). Kita memang belum mengenal Maya lebih jauh, tapi fakta ia sebelunya sudah pernah menikah tetap memberi sedikit efek kejut.
Meski disebut "kejutan", tapi itu bukan twist, namun menyuguhkan kesan serupa seperti saat kita mulai mempelajari tiap sisi orang yang baru kita kenal. Karakter-karakternya menyimpan rahasia atau sekedar fakta yang sekedar belum dituturkan pada kita, dan "Maya dan Surya" membawa penonton mengenal lebih jauh dua titular character tersebut. Sentuhan kecil yang memberi efek signifikan, karena proses perkenalan itu jadi memiliki lebih banyak dinamika, bukan sekedar penjabaran trivia. Emosi dalam epsiode kedua ini juga lebih kuat, karena kisahnya masuk lebih jauh kedalam ruang privasi Maya dan Surya. Ada keintiman hangat menyaksikan keduanya berbicara di kamar atau sekedar makan bubur bersama.
Lebih banyak eksplorasi karakter juga berarti porsi "pertunjukkan akting" ikut meningkat. Putri Ayudya adalah "the next big thing", dan episode ini mengkonfirmasi kelayakannya. Seperti yang telah ia pertunjukkan pada episode perdana, lemahnya sosok Maya mampu disuguhkan dengan alamiah, tanpa interpretasi berlebihan terhadap sosok "orang sakit". Adalah detail kecil pada gerak pula ekspresi yang membuktikan kapasitas sang aktris. Terdapat banyak contoh, tapi ambil adegan ketika Maya berkonsultasi dengan Dr. Jenny (Gesata Stella). Maya tersenyum lembut, menunjukkan upaya tegar. Namun matanya jelas menyiratkan emosi lebih kompleks; takut, sedih, gundah. Pemain lain tidak buruk, tapi mudah menyebut Putri sebagai yang terbaik berkat detail kecil dan akting alamiah. Sebagai tambahan, saya menyukai chemistry Putri dan Natalius pada scene terakhir. Semoga momen "unscripted" macam itu lebih banyak muncul kedepannya (siapapun karakternya).
Salah satu kekurangan episode "Pilot" terletak pada penulisan dialog Andri Cung yang sering berputar-putar dan seringkali kasar dalam penempatan info mengenai HIV, membuatnya bagai iklan layanan masyarakat daripada drama. Pada "Maya dan Surya" untungnya poin minus itu tak lagi terulang. Masih terdapat beberapa sebaran informasi, tapi tidak mendominasi karena lebih banyak fokus diberikan pada penggalian karakter. Alhasil, saya pun lebih suka rela mencerna pengetahuan penting yang dituturkan. Kesubtilan juga lebih diperhatikan, dimana tiap aspek tidak lagi diungkapkan secara verbal. Pengaruhnya besar kepada pace alur yang alirannya jauh lebih nyaman diikuti. Alur lebih aktif bergerak namun tidak terburu-buru. "Maya dan Surya" adalah peningkatan signifikan yang mampu memanfaatkan potensi besar "Kisah Carlo".
Episode "Maya dan Surya" bisa disaksikan disini:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:waah aku baru nonton pah ini.. kok suka ya aku.. aku kira ini awalnya di tv bukan di youtube :3
Asyik, soalnya fokus pendalaman interaksi karakter. Rilisnya tiap Jumat minggu ke-1 & 3 tiap bulan
Posting Komentar