ADA CINTA DI SMA (2016)

13 komentar
Wajar apabila bagi kalangan di luar target pasarnya yang meliputi para Comate (fans CJR) dan ABG, "Ada Cinta di SMA" bakal mencuatkan keraguan. Apalagi saya sendiri bukan penyuka romansa cheesy khas teenlit putih abu-abu. Jadi alangkah mengejutkan ketika film garapan sutradara Patrick Effendy ("CJR The Movie: Lawan Rasa Takutmu") ini berakhir tidak mengecewakan. Terlebih naskah karya Haqi Achmad ("Triangle: The Dark Side", "7 Hari Menembus Waktu", "Tiger Boy") cukup piawai merangkai cerita ringan kehidupan SMA berhiaskan segala konflik personal karakternya. 

Iqbal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan) dan Aldi (Alvaro Maldini) adalah dua sahabat yang bersama tergabung dalam sebuah band. Walau begitu keduanya sama sekali belum pernah manggung dan kekurangan personel. Untuk itulah Aldi berencana merekrut Kiki (Teuku Ryzki), sang ketua OSIS teladan yang masa jabatannya hendak berakhir. Pada pemilihan ketua OSIS, Ayla (Caitlin Halderman) yang juga teman kecil Iqbal berambisi meraih kemenangan. Merasa dianggap remeh oleh Ayla, Iqbal pun turut serta mencalonkan diri. Masalahnya, berbeda dengan Ayla, Iqbal bukanlah siswa pandai dan gemar bertingkah seenaknya.
Di sinilah naskah Haqi Achmad menunjukkan kualitasnya. Memang jalinan ceritanya klise dengan bentuk konflik serta konklusi predictable, tapi bagaimana Haqi sanggup menyatukan tiga jalur cerita  pemilihan ketua OSIS, romansa, kehidupan personal karakter  ke dalam satu kesatuan koheren tanpa harus tumpang tindih jelas tak mudah. Ketiganya bersinergi membentuk hubungan sebab akibat yang saling menguatkan. Terdapat banyak bukti, tapi mari ambil Ayla sebagai contoh. Kurangnya perhatian dari sang ibu (Wulan Guritno) memantik ambisi besarnya di sekolah. Rasa sepi itu membuat ketertarikannya dengan Iqbal masuk akal. Saat kesehariannya "dingin" dan minim perhatian, datanglah Iqbal yang lively pula humoris. Titik balik hubungan keduanya tersaji mulus tatkala Ayla makan bersama Iqbal sekeluarga, tertawa bersama mereka.

Romansanya punya cute factor memadahi tanpa harus berlebihan mengumbar kalimat gombal. Penampilan Iqbaal Ramadhan dan Caitlin Halderman jadi kunci utama. Secara individu, Caitlin mendukung penulisan terhadap karakternya, melepaskan Ayla dari sosok remaja antagonis kejam tanpa motivasi, apalagi saat harus memunculkan kerapuhan. Sedangkan Iqbaal merupakan bintang paling terang. Saat kedua personil CJR lain kadang masih flat, ia menyuntikkan semangat tinggi hingga tiap adegan yang menampilkan dirinya mengasyikkan diikuti. Bersama, keduanya menjalin chemistry solid terlihat pada adegan musikal manis sewaktu Iqbal dan Ayla berjalan berdua, menarikan tarian sederhana. Sayang, percintaan Aldi-Tara (Gege Elisa) dan Kiki-Bella (Agatha Chelsea) tak seberapa kuat. Padahal secuil adegan saat credit bergulir membuktikan dua pasangan ini juga likeable
Nomor musikal dihantarkan cukup menghibur oleh Patrick Effendy, tanpa kemewahan dan kemeriahan tinggi tapi sesuai mewakili konteks situasi. Adegan musikal film ini turut berfungsi mewakili curahan emosi ceritanya, menjaga supaya rasa tersampaikan tanpa harus berlebihan. "Ada Cinta di SMA" memang tak pernah berlebihan menyampaikan konflik, termasuk perselisihan di lingkungan sekolah yang masih dalam taraf wajar, tidak overly dramatic pula dangkal sekaligus konyol seperti banyak film remaja ber-setting SMA. Deretan lagunya mungkin bukan masterpiece berhiaskan aransemen jenius, tapi nada catchy serta lirik yang ringan sebagaimana formula sempurna untuk sebuah lagu merajai chart bakal muda dinikmati semua kalangan penonton. 

Satu hal yang menghalangi saya memberi nilai lebih adalah kekacauan pada third act. Haqi Achmad seperti bingung mencari cara mengakhiri setumpuk konflik yang telah ia bangun, sehingga terburu-buru membangun konklusi. Segala permasalahan mendadak usai pasca melewati sebuah montage singkat. Patrick Effendy berusaha keras memaksimalkan momen tersebut, membuatnya nyaman diikuti walau storytelling-nya penuh lubang. Namun kekurangan ini untungnya tidak sampai jauh menjatuhkan "Ada Cinta di SMA" yang masih berakhir sebagai kado indah bagi Comate yang tak lupa menunaikan tugasnya menghibur penonton umum. 

13 komentar :

Comment Page:
Crooked Face mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Rasyidharry mengatakan...

Haha emang testimoninya gimana?

Ade Hendy mengatakan...

Wheh, ternyata beneran bagus tho bang *kaget*

Ulik mengatakan...

Sebenarnya gak masuk daftar nnton saya bulan ini karena over budget tapi karena ceritanya ileh Salman aristo ada dorongan utk nnton ,diluar ekspektasi saya , filmya berhasil buat saya senyum-senyum karena keringat masa-masa SMA, keseluruhanya bagus tapi karakter Aldi latar belakangnya kurang digali.Film yg ngak bawa embel-embel Film musikal tapi menurut aku lagu yg dihadirkan lebih baik ketimbang kisah 3 dara

Unknown mengatakan...

Agak ragu mw nonton nih film apalagi cinta putih abu2.ternyata lumayan juga ya stelah baca review movfreak

Rasyidharry mengatakan...

Worth watching :)

Rasyidharry mengatakan...

Masih prefer IK3D sih, but yes, lagu-lagu ACDS jauh lebih catchy & musical scene-nya nggak awkward

Rasyidharry mengatakan...

Coba tonton deh, menghibur kok :)

Ulik mengatakan...

Dalam segi lagu-lagunya aja
Besok mau nnton wonderfull life sama pinky promise.. Kk rencananya kapan

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

diiklannya ditulis siap siap baper di bioskop

mungkin itu kang rasyid

Zulfikar Knight mengatakan...

Bang, tolong review filmnya si Whit Stilman, Love and Friendship. Sejauh ini udah masuk salah satu film terbaik tahun ini versi ane.

Rasyidharry mengatakan...

Yang jelas lebih bikin baper daripada "Humor Baper" haha

Rasyidharry mengatakan...

Soon, habis kelarin review film-film bioskop minggu ini, Luke Cage, Hush, Swiss Army Man (banyak ya haha)