IT (2017)

66 komentar
It buatan Andy Muschietti (Mama) berada di jalan yang tepat untuk merengkuh status "instant classic" berkat keberhasilan menjadi banyak hal positif. Diangkat dari novel berjudul sama karya Stephen King, film ini sanggup memodifikasi tanpa melupakan esensi, dan bila anda telah menonton miniseries 2 episodenya (1990), ada perasaan familiar sekaligus menyegarkan. Mempertahankan inti novel King, It mengandung unsur coming-of-age sebagai sarana menuturkan subteks mengenai proses melawan rasa takut khususnya pada anak. Suatu pembuktian jika horor mainstream tak selamanya lalai mengurusi penceritaan.

Memindahkan setting 1950-an ke 1989, alkisah di Derry, sebuah kota kecil yang diselimuti misteri hilangnya banyak anak-anak. George (Jackson Robert Scott), adik Bill (Jaeden Lieberher) jadi salah satunya. Momen hilangnya George pun merupakan perkenalan kita dengan It/Pennywise (Bill Skarsgard), entitas jahat yang kerap mengambil wujud badut dan beraksi memangsa anak kecil tiap 27 tahun sekali. Penampakan perdana Pennywise bagai pernyataan Muschietti, bahwa berbeda dengan miniseries-nya, versi layar lebar ini bersedia menyentuh ranah lebih gelap, baik di balik ceritanya maupun aspek kasat mata lewat gore penyusun gambaran nasib tragis tokoh bocah. 
Naskah tulisan Chase Palmer, Cary Fukunaga, dan Gary Dauberman disusun atas pemahaman kalau keberhasilan memacu intensitas dan kengerian horor tak terlepas dari seberapa jauh penonton terikat dengan jajaran tokoh. Selain fakta mereka masih bocah (we have soft spot for children), masing-masing memiliki faktor pendorong dukungan penonton. Bill berusaha menemukan sang adik, Beverly (Sophia Lillis) dilecehkan ayahnya, Eddie (Jack Dylan Grazer) dikekang oleh ibunya, sementara Mike (Chosen Jacobs) korban rasisme. Dan kesamaan sekaligus penyatu ketujuh karakter utama (dipanggil The Losers Club" yaitu sama-sama di-bully oleh Henry (Nicholas Hamilton). Bahkan Henry bukan semata tokoh jahat dua dimensi. Sikapnya didasari didikan keras berlebihan sang ayah. 

Musuh terbesar mereka tak lain rasa takut, yang kemudian Pennywise wujudkan guna menebar teror. Karena ketakutan tiap tokoh berbeda bentuk, jadilah The Losers Club melawan Pennywise lebih dari pertarungan membasmi makhluk jahat, tapi tentang mengalahkan ketakutan. Menghadapi SARA, trauma, fobia, rasa bersalah, penindas, terdapat konteks perjuangan luas sehingga It bekerja secara universal. Makin kuat ikatan penonton dengan The Losers Club berkat performa solid deretan cast. Sophia Lillis dengan kedalaman memainkan gadis "bermasalah" pencari tempat bernaung, Jaeden Lieberher yang berbeda dengan tokoh peranannya, tidak tergagap menghantarkan kerumitan gejolak batin, Finn Wolfhand sebagai Richie jago melempar lelucon nakal penyegar suasana di antara kengerian. Bersama, The Losers Club punya ikatan persahabatan kuat, memberi pondasi emosi penyokong jalan menuju sekuel.
Bill Skarsgard sebagai Pennywise adalah mimpi buruk, bukan saja untuk penderita coulrophobia (fobia badut). Setiap kehadirannya mengguncang, dengan tatapan, senyum, dan tawa yang seolah dapat mencabut nyawa. Muschietti memanfaatkan betul kengerian Skarsgard, menempatkan sang aktor di sudut-sudut yang efektif. Selain selipan gore dan suasana tak nyaman terkait keberanian memperlakukan tokoh anak begitu kejam, Muschietti cukup pandai meramu jump scare. Walau di beberapa kesempatan cenderung menerapkan metode standar di mana kemunculan mendadak jadi andalan, tetapi apa yang Pennywise perbuat meminimalisir kesan predictable. Mudah menduga "kapan", namun tidak dengan "bagaimana". 

Musik Benjamin Wallfisch bak merangkum keseluruhan film. Meski menekankan atmosfer mengerikan atau dentuman mengejutkan, sesekali terdengar alunan megah bernuansa old school yang menyimpan harapan dan hati di tengah kepungan ancaman. It bisa menjadi seram pula brutal, namun tak ketinggalan menyimpan kehangatan, sisi manis bahkan emosional. Penonton menghabiskan lebih dari dua jam tersentak, berteriak, terpaku, tidak hanya dipicu ketakutan sendiri, sebab kita tahu begitu film usai kita akan selamat, tapi bagaimana dengan ketujuh tokoh utama? We scream for them and we cheer for their victory. The Losers Club saling peduli satu sama lain, pun demikian kita dengan mereka.

66 komentar :

Comment Page:
nouvaleka mengatakan...

Wah excited bgt buat ntn nih haha. Udah nunggu film ini dr lama soalnya.

Ada niat tulis review Petak Umpet Minako nggak bang?

Rasyidharry mengatakan...

Pasti, tapi agak telat. Jumat baru nonton :)

Anonim mengatakan...

Ini alur dan konsep nya sama gak dgn yg versi asli nya ?

nouvaleka mengatakan...

Oke ditunggu bang reviewnya.
Btw, bang Rasyid punya ig ga sih?

Jackman mengatakan...

Miniseri nya yang tahun 90 an itu super duper gaje
GImana sama versi filmnya gan?
Soalnya sempet baca komentar yang sudah nonton, katanya gaje filmnya

Rasyidharry mengatakan...

Waduh nggak ada, medsos aktif cuma ada twitter

Rasyidharry mengatakan...

Ada modifikasi beberapa poin. Pembeda paling kentara yang ini lebih brutal dari miniseries

Rasyidharry mengatakan...

Nggak paham sih letak nggak jelasnya di mana. Kekurangan miniserinya paling cuma pace kelambatan & penjelasan tentang Pennywise yang nggak sedalam di novel

Unknown mengatakan...

Ketakutan yang timbul agak mirip sama terornya Freddy ya Bang ? Berawal dari rasa takut karena halusinasi terus menjalar jadi kenyataan.

Btw kok gak ada background si Pennywise-nya ya Bang ? Itu emang sengaja dibikin plot hole atau gimana ?

Unknown mengatakan...

Bill Skarsgard is da real mvp menurut gua bang. Dibawah tekanan luar biasa dan juga bayang2 Tim Curry sebagai pendahulunya, muncul pertanyaan bisa ga dia seserem Tim di miniseri dulu.

Dan nyatanya malah sereman Bill daripada Tim wkwk

ArRau mengatakan...

mantap... sipp gan, jd fix minggu ini ane nonton IT aja..
kemaren jg pas ngintip di imdb sm rottentomatoes ratingnya sdh bagus jd mau nontonlah tp msh agak ragu kalau belum baca reviewny agan.
nice review gan ...

Badminton Battlezone mengatakan...

Penasaran apakah pennywise kali ini sanggup mengalahkan versi Tim Curry yang "cerewet,lucu,tapi mengintimidasi" tersebut. Entah kenapa tapi dialog singkatnya selalu berhasil menebar terror sbg badut sayko hahaha.

Kalau ada yg bilang versi 90nya gaje,menurut ane terletak diendingnya (menurut ane ya) hehe

Anonim mengatakan...

Menurutku yang paling wtf itu adegan "layar proyektor"
Sementara adegan "anak anak melayang " mengingatkan pada salah satu chapter manga horror karya junji ito
Outta this world!

EKO mengatakan...

FYI, di novelnya, ada adegan si Beverly (yang versi anak-anak) berhubungan seks rame-rame (gangbang) dengan semua teman-teman cowonya. Di versi miniseries, adegan itu dihilangkan. Apakah di versi film ini adegan itu juga dihilangkan?

Dading Limpang mengatakan...

Saya liat Bill Skarsgad di Hemlock Grove, sdh ada filling dia adalah salah satu bintang muda berbakat yg mungkin bisa mengalahkan sang kakak, karena dia cocok memerankan karakter yg punya sisi gelap pekat tapi berusaha dibendung dengan tatapan mengerikan dan menggetarkan.

Ngomong" sekuelnya katanya loncat ke mereka pas udh gede ya?!

Zulfikar Knight mengatakan...

Beda banget sama Dark Tower wkwk

Unknown mengatakan...

Shock di scene awal georgie aku bang.. Padahal sempet skeptis sama sutradara mama ini ya? he's nailed it..

EKO mengatakan...

Ooooooh jadi film ini cuma menceritakan masa kecilnya aja?

Rasyidharry mengatakan...

Bedanya, Pennywise ini selalu "apa yang ditakutkan", Krueger nggak selalu.

Lumayan rumit soalnya. Salah eksekusi dikit bisa jadi ngaco dan distraksi cerita utama

Rasyidharry mengatakan...

Tim kuat di feel psikopat, kalau Bill murni monster. Balik lagi ke penonton, mana dari 2 itu yang lebih mereka takutin :D

Rasyidharry mengatakan...

Thanks, have a good movie time :)

Rasyidharry mengatakan...

Sama sih, kalau beneran ketemu Tim atau Bill mending pura-pura mati haha.

Kena pengaruh efek yang lemah juga ending-nya. Semoga teknologi zaman sekarang bisa bikin yang lebih oke

Rasyidharry mengatakan...

Oh yeah, sialan itu, intens dan nggak nyangka ditutup kemunculan Pennywise yang bentuknya begitu.
Sudah kapok baca Junji Ito, tidur nggak nyaman :D

Rasyidharry mengatakan...

Nggak ada, terlalu gila bagian itu, bahkan buat filmnya yang lebih dark dari miniseri.
Yap, lanjut di Chapter II

Rasyidharry mengatakan...

Alex lebih terkenal karena ganteng sih, Bill bisa tuh ikuti jejak bapaknya.
Yap, masuk ke reuni The Losers Club

Rasyidharry mengatakan...

Nah kalo yang ini belum "berani nonton haha

Rasyidharry mengatakan...

Wah gila bagian itu, karena ngira bakal setipe sama miniserinya, begitu kejadian langsung refleks ngomong kotor haha

Anonim mengatakan...

Kredit lebih buat tim spesial efeknya..CGI nya muluus banget dan ga keliatan konyol..

Tapi beneran pas masuk rumah si pennywise atmosfer berubah ke fantasi horror gitu..jadi curiga si cary fukunaga fans nya junji ito haha

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

akhir pekan langsung meluncur, udah keliatan di trailer atmosfer nya pasti edan serem.

Rasyidharry mengatakan...

Kan Ito versi lebih gila dari King memang :D

Rasyidharry mengatakan...

Sikat! :D

Nur'aini Tri Wahyuni mengatakan...

ini film bikin satu studio ketawa bareng jerit bareng tanpa ada yg ngerasa risih karna brisik.

si Eddie ampun dah, bawel banget. kapan yaa, chapter 2 nya?

Rasyidharry mengatakan...

Belum ada tanggal rilis, pemain juga belum diumumkan. Paling cepat ya 2019

Unknown mengatakan...

Nah iya bener juga ya Bang, Pennywise selalu nyerang fobia dari masing-masing anak. Kalo Freddy mah kan tidur dikit aja jadi nightmare.

Apa mungkin penjelasan background Pennywise bakalan ada di chapter 2, Bang ?

Rasyidharry mengatakan...

Kalau ada paling disederhanakan jadi "entitas misterius yang abadi & sudah ada sejak dahulu kala". Rawan dianggap terlalu rumit & aneh sama banyak penonton

wah1dkurniawan mengatakan...

Adegan pas Beverly ninggalin Ben, terus si Ben tereak "Please dont go girl..!" Langsung spontan bikin ngakak sendirian ...pas banget nyambungnya sama NKOTB di walkmannya dia..

Unknown mengatakan...

Cuma mau nanya bang rasyid kalo diestimasi kira kira udah berapa duit yang keluar buat beli tiket bioskop wkwkw

Rasyidharry mengatakan...

Wah adegan itu lucu & manis :D

Rasyidharry mengatakan...

Sebulan max 400, tapi itu juga karena sering nonton berdua :)

Ilham Ramadhan mengatakan...

Setuju banget. Scene ini bikin gw ngelompat dan ngeluarin umpatan hehe

Ilham Ramadhan mengatakan...

Awal sempat mikir nih film bakalan kyk a nightmare on elm street(dan ada posternya loh dfilm ini), jd udah siapin mental lihat darah2. Y gore nya pas diawal aja, sama pas pennywise makan tangan 😂 overall, puas. Annabelle jd ciut klo dibandingkan ini(subjektif)

Nice review mas

Rasyidharry mengatakan...

Yap, ada poster Dream Child, pas sama setting tahun filmnya. Wajar, Annabelle itu horror yang "fun", IT lebih gelap, brutal, main-main di rasa takut itu sendiri :)

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

adegan proyektor memang kampret banget, semua sudah tau sibadut bakal muncul, tapi yakin tidak ada yang menduga munculnya bakal seperti itu.
film mama sendiri menurut saya bagus, banyak adegan tak terduga(seperti pas anak kecil main dengan mama sambil melayang) sedikit tapi cerdas, bukti kejelian sutradara.
hantu pada film ini yang muncul dari lukisan pun mirip mama ya, hehehe, sama sama mukanya lonjong dan jalannya aga miring.
cara pennywise lari pun kampret banget, ngeri.
salah satu pemeran juga yang meranin tokoh anak kecil di stranger thing juga ya, kalau ga salah richie.
sudah nonton kah stranger thing?

Rasyidharry mengatakan...

Mama itu well-made, sayang kebanyakan CGI di hantu, susah buat takut sama hantu CGI haha.
Udah, love Stranger Things! Sangat Spielberg

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

iya kekurangan di cgi, cerita sama kemunculan hantu lumayan

SINESTESIA mengatakan...

Kalok secara teknis jelas pennywise 2017 bisa lebih serem untuk beberapa orang soalnya teknologi sudah berkembang.Tapi entah kenapa Pennywise Tim Curry punya sampe sekarang cuman liat aja udah bikin mimpi buruk.Suaranya juga.Overall dibanding Annabelle Creation,lebih bagus mana?

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

kalau menurut saya sih ada di level berbeda seremnya.
tapi kalau dibandingkan, lebih efektif ini dan lebih menyenangkan ini.

Rasyidharry mengatakan...

Make-up lumayan pengaruh. Curry lebih plain, Skarsgard banyak tekstur, relatif. Kalau akting sih sama-sama gila.
Pilih IT, menang di banyak di naskah & akting

Anonim mengatakan...

menurut saya sebagai film horror kurang deh bang horror nya, but i like the stranger things/stand by me vibes tho!

STONE mengatakan...

Untuk orang2 yang suka baca Goosebumps waktu SD, pasti bakal suka banget sama film ini, film ini lebih terasa Goosebumps daripada film Goosebumps :D

Unknown mengatakan...

Nonton ini film berasa nonton stranger things, secara ada ritchie. Overall ane suka akting anak2nya, bener2 anak2 haha. Kekurangannya paling beberapa jumpscare lebay dan kurang konsisten ke horor. Emang sih comedy nya enjoyable banget. Horornya pake suasana aneh jd inget game little nightmare, creepy2. Pulang2 masih parno sama tempat gelap

Rasyidharry mengatakan...

Lha Stranger Things itu awal pembuatannya kan karena gagal adaptasi novel IT ke tv series, lalu dikembangkan ide baru yang setipe :)

Rasyidharry mengatakan...

Ah iya, waktu kecil Goosebumps serem karena karakternya sama-sama bocah :D

Rasyidharry mengatakan...

Blend komedi & horor memang perlu sih, tanpa itu karakternya nggak akan segitu likeable, dan mungkin juga Box Office-nya nggak akan segila sekarang

Unknown mengatakan...

Film yang memuaskan untuk saya pribadi, dari terrornya, naskahnya, dan jokesnya.

Oiya seandainya film Badoet dirilis setelah IT yg ini mungkin penontonya akan banyak, karena penonton horor indonesia skarang menurut saya suka sama yg mirip2 horor hollywood,begitupun sutradaranya suka pake gimmick2 kayak boneka (annabelle/conjuring) :)

Rasyidharry mengatakan...

Bisa jadi, tahun 2015 lalu horor lokal lagi melempem, kalau rilis sekarang mungkin sampai ratusan ribu penonton

Kasamago mengatakan...

Penuh kejutan..
Kesuksesan It semakin mempertegas kelihaian muschietti di genre horor.

Reza mengatakan...

i just watched it and hell yeah, i floated. agak kaget jugaa sbnrnya waktu liat judul di endingnya, kayak udah mantep ajaa gitu disiapin sek**lnya. btw david f sandberg en fede alvarez punya saingan baru nih bang yee wkwk

Rasyidharry mengatakan...

Udah pasti sukses sih, dan selain "anak-anak menghadapi ketakutan", esensi cerita IT juga soal PTSD, wajib itu ada sekuel :D
Menariknya, next project Alvarez & Sandberg sama-sama bukan horor, bukan mustahi Muschietti juga sama

Rasyidharry mengatakan...

Tantangannya di Chapter 2, cerita makin kompleks. Kalau bagus juga, layak deh Muschietti dianggap pesaing Wan di horor.

Unknown mengatakan...

Ditambah aktris sama aktor kekinian plus yutuber pasti ramai

Diana mengatakan...

Kalo ada yang bilang filmnya ga jelas mgkn belom pernah nonton versi 1990 nya, bener sih versi 90an nya lebih lama dan sempet bosen karena terrornya ga se seram yang 2017...dan yg pada blg IT ini film ga jelas itu karena ga memahami betul IT ini makhluk apa...simple sih, ini entity jahat yang makan anak2 kecil menafaatkan ketakutan2 psikologis mreka yang dateng 27 tahun sekali, pernah nonton Jeeper creepers? Dia juga mahluk ga jelas yg muncul bbrp puluh tahun sekali buat makan orang, tapi ga ada yg blg dia ga jelas? Sama aja dgn IT ini...sejauh ini gw setuju sama semua reviewnya dan gw juga termasuk org yg suka sama filmnya karena all the child actors are so good and bill skarsgard bener2 membangkitkan Pennywise baru yg sama2 bikin ga nyaman!

Rasyidharry mengatakan...

Ya, "evil entity", itu aja yang perlu dipegang. Perkara sekuelnya mau jelasin macroverse, the turtle, etc. macam di novel atau nggak, itu tambahan background

uououo mengatakan...

Padahal bisa aja sih dimasukin secara eksplisit. Minimal mendukung cerita di novel lah. Secara kan masuk sarang si penny kan ribet, pasti keluarnya ribet juga harusnya.

Lucass mengatakan...

Entah ekspektasi saya yang berlebihan ketika banyak sekali yang me review sangat bagus ni film, tapi ketika menontonnya, saya sperti merasa film ini tidak seram sama sekali, horor nya msi mnding serem annabele creation, dan kadang mrasa sedikit bosan, tapi tidak menampik juga bahwa ini film bagus

Anonim mengatakan...

Setuju sama Lucas. IT Membosankan, dan alurnya buat bingung gamasuk akal. Otak gua ganyampe nonton nya