PARI: NOT A FAIRYTALE (2018)
Rasyidharry
Maret 04, 2018
Anushka Sharma
,
Hindi Movie
,
horror
,
Kurang
,
Parambrata Chatterjee
,
Prosit Roy
,
REVIEW
5 komentar
Dalam Pari: Not a
Fairytale mengalir perpaduan DNA antara romansa antar spesies macam Let the Right One In dengan The Omen, Rosemary’s Baby, atau
film-film lain seputar anak iblis. “Pari”
sendiri berarti peri. Tapi peri di sini bukan makhluk cantik seperti
Tinkerbell, tetapi anak hasil persetubuhan manusia dan jin melalui sebuah
ritual persembahan. Bukan pula jin sembarangan, melainkan Ifrit, yang dalam
kepercayaan Islam adalah jin terkuat. Menjalin cinta bersama puteri Ifrit—sebagaimana
dinyatakan judulnya—tentu tak semudah dan seindah dongeng.
Pria “beruntung” itu bernama Arnab (Parambrata Chatterjee),
pria pemalu yang sedang menjalani proses perjodohan setelah seumur hidupnya belum pernah berpacaran. Pasca sebuah kecelakaan saat mobilnya menabrak wanita tua
hingga tewas, ia bertemu puteri wanita tersebut, Rukhsana (Anushka Sharma). Namun
ada yang aneh dalam diri gadis ini. Dia jarang bicara, tidak mengetahui benda
sehari-hari dari salep hingga televisi, juga takut pada dupa. Jika kita tinggal
di gubuk kecil di tengah hutan, dipasung, hanya ditemani ibu serta sekelompok
anjing liar, mungkin kondisinya pun serupa.
Pari menyimpan unsur mitologi menarik. Terdapat
aliran sesat penyembah Ifrit yang bertujuan menyebar benih sang jin ke seluruh
dunia. Sementara di kubu berlawanan, sekelompok orang memburu aliran tersebut,
membunuh bayi-bayi yang dikandung pengikutnya guna menghentikan rencana Ifrit.
Mereka percaya bila rencana itu terlaksana, kiamat akan datang. Jangan tanya
bagaimana. Skenario buatan Prosit Roy (juga selaku sutradara) dan Abhishek
Bannerjee luput mengeksplorasi mitologinya. Ketimbang menelusurinya sepanjang durasi, pengungkapan fakta sporadis di satu titik jadi
pilihan. Alhasil selama 134 menit kerap terjadi kekosongan di alur.
Tatkala poin substansial tadi dikesampingkan, aspek kurang
berarti berupa konflik cinta segitiga justru dimasukkan. Masih banyak pemicu masalah
antara Arnab dan Rukhsana yang bisa dimanfaatkan. Ini percintaan lelaki
canggung dan wanita aneh puteri jin. Mengapa problematikanya lagi-lagi soal
cinta segitiga ketika beragam anomali semestinya bisa tersaji? Untungnya interaksi
Arnab-Rukhsana terjalin cukup manis plus sesekali menggelitik, khususnya karena
kegagapan tekonologi si wanita. Melihatnya terpukau oleh televisi, kemudian
belajar menyampaikan “I love you (too)” adalah pemandangan lucu sekaligus
manis.
Penampilan Anushka Sharma memegang peranan penting berkat
kesuksesan mencampur kelucuan, keanehan, dan kengerian. Sayang, filmnya sendiri
gagal mengekor keberhasilan sang aktris sewaktu lompatan tone kerap mengganggu. Prosit Roy dan tim punya dua pilihan: a) meninggalkan
rasa horor untuk total menghadirkan percintaan dengan dunia mistis selaku latar
belakang, atau b) sepenuhnya tancap gas sebagai horor. Tapi Roy terlampau
berambisi dan memilih menyatukan segalanya tanpa takaran dan penempatan tepat.
Hasilnya adalah krisis identitas. Kuantitas kengeriannya
minim untuk disebut horor, tetapi sebagai non-horor, penampakan hantu dalam
balutan jump scare jelas cukup banyak
dan kerap memberi distraksi. Deretan jump
scare yang nyaris tanpa taji akibat kurang piawaianya Roy mempermainkan
perasaan penonton. Timing-nya beberapa
kali meleset, pergerakan kamera kadang terlalu lambat guna menggedor jantung,
bahkan di sebuah kesempatan kala adrenalin mestinya dipacu, ia justru
mengaplikasikan gerak lambat. Sinematografi garapan Jishnu Bhattacharjee enak
dilihat namun kurang berdampak di tataran rasa.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
5 komentar :
Comment Page:Yeahh. Akhirnya review yang di tunggu hadir. Makasih mas karena mulai me-review film bollywood. Sebenarnya pengen nonton sih tapi akses tempat saya tinggal jauh dari bioskop, dan harus nonton pun itu belain ke Bandung. Belum lagi film bollywood skarang cuma tayang di cgv saja. Kmaren datang k bandung niat nonton film ini malah gk tayang, alhasil nonton Nini Thowok.
Yeah akhirnya review yang di tunggu muncul. Makasih mas sudah mulai rutin me-review film bollywood. Penasaran pengen nonton karena alasan Anushka yang main, dia salah satu aktris bollywood yang sudah menjajal semua genre. Dan tahun ini ada dua lagi filmnya yg bakal dan masuk daftar film yang paling d tunggu, Sui Dhaaga: Made in India bersama Varun Dhawan, serta reuni Jab Tak Hai Jaan bareng Shah Rukh Khan serta Katrina Kaif. Semoga mas Rasyid me-review-nya jika nanti tayang di bioskop. Hehee
Kmarin mampir k bioskop hendak nonton film ini malah gak tayang, alhasil nonton Nini Thowok.
Selama tayang dan tertarik sih pasti nonton dan review. Zero karena ada SRK biasanya bakal diputer. Sanju juga bakal nonton secara ada Sonam Kapoor haha
Dari Deepika Padukone pindah ke Sonam Kapoor ya mas? Hehe. Berharap mereka main satu layar hehe. Sonam juga maen di veere di wedding bareng Kareena Kapoor. Btw. Nini Thowok gak minat nonton mas?.
Wets, nggak pindah dong, cuma menambah haha
Nggak deh, bulan ini lagi rame film. Kemaren udah dateng premiernya tapi nyasar di jalan. Yowes :D
Posting Komentar