ON YOUR WEDDING DAY (2018)
Rasyidharry
Oktober 02, 2018
Kim Young-kwang
,
Korean Movie
,
Lee Seok-geun
,
Park Bo-young
,
REVIEW
,
Romance
,
Sangat Bagus
5 komentar
Industri perfilman Korea Selatan
makin melesat pesat. Film dengan substansi mendalam berjaya di festival tingkat
dunia, sementara blockbuster-nya membesar,
baik dari skala maupun kualitas. Tanpa sadar, semakin jarang pula kita mendapat
romansa melodrama yang dahulu menata citra sinema Korea di mata dunia. Sehingga
On Your Wedding Day yang kembali
mempertemukan Park Bo-young dan Kim Young-kwang sejak Hot Young Bloods (2014) pun bagai penyegaran. Sebuah film yang
mengedepankan pesona kedua pemeran utama serta pemahamannya soal hubungan percintaan.
Segalanya amat sederhana, dan bakal
mudah menebak peristiwa-peristwa apa yang hendak menyusul. Tapi keberhasilan
menciptakan pasangan yang lovable,
juga kepiawaian Lee Seok-geun—yang baru menjalani debut penyutradaraan di sini—membungkus
momentum, kesan formulaik bukan lagi masalah. Bagai tengah dimabuk asmara,
enggan memusingkan hal-hal di depan, memilih terhanyut bersama aliran momen
yang kelak membentuk kenangan.
Kita diperkenalkan pada Hwang
Woo-yeon (Kim Young-kwang), siswa biang onar yang selalu berkelahi, dan selalu
berujung menerima hukuman para guru. Suatu hari, di tengah “rutinitas”
tersebut, dia bertemu siswi pindahan bernama Hwan Seung-hee (Park Bo-young). Seung-hee
sendiri bukan gadis yang inferior di hadapan Woo-yeon. Walau cerdas, rajin,
pula punya nilai baik, ia gemar membolos, secara kasual membicarakan hal-hal “jorok”
bahwa menjadikannya bahan candaan hingga membuat wajah Woo-yeon si pembuat
masalah sekolah merah padam.
Tapi itulah alasan Woo-yeon
terpikat pada Seung-hee, dan saya terpikat pada kebersamaan mereka. Keduanya
mengobrol, melakukan kenakalan, tertawa, bertengkar (in a cute way), dan terpenting, sadar atau tidak, saling
memperbaiki satu sama lain. Woo-yeon terdorong untuk berhenti berkelahi bahkan
belajar keras agar diterima di universitas ternama demi Seung-hee, sedangkan
Seung-hee menyadari bahwa Woo-yeon selalu bersamanya kala ia menghadapi
bermacam kesulitan. Elemen itu cukup menjadi
pondasi bagi konflik berikutnya. Seperti telah diungkap tagline di poster, akan tiba saat Woo-yeon
mesti mengejar cintanya selama 10 tahun. Ya, Woo-yeon dan Seung-hee terpisah,
tapi berkat permainan misterius bernama “takdir”, mereka bertemu lagi, terpisah
lagi, bertemu lagi, dan seterusnya. Tapi Woo-yeon tetap menanti.
Merangkum proses satu dekade, yang
pastinya melibatkan banyak peristiwa, naskah buatan Lee Seok-geun menjatuhkan
pilihan tepat pada hal mana yang perlu dan tidak perlu dimasukkan. Tidak ada
yang terbuang percuma ketika tiap adegan berperan melengkapi proses dua tokoh
utama, baik sebagai pasangan atau individu manusia, khususnya kala di usia
dewasa, mereka mulai menyadari bahwa sebuah hubungan lebih dari sekedar kencan
demi kencan. On Your Wedding Day tahu
mengapa hubungan romansa terasa indah, menyakitkan, dan terpenting, layak
diperjuangkan. Dan di satu titik, perjuangan itu bukan soal “mengejar cinta”,
melainkan merelakannya, yang mana merupakan perjuangan terberat. Film ini
memahami pentingnya memori, baik yang bersifat abstrak alias hanya ada dalam
ingatan, atau konkret berbentuk tanda mata.
Hanya terdapat satu masalah di
sini. Filmnya terlalu mencerminkan karakter-karakternya. Sehingga saat jiwa mereka
tidak lagi membara, terjerumus menuju masa gelap (yang urung menjadi
terlampau gelap), juga kehilangan tawa, energi milik On Your Wedding Day turut melemah. Untungnya duet Park Bo-young-Kim
Young-kwang mempunyai cukup kekuatan untuk mengangkat filmnya. Di balik
sosoknya sebagai biang onar, Young-kwang mampu meyakinkan saya bahwa
kengototannya bukan ekspresi obsesi terhadap si wanita pujaan, melainkan
ungkapan cinta tulus. Sedangkan Bo-young dengan kemampuan menangani tokoh
dengan kepribadian kaya warna menjadikan Seung-hee sosok yang pantas
diperjuangkan.
Penyutradaraan Seok-geun
memancarkan sensitivitas kuat dalam merangkai adegan dramatis, entah bernuansa
bahagia, romantis, atau sedih, menampilkannya secara indah, yang menguatkan deretan kalimat manis dari naskah ciptaannya. Ketika Woo-yeon
berkata bahwa separuh populasi wanita di seluruh Korea tak berarti sebab mereka
bukanlah Seung-hee, atau sewaktu konklusinya menyingsing, saya bagai diajak
mengenang beberapa memori pribadi, mengiyakan, sambil mengangguk dengan senyum
di bibir dan air mata yang mengalir, bahwa sejatinya cinta memang indah.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
5 komentar :
Comment Page:Bang nonton dimana itu?
Senin kemarin Premiere. Tayang di cgv & cinemaxx mulai rabu
Wiihhh, 4,5... Keren kayaknya nih. Semenjak di Strong Woman Do Bong Soon, ane suka Park Bo Young
Bener sih, arahnyabbisa ditebak. Tapi yg bikin sweet itu momen momennya mereka,waktu won hee liat sung hee pertama kali juga pas terakhir bilang terimakasih itu. Nice.
Saya kira endingnya mau kaya the graduate atau you are the Apple of my eye
Posting Komentar