ON YOUR WEDDING DAY (2018)

5 komentar
Industri perfilman Korea Selatan makin melesat pesat. Film dengan substansi mendalam berjaya di festival tingkat dunia, sementara blockbuster-nya membesar, baik dari skala maupun kualitas. Tanpa sadar, semakin jarang pula kita mendapat romansa melodrama yang dahulu menata citra sinema Korea di mata dunia. Sehingga On Your Wedding Day yang kembali mempertemukan Park Bo-young dan Kim Young-kwang sejak Hot Young Bloods (2014) pun bagai penyegaran. Sebuah film yang mengedepankan pesona kedua pemeran utama serta pemahamannya soal hubungan percintaan.

Segalanya amat sederhana, dan bakal mudah menebak peristiwa-peristwa apa yang hendak menyusul. Tapi keberhasilan menciptakan pasangan yang lovable, juga kepiawaian Lee Seok-geun—yang baru menjalani debut penyutradaraan di sini—membungkus momentum, kesan formulaik bukan lagi masalah. Bagai tengah dimabuk asmara, enggan memusingkan hal-hal di depan, memilih terhanyut bersama aliran momen yang kelak membentuk kenangan.

Kita diperkenalkan pada Hwang Woo-yeon (Kim Young-kwang), siswa biang onar yang selalu berkelahi, dan selalu berujung menerima hukuman para guru. Suatu hari, di tengah “rutinitas” tersebut, dia bertemu siswi pindahan bernama Hwan Seung-hee (Park Bo-young). Seung-hee sendiri bukan gadis yang inferior di hadapan Woo-yeon. Walau cerdas, rajin, pula punya nilai baik, ia gemar membolos, secara kasual membicarakan hal-hal “jorok” bahwa menjadikannya bahan candaan hingga membuat wajah Woo-yeon si pembuat masalah sekolah merah padam.

Tapi itulah alasan Woo-yeon terpikat pada Seung-hee, dan saya terpikat pada kebersamaan mereka. Keduanya mengobrol, melakukan kenakalan, tertawa, bertengkar (in a cute way), dan terpenting, sadar atau tidak, saling memperbaiki satu sama lain. Woo-yeon terdorong untuk berhenti berkelahi bahkan belajar keras agar diterima di universitas ternama demi Seung-hee, sedangkan Seung-hee menyadari bahwa Woo-yeon selalu bersamanya kala ia menghadapi bermacam kesulitan. Elemen itu cukup menjadi pondasi bagi konflik berikutnya. Seperti telah diungkap tagline di poster, akan tiba saat Woo-yeon mesti mengejar cintanya selama 10 tahun. Ya, Woo-yeon dan Seung-hee terpisah, tapi berkat permainan misterius bernama “takdir”, mereka bertemu lagi, terpisah lagi, bertemu lagi, dan seterusnya. Tapi Woo-yeon tetap menanti.

Merangkum proses satu dekade, yang pastinya melibatkan banyak peristiwa, naskah buatan Lee Seok-geun menjatuhkan pilihan tepat pada hal mana yang perlu dan tidak perlu dimasukkan. Tidak ada yang terbuang percuma ketika tiap adegan berperan melengkapi proses dua tokoh utama, baik sebagai pasangan atau individu manusia, khususnya kala di usia dewasa, mereka mulai menyadari bahwa sebuah hubungan lebih dari sekedar kencan demi kencan. On Your Wedding Day tahu mengapa hubungan romansa terasa indah, menyakitkan, dan terpenting, layak diperjuangkan. Dan di satu titik, perjuangan itu bukan soal “mengejar cinta”, melainkan merelakannya, yang mana merupakan perjuangan terberat. Film ini memahami pentingnya memori, baik yang bersifat abstrak alias hanya ada dalam ingatan, atau konkret berbentuk tanda mata.

Hanya terdapat satu masalah di sini. Filmnya terlalu mencerminkan karakter-karakternya. Sehingga saat jiwa mereka tidak lagi membara, terjerumus menuju masa gelap (yang urung menjadi terlampau gelap), juga kehilangan tawa, energi milik On Your Wedding Day turut melemah. Untungnya duet Park Bo-young-Kim Young-kwang mempunyai cukup kekuatan untuk mengangkat filmnya. Di balik sosoknya sebagai biang onar, Young-kwang mampu meyakinkan saya bahwa kengototannya bukan ekspresi obsesi terhadap si wanita pujaan, melainkan ungkapan cinta tulus. Sedangkan Bo-young dengan kemampuan menangani tokoh dengan kepribadian kaya warna menjadikan Seung-hee sosok yang pantas diperjuangkan.

Penyutradaraan Seok-geun memancarkan sensitivitas kuat dalam merangkai adegan dramatis, entah bernuansa bahagia, romantis, atau sedih, menampilkannya secara indah, yang menguatkan deretan kalimat manis dari naskah ciptaannya. Ketika Woo-yeon berkata bahwa separuh populasi wanita di seluruh Korea tak berarti sebab mereka bukanlah Seung-hee, atau sewaktu konklusinya menyingsing, saya bagai diajak mengenang beberapa memori pribadi, mengiyakan, sambil mengangguk dengan senyum di bibir dan air mata yang mengalir, bahwa sejatinya cinta memang indah.  

5 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

Bang nonton dimana itu?

Rasyidharry mengatakan...

Senin kemarin Premiere. Tayang di cgv & cinemaxx mulai rabu

wins mengatakan...

Wiihhh, 4,5... Keren kayaknya nih. Semenjak di Strong Woman Do Bong Soon, ane suka Park Bo Young

Unknown mengatakan...

Bener sih, arahnyabbisa ditebak. Tapi yg bikin sweet itu momen momennya mereka,waktu won hee liat sung hee pertama kali juga pas terakhir bilang terimakasih itu. Nice.

Unknown mengatakan...

Saya kira endingnya mau kaya the graduate atau you are the Apple of my eye