JCW 2018 - THE CRIMES THAT BIND (2018)
Rasyidharry
Desember 10, 2018
Hiroshi Abe
,
Japanese Movie
,
Junpei Mizobata
,
Katsuo Fukuzawa
,
Lee Jeong-mi
,
Mystery
,
Ran Itô
,
REVIEW
,
Thriller
3 komentar
Saya belum pernah membaca satu pun seri
novel misteri Kyoichiro Kaga karya
Keigo Higashino, yang merupakan sumber adaptasi bagi film ini serta dua film
televisi, serial satu musim berjumlah 10 episode, dan satu film layar lebar
lain berjudul The Wings of the Kirin (2012).
Tapi sejak kecil saya gemar membaca manga
bertema detektif, khususnya The
Kindaichi Case Files alias Detektif
Kindaichi. Dan The Crimes That Bind
memunculkan lagi ketegangan dan perasaan bersemangat seperti saat membaca
karya-karya kolaborasi Yozaburo Kanari dan Fumiyo Sato dahulu.
Ada puzzle rumit berdaya tarik
tinggi, pembunuh dengan masa lalu tragis yang kemungkinan bakal menarik simpati
penonton, dan terpenting, berbeda dibanding jajaran kompatriotnya dari Barat, Katsuo
Fukuzawa (I Want to Be a Shellfish) selaku
sutradara, tahu cara menjadikan tiap pengungkapan dan kejutan tampil dramatis,
bahkan saat penonton sudah bisa meraba beberapa bagiannya.
Filmnya dibuka oleh cerita mengenai
wanita misterius bernama Yuriko Tajima (Ran Itô), yang meninggalkan rumah tanpa
alasan jelas untuk tinggal sendirian di dekat laut dan bekerja di sebuah bar. Suatu
hari ia meninggal akibat gagal jantung. Sang putera, Kyoichiro Kaga (Hiroshi
Abe), yang tak selama ini tak tahu keberadaan sang ibu pun datang, kemudian
memutuskan mencari seorang pria yang sempat menjalin asmara bersama Yuriko
sebelum kematiannnya. Kyoichiro ingin tahu apa yang terpendam dalam hati
mendiang ibunya, termasuk alasannya kabur dari rumah.
Enam belas tahun berselang,
ditemukan mayat wanita di kamar seorang pria. Tubuh wanita itu telah membusuk
karena dibiarkan teronggok selama 20 hari. Detektif yang ditugaskan mengusut
kasus tersebut, Yuhei Matsumiya (Junpei Mizobata), curiga akan adanya
keterkaitan dengan kematian seorang pria yang tewas dicekik lalu dibakar (wanita
itu juga tewas dicekik). Sewaktu Yuhei meminta bantuan Kyoichiro, terungkap
bahwa dua misteri yang terpisah selama lebih dari satu dekade rupanya saling
terikat.
Laju awal The Crimes That Bind sebenarnya kurang mulus. Pilihan gaya berupa
pemakaian tulisan guna mendeskripsikan situasi alih-alih menuturkannya
lewat penceritaan layak, meski membantu menyederhanakan misteri sekaligus mempersingkat
durasi, juga terasa mengganggu. Apalagi bantuan yang diberikan tak seberapa
besar karena penuturan investigasinya sendiri amat terbata-bata di awal. Presentasi
terhadap beberapa fakta dilakukan secara kurang jelas, sehingga babak
pertamanya memaksa penonton memeras otak lebih keras dari seharusnya.
Beruntung, pelan-pelan, pijakan
berhasil ditemukan. Investigasi semakin memikat sewaktu cara bercerita dari
naskah karya Lee Jeong-mi pun semakin rapi. Tidak lupa pula Jeong-mi menebar twist mengejutkan di beberapa bagian.
Saya pun merasa lebih terfasilitasi dan terdorong untuk terlibat memecahkan
kasus, khususnya berkat banyaknya variasi teka-teki yang naskahnya miliki. Dari
mencari identitas, mengamati setumpuk foto, tulisan selaku pesan kematian, dan
banyak lagi. “Repetisi” tidak ada dalam kamus film ini.
Serupa banyak film detektif, third act yang bertindak selaku
pengungkapan fakta, bergulir terlampau panjang. Tapi dalam konteks film ini,
masalah itu bisa dimaafkan, karena ketimbang penjelasan fakta berbelit, klimaksnya
dipakai menggali kisah emosional mengenai masa lalu si pelaku. Pemotongan
sekitar tiga menit (cukup panjang di dunia film) takkan berakibat buruk, namun besarnya
dampak rasa yang dihasilkan adalah bayaran yang setimpal. The Crimes That Bind merupakan kombinasi menghibur antara
penelusuran misteri berdaya cengkeram tinggi dengan elemen drama keluarga
menyentuh hati.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
3 komentar :
Comment Page:Eem, mengingatkan akan Kindaichi seri pertama ya, jadi sangat tertarik nih :)
Teka teki rumit, ditambah pengungkapan dramatis memang agak jarang ditemukan di film detektif sekarang.
Yozaburo Kanari sensei memang salah satu penulis mosteri terbaik yang saya tahu, itu terbukti biarpun Kindaichi tetap berlanjut hingga sekarang tetap tak semenarik dulu
Bener itu, Kindaichi sekarang jadi macam Conan KW sekian. Cerita flat, kasus bosen, artwork juga jadi terlalu "lembut".
Yah seenggaknya enakan nggikutin kindaichi drpd detektif"manusia sempurna"
Posting Komentar