EXTRACTION (2020)
Rasyidharry
April 25, 2020
Action
,
Chris Hemsworth
,
Golshifteh Farahani
,
Lumayan
,
Newton Thomas Sigel
,
Randeep Hooda
,
REVIEW
,
Rudhraksh Jaiswal
,
Russo Brothers
,
Sam Hargrave
2 komentar
Blackhat (2015), The
Huntsman: Winter’s War (2016), 12
Strong (2018), sampai Men in Black:
International (2019). Pencarian Chris Hemsworth terhadap “kendaraan” lain
yang bisa ditungganggi guna menjaga
eksistensinya sebagai sosok tangguh di ranah blockbuster Hollywood di luar MCU tidak berlangsung mulus. Tapi Extraction bisa jadi jawaban. Adaptasi
novel grafik Ciudad ini sejatinya
sudah memperoleh pendanaan sejak 2013, sebelum Russo Bersaudara menuliskan
sejarah mereka di skena film buku komik lewat Captain America: The Winter Soldier (2014).
Russo Bersaudara berkolaborasi
dengan Ande Parks, Fernando Leon Gonzalez, dan Eric Skillman kala membuat Ciudad. Sedangkan untuk filmnya, keduanya
menjabat sebagai produser, sementara Joe menulis naskahnya seorang diri. Kursi
penyutradaraan diserahkan pada Sam Hargrave, yang merupakan stunt coordinator di Captain America: Civil War (2016) dan Avengers: Endgame (2019). Hargrave pun
melanjutkan tren positif para ahli stunt yang
mampu melahirkan film aksi mumpuni sebagai sutradara.
Hemsworth memerankan Tyler Rake,
mantan anggota SASR (Special Air Service
Regiment) yang kini beralih profesi sebagai prajurit bayaran. Kali pertama
kita melihatnya, Rake terjun dari tebing setinggi 30 meter, lalu duduk beberapa
lama di dasar air seperti sedang bermeditasi. Adegan tersebut membawa sebuah
pernyataan: He’s a badass. Seorang badass yang terluka, sebab di saat
bersamaan, keping-keping memori yang kabur menghampirinya. Memori menyedihkan
mengenai sesosok bocah. Tidak perlu menunggu filmnya menjabarkan untuk tahu
bahwa bocah itu adalah putera Rake yang telah tiada.
Melalui Nik Khan (Golshifteh
Farahani), Rake menerima tawaran pekerjaan guna menyelamatkan Ovi (Rudhraksh Jaiswal),
putera drug lord terbesar India, yang
diculik oleh drug lord terbesar
Bangladesh, Amir (Priyanshu Painyuli). Dengan kata lain, sebuah misi bunuh
diri. Dan Rake menerimanya tanpa pikir panjang, memancing kekhawatiran Nik,
bahwa ia memang ingin tewas dalam misi.
Tapi tenang saja. Rake tidak bisa
tewas segampang itu, sekalipun ia menginginkannya. Rake merupakan one-man army yang dapat membabat habis
puluhan pasukan yang terdiri atas gembong narkoba, polisi, sampai segelintir
bocah yang terjebak kehidupan keras di jalanan Bangladesh. Kapasitas fisik
Hemsworth pun tak perlu diragukan (Hey,
he’s the God of Thunder), namun yang membuatnya spesial adalah keberhasilannya
memanusiakan Tyler Rake di tengah kemampuan bertarungnya yang tak manusiawi.
Hemsworth bukan aktor laga 80-90an yang berjibaku seorang diri sambil memasang
wajah santai. Dia bisa kepayahan, juga bisa kesakitan.
Hemsworth merupakan sosok sempurna
untuk mewujudkan visi Hargrave menciptakan aksi beroktan tinggi yang bergerak
cepat, brutal, penuh momen-momen menyakitkan yang bisa membuat penonton
membayangkan dampak dari pukulan dan benturan. Bermodalkan deretan aksi intens
tersebut, Extraction mampu menjaga
atensi, walau momen-momen dramatis yang diselipkan Joe Russo di sela-sela
pertempuran terlalu hampa untuk bisa menambah bobot emosi, dan justru kerap
menurunkan dinamika.
Tapi tidak diragukan lagi, prestasi
terbesar Hargrave tentu saja diperlihatkan sekuen single take berdurasi hampir 12 menit, yang biarpun tak sepenuhnya
rapi (kalau anda perhatikan, beberapa jahitannya tampak cukup jelas), punya
kompleksitas serta skala yang mencengangkan. Saya mengira teknik itu bakal
berhenti selepas kejar-kejaran di jalanan Bangladesh berakhir, tapi tidak. Hargrave,
dibantu tata kamera garapan Newton Thomas Sigel (Drive, X-Men: Days of Future Past, Bohemian Rhapsody), mengajak
penonton memasuki bangunan bertingkat, silih berganti memasuki satu per satu
ruangan sambil berganti fokus karakter, bahkan melompati atap gedung.
Sekuen itu bukan sebatas “pokoknya
tidak putus”, tapi turut diisi koreografi kompleks yang akan menciptakan
perbadingan dengan trilogi John Wick,
pula detail-detail yang membuat latarnya terasa hidup, dari masyarakat yang
memberikan respon, sampai kendaraan-kendaraan di tengah jalan yang acap kali
terlibat langsung dalam perkelahian. Ditutup oleh klimaks bombastis yang juga memberi kesempatan pada Randeep Hooda
(memerankan Saju selaku anak buah ayah Ovi) memamerkan ketangguhan yang tidak
kalah dari Hemsworth, Extraction semakin
menegaskan bahwa masa depan genre film aksi modern Hollywood terletak di tangan
jagoan-jagoan dari balik layar yang selama ini kurang mendapat sorotan secara
layak.
Available on NETFLIX
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:penasaran kalo hermsworth yg jadi lead actor di john wick...bakal kebih gila dan fast-pace tiap fighting scene nya
CUMAN DIKASIH BINTANG 3,5 ????? YANG NGEREVIEW GOBLOK BIN TOLOL BIN OTAKNYA ISINYA JEMBUT. HARUSNYA BINTANG 4 LAH GOBLOKKKKKKK.. FILM KEREN CUMA DIKASIH BINTANG 3
Posting Komentar