BAD EDUCATION (2019)
Rasyidharry
Mei 25, 2020
Allison Janney
,
Biography
,
Cory Finley
,
Hugh Jackman
,
Lumayan
,
Michael Abels
,
Mike Makowsky
,
REVIEW
5 komentar
Frank Tassone (Hugh Jackman), selaku pengawas Roslyn School
District mampu membawa SMA Roslyn bertengger di peringkat keempat nasional,
yang meningkatkan harga properti di Long Island, sebab orang tua
berbondong-bondong menyekolahkan putera-puteri mereka di sana demi terbukanya
jalan diterima di jajaran universitas Ivy League. Frank juga piawai memotivasi murid-murid,
hafal nama serta kelas yang mereka ambil,pun ingat bahwa salah satu siswi
merupakan adik seorang alumni. Frank selalu memakai setelan berkelas, rambutnya
tertata rapi, wajahnya rupawan berkat berbagai perawatan termasuk operasi
plastik.
Semua tampak sempurna bagi Frank maupun lingkungannya. Tapi
itu mengingatkan kita pada beberapa hal: a) Tidak ada yang sempurna; b) Ambisi
berlebih akan kesempurnaan kerap berujung bencana; c) Selalu ada dua sisi koin.
Sebagai pengawas, Frank mendapat bantuan dari asistennya, Pam
Gluckin (Allison Janney dalam satu lagi penampilan superiornya), yang mengurusi
finansial. Tidak butuh waktu lama sampai terungkap jiwa Pam menyalahgunakan
wewenang tersebut. Dia memiliki banyak properti mewah, pula kerap menjalani
liburan mahal bersama keluarga, walau cuma memperoleh apa yang Frank sebut
sebagai “glorified teacher’s salary”.
Ya, Pam memakai uang sekolah demi kepentingan pribadi, lalu
memanipulasi laporan keuangan, yang menjelaskan mengapa atap gedung selalu
bocor walau biaya perawatan yang diajukan amat tinggi. Sampai sebuah kesalahan
bodoh dari puteranya, yang Pam minta untuk merenovasi rumah, memancing
kecurigaan direksi. Mereka pun melapor pada Frank.
Frank si pengawas tanpa cela. Frank yang berparas rupawan.
Frank yang begitu peduli pada murid-muridnya, baik yang masih sekolah atau
telah lulus. Wajah jajaran direksi mempercayainya. Mendengar perbuatan Pam,
Frank terkejut. Tapi benarkah ia tidak tahu?
Dari sini, naskahnya (adaptasi artikel The Bad Superintendent karya Robert Kolker), yang ditulis oleh Mike
Makowsky selaku mantan murid Frank di dunia nyata sekaligus saksi hidup skandal
tersebut, secara cerdik bermain dengan pilihan narasinya. Karena didasari
peristiwa nyata, bukan spoiler jika
saya menyebut bahwa Frank tidak sesuci kelihatannya. Dan saya yakin banyak
penonton sudah mencium gelagat tersebut berdasarkan beberapa petunjuk subtil
yang filmnya tanam. Menjadikan Frank seolah tak bersalah di awal kisah
merupakan keputusan tepat. Sewaktu kebenaran akhirnya terungkap, itu bukan
berfungsi sebagai twist yang hendak
mengejutkan penonton, namun membangun nuansa dramatis dalam titik balik
ceritanya.
Saat itulah senyum hangat sang superintendent mulai berevolusi jadi seringai yang cukup
menyeramkan. Kharisma dari senyuman itu mejadi intimidasi, tatkala Jackman,
dalam salah satu penampilan terbaik sepanjang karir, menghadirkan akting kaya
di mana kedua sisi berlawanan milik Frank mampu dipresentasikan sama kuatnya.
Tapi bagaimana mungkin Frank, dengan segala kecerdikannya,
mampu diungkap kejahatannya? Anda ingat di paragraf awal saya menyebut tentang
seorang siswi yang dikenali Frank sebagai adik mantan muridnya? Namanya Rachel
Bhargava (Geraldine Viswanathan). Dia adalah anggota kelab ekstrakurikuler
jurnalistik, yang ditugaskan menulis artikel tentang pembangunan jembatan udara
di sekolah. Rachel sempat mewawancarai Frank, meminta sang pengawas
menyampaikan komentar singkat. Seperti biasa, Frank berusaha memotivasi anak
didiknya. Didorongnya Rachel agar menggali kisahnya secara lebih dalam.
Ironisnya, dorongan itu menggali lubang kubur Frank sendiri.
Bad Education memang dipenuhi ironi serta sense of tragedy, yang turut diwakili scoring gubahan Michael Abels (Get Out, Us), yang sesekali menyiratkan impending doom yang menghantui, sedangkan
di lain waktu terdengar bagai keruntuhan dramatis suatu skema kecurangan. Saat
Rachel menyetorkan draf pertama yang
menyoroti biaya berlebih proyek jembatan udara, tulisannya ditolak oleh ketua
kelab, yang kemudian menggantin framing artikel
menjadi antusiasme siswa menyambut proyek tersebut. Acap kali citra memang
lebih dipentingkan ketimbang kebenaran. Ini adalah hasil dari komersialisasi
pendidikan, baik demi menebalkan saku pribadi atau prestise, yang berujung
menghancurkan esensi pendidikan itu sendiri.
Cory Finley selaku sutradara mampu membawa Bad Education bergerak dalam pace yang nyaman dinikmati, dengan
ketepatan kadar dramatisasi. Kesuksesan menangani film berbasis kisah nyata
dengan pendekatan serealis mungkin merupakan pencapaian bagi sineas yang angkat
nama melalui komedi hitam seperti Thoroughbreds
(2017) ini, membuktikan luasnya jangkauan Finley dalam berkarya.
Tapi seperti saya, mungkin anda bakal merasa ada bumbu yang
kurang dalam film ini. Bad Education mengambil
jalan tengah, berniat menyeimbangkan elemen investigasi (khususnya pesan
tentang bagaimana investigasi kecil berupa surat kabar siswa sanggup mengungkap
skandal besar yang menghebohkan negeri), dengan fokus terhadap sisi personal
Frank. Sayangnya tak satu pun mencapai potensi maksimal. Intensitas investigasi
urung memuncak, pun terkesan ambigu apakah kita diajak bersimpati pada Frank,
mengutuk, atau keduanya. Pun bentuk Bad
Education tak pernah seutuhnya jelas. Murni suguhan dramatik, atau komedi
gelap (walau ada usaha menyasar bentuk yang kedua).
Available on HBO GO
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
5 komentar :
Comment Page:Kira-kira apa tips dari seorang Hugh Jackman bisa meninggalkan persona Logan ketika bermain film non X-men? RDJ aja kadang2 masih kelihatan persona tony stark pas main di sherlock atau doolittle.
Pure style. Dari zaman dulu RDJ emang gayanya gitu kecuali di film-film yang lebih serius/dark. Jackman menyesuaikan ke karakter Wolverine, sebaliknya RDJ direkrut karena gayanya cocok sama Tony Stark
sebelum jadi tony stark, RDJ emang gitu2 aja acting-nya, ga banyak berubah, kaya johnny depp yg meranin apapun pasti flamboyannya kerasa sama
terim kasih mas terus menulis ulasan film yang bagus!
Oh I see.. Jackman sebetulnya tipe yang om om berwibawa ya. Kayak di Greatest Showman, Prisoner, Bad Education, Real Steel, The Prestige, Eddie the Eagle.
Posting Komentar